Beranda > Agama, Artikel, ISLAM, Perbandingan agama > Hindu dan Islam Ternyata Sama ?

Hindu dan Islam Ternyata Sama ?

Hindu dan Islam ternyata memang sama ? Kebanyakan umat Hindu dan umat Islam mungkin juga akan terkejut membaca kalimat tersebut, seperti juga saat membaca tulisan saya tempo hari Muhammad adalah nabi umat Hindu ?. Tulisan ini memang saya buat sebagai kelanjutan dari tulisan itu yg memang sudah saya janjikan untuk saya buatkan kelanjutannya

Mungkin tidak seorangpun yg pernah membayangkannya, tidak juga saya sendiri. Hal ini saya dapatkan dalam sebuah ceramah dari Dr. Zakir Naik, seorang ulama perbandingan agama kelas dunia yg berasal dari India, seorang ulama yg terkenal sangat brillian, dimana dalam setiap ceramah ataupun diskusi/debat ilmiah tentang agama, dia selalu dapat menyebutkan dalil2x yg tepat untuk setiap permasalahan yg merujuk pada kitab2x suci agama Islam, Yahudi, Kristen, dan Hindu, dimana semuanya dia menyebutkan secara hapal diluar kepala, dan dilakukan di hadapan masing2x umat agama2x tersebut termasuk ulama2x dan pendeta2xnya.

Hal itu tidak mungkin berani ia lakukan kalau memang tidak mempunyai kemampuan untuk memahami & menghapal masing2x kitab suci tersebut (meskipun mungkin utk kitab2x selain Al-Qur’an tidak 100% hafal). Itupun mungkin masih ada kitab2x agama lain lagi yg juga ia juga paham & hapal isinya, misalnya kitab2x agama Budha, yg hal ini belum saya ketahui karena belum pernah melihat ceramahnya atau debat ilmiah religi-nya yg berhubungan dg agama Budha, kalau yg berhubungan dg agama Islam, Kristen, Yahudi, dan Hindu, saya sudah melihatnya sendiri.

Ada satu hal yg menjadi dasar apabila kita ingin untuk mengetahui ajaran dari suatu agama dg lebih baik, yaitu dari kitab suci-nya.

Ya benar, kitab suci-nya. Hal ini juga membuat saya teringat saat SD dulu pernah diajarkan bahwa

syarat sebuah ajaran/kepercayaan dapat dikatakan sebagai agama, adalah adanya kitab suci.

Tanpa itu tidak layak sebuah ajaran/kepercayaan dipandang sebagai sebuah agama.

Orang dapat mengatakan agamanya mengajarkan ini dan itu, bahwa mereka harus mempercayai dan melakukan ini dan itu, tapi jika itu semua ternyata berbeda atau bertentangan dg apa yg disebutkan dalam kitab sucinya, maka semua yg dipercayai atau dijalankan itu mungkin saja tidak akan ada gunanya. Karena dalam agama apapun selalu ada (sedikit atau banyak) pengaruh kebudayaan atau bahkan pemikiran/ajaran yg dianggap orang menjadi bagian dari ajaran agama tsb, tapi ternyata bukan seperti itu yg diajarkan dalam kitab sucinya. Dan ternyata bila kita membaca dan mempelajari suatu agama langsung dari kitab sucinya, kita akan menemui hal2x yg sangat menarik yg mungkin sangat berbeda dari pemahaman kita semula tentang suatu agama, seperti yg sudah dilakukan dg sangat baik oleh ulama2x besar perbandingan agama seperti Ahmed Deedat dan Zakir Naik, seperti topik utama yg akan kita bahas dalam tulisan ini.

Definisi Hindu

Agama Hindu adalah sebuah agama yg berasal dari daratan India, kemudian baru menyebar ke seluruh dunia. Sesungguhnya kata Hindu memiliki definisi geografis, yaitu orang atau keadaan orang yg menghuni di sekitar sungai Sindu. Menurut ahli sejarah, kata Hindu pertama kali dipergunakan oleh orang Persia ketika pertama datang ke India melalui jalan sebelah barat laut Himalaya. Menurut Encyclopedia of Religion and Ethics vol. 6 ref 699 : kata Hindu tidak ada disebutkan dalam setiap literatur India, bahkan dalam kitab sucinya sendiri sebelum orang Muslim datang ke India.

Menurut Jawaharlal Nehru dalam bukunya : Discovery of India page : 74 – 75 –> kata Hindu pertama kali digunakan pada abad ke 8 pada masa Persia, dan tidak pernah digunakan untuk menerangkan pengikut agama tertentu, tapi untuk menunjukkan suatu komunitas masyarakat. Dan kata Hindu pertama kali digunakan oleh orang Inggris untuk menunjukkan kepercayaan sebagian besar orang India.

Menurut Encyclopedia Britanica vol. 20 Ref. 581 : kata Hindu pertama kali digunakan oleh penulis Inggris pada tahun 1830 untuk menggambarkan keadaan dan kepercayaan orang India. Dan karena berasal dari orang Inggris, maka kata itu sekarang menjadi bahasa Inggris.

Sebenarnya orang Hindu terpelajar keberatan thd penggunaan kata itu, karena menurut mereka itu salah kaprah. Seharusnya nama agama Hindu adalah : Sanata Dharma (agama yg abadi), Vedic Dharma (agama Weda), atau Vedantist (pengikut Weda). Hal ini karena kata Sanata Dharma, Vedic, ataupun Vedantist memang ada tersebut dalam kitab2x suci Hindu. Apalagi saat ini agama Hindu sudah menyebar ke seluruh dunia, bukan hanya menjadi kepercayaan yg dianut oleh orang India saja.

Definisi Islam

Islam berasal dari kata bahasa arab “salam” yg artinya “damai”, atau kata “Slim” yg artinya penyerahan diri pada Tuhan. Jadi Islam berarti : kedamaian yg didapat karena penyerahan diri pada Tuhan. Dan semua yg menyerahkan diri kepada Tuhan disebut muslim.

Kata Islam banyak terapat dalam Qur’an dan hadits nabi spt di QS. Al-Baqarah(2) : 208, sedangkan kata muslim banyak juga terdapat dalamQur’an & hadits spt pada QS. Ali Imran(2) : 64

Sebenarnya menurut kepercayaan agama Islam, adalah salah kalau mengatakan Islam adalah sebuah agama yg didirikan oleh nabi Muhammad. Islam sudah ada sejak dahulu, sejak manusia pertama ada di bumi ini. Nabi Muhammad bukanlah pendiri Islam, melainkan penutup para nabi. Jadi sebelum nabi Muhammad telah ada banyak nabi2x yg lain yg juga mengemban amanat Tuhan untuk menyebarkan ajaran agama dari Tuhan.

Konsep Tuhan dalam Hindu

Menurut orang Hindu awam, Tuhan bisa ada 1, 10 ,100, 1000, atau mungkin sejuta.

Tapi kalangan Hindu yg terpelajar (umat Hindu yg mempelajari kitab suci & sejarah Hindu) akan mengatakan bahwa ajaran Hindu hanya percaya pada satu Tuhan.

Kebanyakan umat Hindu menganut paham Phanteism/Fantaisme (Pancaran), yaitu “Everything is God” (semua adalah Tuhan). Matahari, bulan, bintang, bahkan ular-pun dianggap Tuhan. Sedang umat Islam menganut paham “Everything is God’s” (semuanya milik Tuhan). Pohon, manusia, bumi, bulan, bintang, dll. semua adalah milik Tuhan. Dalam Hindu –> God, dalam Islam –> God’s, perbedaannya hanya pada “’s”. Maka jika umat Hindu & Islam sepakat pada “’s” ini maka mereka akan bersatu.

Kitab suci Hindu

Kitab Hindu terbagi dalam 2 kategori besar, yaitu : Sruti dan Smiriti. Sruti = sesuatu yg diturunkan, yg didengar, yg dirasakan, dan yg dipahami. Inilah yg diakui oleh cendekiawan Hindu sebagai wahyu Tuhan dan derajatnya lebih tinggi dari kitab2x lain. Sruti terbagi dua yaitu : Weda dan Upanishad.

Veda diambil dari kata sansekerta “ved” yg artinya : pengetahuan. Jadi Weda artinya : pengetahuan yg sangat mulia.

Veda dibagi menjadi :

  • Rigveda –> inti weda
  • Yajurveda –> tentang mantra
  • Samaveda –> tentang melodi
  • Atharva veda –> formula magis

Veda dianggap paling dijamin keasliannya & paling di kramatkan, serta dianggap bernilai wahyu dari Tuhan.

Usia yg pasti dari kitab ini tidak ada yg tahu, ada bermacam-macam pendapat. Dari yg bilang sudah 1310 juta tahun, sampai ada juga yg mengatakan hanya sekitar 400 tahun saja. Siapa yg menulis, diturunkan pada siapa, kapan pertama kali diturunkan, tidak ada yg tahu.

Kitab “kelas dua” setelah Sriti adalah Smriti. Smriti artinya ingatan. “sm” berarti mengingat. Cendekiawan Hindu mengatakan kitab ini bukan dari Tuhan, tapi buatan manusia sebagai petunjuk hidup sehari-hari. Ada juga kitab itihas – epik, ada 2 epik besar yaitu : Ramayana & Mahabarata yang mengisahkan tentang peperangan.

Ayat2x tentang Tuhan dalam kitab Hindu

Dalam kitab Upanishad :

  • Chandogya Upanishad Ch. 6 Sec. 2 V. 1 menyatakan bahwa Tuhan hanya ada satu.
  • Shvetashatara Upanishad Ch. 6 V. 9 menyatakan bahwa Tuhan itu tidak punya ibu dan bapak, Dia tidak punya tuan dan pelindung.
  • Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19 menyatakan bahwa Tuhan itu tidak ada sesuatupun yg menyerupai Dia
  • Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19 menyatakan bahwa Tuhan tidak bisa dilihat. Tidak ada orang yg mampu melihat dg mata.

Dalam kitab suci Hindu yg paling sering dibaca orang yaitu Bhagavad Gita :

  • Bhagavat Gita Ch. 10 V. 3 menyatakan bahwa Dia tidak dilahirkan, tak ada permulaan, Tuhan seru sekalian alam.

Dalam kitab utama Hindu, Veda :

  • Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan, Dia tidak pernah dilahirkan, Dia yg berhak disembah
  • Yajurveda Ch. 40 V. 8 menyatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan dia suci
  • Yajurveda Ch. 40 V. 9 menyatakan bahwa “Andhatma pravishanti” artinya memasuki, dan “assambhuti” artinya benda/alam seperti api, air, dan udara. Maksudnya mereka yg menyembah benda/alam spt api, air, udara, telah masuk kedalam kegelapan
  • Atharvaveda Bk. 20 Hymn 58 V. 3 menyatakan bahwa sungguh Tuhan itu Maha Besar
  • Pada Rigveda yg dianggap paling suci, pada Rigveda Bk. 1 Hymn 64. V. 46 dinyatakan : Tuhan itu Maha Esa, panggillah Dia dg berbagai nama. Di Islam juga ada 99 nama untuk Tuhan yang satu.
  • Juga diulangi pada Rigveda Bk. 10 Hymn 114 V. 5 menyatakan Tuhan itu satu tapi Dia disebut dg nama yg bermacam-macam
  • Pada Rigveda Bk. 2 Hymn 1 menyatakan bahwa ada 33 nama yg ditujukan pada Tuhan, diantaranya :
    • Rigveda Bk. 2 Hymn 1 V. 3 : Brahama (pencipta), bahasa arabnya Choliq. Umat muslim tidak keberatan kalau Allah dipanggil dg Khalik atau Creator, atau Brahama. Tapi kalau orang menyebutkan Brahama itu adalah Tuhan yg berkepala 4 dg mahkota, umat muslim sangat tidak setuju.
    • Shvetashvatara Upanishad Ch. 4 V. 19 menyatakan tidak ada satu makhlukpun yg menyerupai Tuhan.
    • Rigveda Bk. 2 Hymn 1 V. 3 : Vishnu (Wishnu) artinya Sustainer (pemelihara alam), yg memberi rizki. Bahasa arabnya adalah “Rabb”. Orang muslim tidak keberatan Allah disebut Rabb, Vishnu, Sustainer, Cheriser. Yg jadi masalah adalah Vishnu adalah Tuhan yg punya 4 tangan, tiap tangan memegang cakra, tangan kirinya memegang rumah kerang, menaiki seekor burung garuda sambil bersandar pada gulungan ular. Umat muslim tidak bisa menerima itu.
  • Apalagi Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan
  • Rigveda Bk. 1 Hymn 1 V. 1 menyebutkan : kami tidak menyembah kecuali Tuhan yg satu
  • Rigveda Bk. 6 Hymn 45 V. 6 menyebutkan “sembahlah Dia saja, Tuhan yang sesungguhnya”
  • Dalam Brahama Sutra disebutkan : “Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yg kedua. Tuhan tidak berbilang sama sekali”.

Konsep Tuhan menurut Islam

Jawaban terbaik umat Islam tentang Konsep Tuhan adalah apa yg terdapat pada QS. Al-Ikhlas (112) : 1 – 4 :

  • Ayat 1 : Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa”
  • Ayat 2 : Allah tempat meminta segala sesuatu
  • Ayat 3 : Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
  • Ayat 4 : dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia.

Ternyata ayat2x dalam kitab2x Hindu yg disebut diatas tadi mempunyai kecocokan dg apa yg tertulis dalam surat Al-Ikhlas, seperti sebagai berikut :

  • QS. Al-Ikhlas (112) : 1 = Chandogya Upanishad Ch. 6 Sec. 2 V. 1 –> Tuhan hanya satu.
  • QS. Al-Ikhlas (112) : 2 = Bhagavat Gita Ch. 10 V. 3 –> Dia adalah Tuhan semesta alam
  • QS. Al-Ikhlas (112) : 3 = Shvetashatara Upanishad Ch. 6 V. 9 –> Tuhan tidak punya bapak & ibu
  • QS. Al-Ikhlas (112) : 4 = Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19 dan Yajurveda Ch. 32 V. 3 –> tidak ada yg menyerupai Tuhan

Ayat2x dalam QS. Al-Ikhlas dalam Al-Qur’an dan ayat2x dalam kitab2x Hindu tadi adalah merupakan batu ujian terhadap keimanan. Jika ada yg mengatakan bahwa dia atau sesuatu itu Tuhan, masukkan pada ayat2x dari Qur’an dan kitab2x Hindu tadi, bila lulus, maka dia atau sesuatu itu benar adalah Tuhan, tapi kalau gagal maka dia/sesuatu itu bukanlah Tuhan.

Sebagai contoh :

Ada “sebagian” umat Hindu yg menyatakan bahwa Bhagwan Rajneesh adalah Tuhan. Dalam kitab suci Hindu memang tidak ada satupun yg menyatakan dia adalah Tuhan, tapi ada orang2x yg menyatakan dia sbg Tuhan. Untuk mengetahui seseorang/sesuatu adalah Tuhan, masukkan dalam ayat2x tadi, kalau lulus, dia benar Tuhan, kalau tidak berarti dia “Tuhan palsu”.

Al-Ikhlas ayat 1 : dia unik / hanya satu2xnya? Tidak. Masih banyak orang lain yg mengaku sebagai Tuhan. Banyak orang juga menjalani kehidupan seperti dia : makan, minum, tidur, berbicara, dll.

Al-Ikhlas ayat 2 : dia mutlak dan abadi? Tidak. Dia penderita asma, penyakit gula, dan nyeri punggung kronis. Tuhan penyakitan? Dan pada akhirnya dia juga mati seperti manusia lainnya. Tuhan mati?

Al-Ikhlas ayat 3 : dia tidak dilahirkan dan tidak punya ayah-ibu? Dia lahir di India dan punya ayah-ibu. Th 1981 dia pergi ke Amerika dan melakukan ribuan kunjungan di Amerika, kemudian membangun sebuah kota di daerah Oregon yg bernama Rajneesh furm. Tapi kemudian dia ditangkap di Amerika dan pemerintah Amerika menaruhnya di Furmbash. Dan dia mengaku sebagai Tuhan di Amerika. Dan orang yg mengaku Tuhan itu minta rokok ketika di penjara. Tuhan dipenjara? Tuhan minta rokok? Setelah dia kembali ke India, di kota Puna dia kembali membuat markas yg dikenal sbg masyarakat Osho. Di sana ada sebuah prasasti bertuliskan “Rajneesh tidak pernah lahir dan tidak pernah mati, pernah singgah di planet bumi pada tgl 11 des 1991 s/d 19 jan 1990”. Tapi mungkin mereka lupa mencantumkan kalau ia pernah tidak diijinkan masuk ke 21 negara karena tidak punya visa. Tuhan yg menciptakan dunia harus mengemis visa untuk masuk ke negara2x yg terdapat dalam bumi yg telah diciptakan-Nya ?

Al-Ikhlas ayat 4 : tidak ada makhluk yg menyerupai Tuhan. Jadi apapun dan siapapun di jagat raya ini yg dibandingkan dg Tuhan, maka dia bukanlah Tuhan. Rajneesh adalah manusia yg sama dg manusia lain. Makhluk apapun di alam semesta ini tidak ada yg akan lolos dari ayat ini untuk dapat dinyatakan sebagai Tuhan.

Orang Islam memanggil Tuhannya dengan nama “Allah”. Sekalipun kata “Allah” secara umum bisa diartikan sebagai Tuhan, tapi nama ini adalah nama yg unik, benar2x menyatakan ke-esa-an Tuhan, tidak bisa seperti kata “God” dalam bahasa Inggris yg bisa jadi Gods, Godes, God father, God mother, dll. yg tidak dapat digunakan untuk meyatakan ke-esa-an Tuhan. Bahkan kalau dalam bahasa Indonesia kita mengenal dua kata yg berbeda untuk “Tuhan” dan “Dewa”, maka kata “God” dalam bahasa Inggris tidak bisa membedakannya. Misalnya kata “God of gambler” bukan diartikan sebagai Tuhannya penjudi, tapi diartikan sebagai Dewa Judi.

Konsep kehidupan dan kematian dalam Hindu

Umumnya umat Hindu percaya apa yg dinamakan “Samsara”, yaitu perputaran kelahiran & kematian berulang kali, yg dikenal dg nama “Reinkarnasi”. Yaitu orang yang sudah mati rohnya akan berpindah pada sosok lain yang akan lahir kembali di dunia. Bila amalannya baik, maka ia akan terlahir kembali dg kehidupan yg lebih baik, tapi bila amalannya jelek ia akan terlahir kembali dg kehidupan yg buruk atau menjadi makhluk yg lebih rendah derajatnya. Begitulah terjadi berulang kali. Mereka mengatakan konsep Samsara inilah yg dapat menjawab mengapa ada orang yang lahir cacat dan miskin. Sebab untuk apa Tuhan menciptakan orang cacat dan orang miskin di dunia ini? Begitulah kepercayaan umum kebanyakan umat Hindu.

Akan tetapi ternyata hal ini tidak terdapat dalam Weda. Yg disebutkan Weda hanya “Punarjanam” atau hidup berikutnya atau hidup lagi, tapi bukan perputaran hidup-mati.

Para cendekiawan Hindu mengatakan bahwa tidak pernah ada konsep perpindahan roh / reinkarnasi dalam Weda.

  • Rigveda Bk. 10 Hymn 16 V. 4 – 5 berbicara mengenai kehidupan sesudah mati, bukan perputaran hidup-mati.
  • Dalam Weda juga terdapat konsep surga dan neraka yg mirip dg konsep dalam Islam. Surga digambarkan sbg tempat yg sangat indah, banyak mengalir sungai susu, buah2xan bermacam-macam, tempatnya indah, dll. Neraka juga digambarkan mrip dg konsep dalam Islam, dimana neraka digambarkan dg gambaran api, dimana di neraka orang akan mengalami penderitaan.

Konsep kehidupan dan kematian dalam Islam

Terdapat beberapa ayat yg dapat jadi acuan :

  • QS. Al-Baqarah(2) : 28 menyebutkan bahwa manusia pada awalnya adalah mati, kemudian dihidupkan oleh Allah, lalu akan mati dan dibangkitkan kembali.
  • QS. Al-Mulk(67) : 2 menyebutkan bahwa Allah yg menciptakan hidup untuk jadi batu ujian. Hidup ini adalah ujian untuk kesuksesan di akhirat.
  • QS. Ali-Imran (3) : 185 menyebutkan bahwa setiap jiwa akan merasakan mati, pada hari akhir akan diperhitungkan semua amalan manusia. Orang2x yg selamat dari siksa api neraka dan memasuki surga, di sana mereka akan mendapatkan apa yg mereka inginkan di dunia, dunia ini hanyalah berisi permainan dan tipuan belaka.
  • QS. Al-Baqarah (2) : 24 isinya menjelaskan tentang neraka.

Dalam konsep Islam, manusia lahir ada yg kaya, miskin, sehat, cacat, semua adalah ujian bagi manusia. Dan karena ujian yg berbeda-beda itulah kehidupan bisa berlangsung.

Minuman keras dalam Hindu dan Islam

QS. Al-Maidah(5) : 90 menyebutkan larangan terhadap minuman keras, judi, menyembah berhala, mengundi nasib, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan syaitan. Dan menyuruh menjauhi perbuatan itu agar mendapat keberuntungan.

Dalam Hindu ternyata juga ada konsep yg serupa :

  • Minuman keras dilarang dalam kitab2x Hindu : Manusmriti Ch. 9 V. 235, Manusmriti Ch. 11 V. 55, Rigveda Bk. 8 Hymn 2 V. 12, dan banyak lagi bagian yg lain
  • Judi dilarang dalam kitab Weda, misalnya : Rigveda Bk. 10 Hymn 34 V. 3
  • Mengundi nasib dg bermain dadu dilarang, mis : Rigveda Bk. 10 Hymn 34 V. 13
  • Hal2x yg berhubungan dg meramal adalah dosa, mis : Manusmriti Ch. 9 V. 258

Poligami dalam Hindu dan Islam

Telah dikenal secara luas bahwa dalam Islam terdapat konsep poligami. Masalah yg belakangan sempat jadi isu kontroversial dg pendapat yg pro dan kontra. Secara umum pula banyak orang (di dalam ataupun di luar Islam) telah menganggap bahwa konsep poligami hanya ada di agama Islam. Tentang topik ini lebih lengkap anda bisa membaca tulisan saya tentang Poligami.

Di Islam konsep Poligami terdapat dalam surat An-Nisa’ ayat 3. Bagaimana dalam Hindu? Adakah disebutkan tentang poligami? Beberapa yg hal dapat dijadikan acuan adalah :

  • Vishnusutra Ch. 24 V. 1 menyebutkan kalau ayahanda Sri Rama punya 4 istri
  • Mahabarata Anushasana Parva Sec. 15 menyebutkan Krisna punya 16100 istri
  • Jika dianalisa, orang Hindu boleh mempunyai istri berapapun ia mau, hanya pemerintah India saja yg membatasi dg mengeluarkan undang2x perkawinan pd th 1956 bahwa orang Hindu hanya boleh menikah dg 1 istri, sedangkan kitab sucinya membolehkan sesukanya.
  • Dalam data pemerintah India, terdapat data poligami dari seluruh penduduk India, bahwa dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 1961 – 1971 orang muslim yg berpoligami sebanyak 4.31% dari jumlah komunitasnya, sedangkan orang Hindu yg poligami adalah sebanyak 5.06% dari jumlah komunitasnya.

Jihad dalam Hindu dan Islam

  • Hindu juga punya konsep Jihad yg sama dg Islam yaitu berjuang/berperang melawan kebathilan, seperti pada : Bhagavat Gita 2 : 50 ketika Krisna menyuruh Arjuna untuk berjihad, “Berjihadlah engkau demi memperoleh “Yoga” (syahid). Jihad itu demi kebaikan kamu, Jihadlah!
  • Kalau di Al-Qur’an terdapat kisah2x tentang perang, Kitab Mahabarata adalah kitab yg berisi peperangan antara Pandawa dan Kurawa. Kitab setebal ribuan halaman itu isinya hanya kisah peperangan.
  • Bhagavat Gita –> adalah berisi nasihat Sri Krisna kepada Arjuna di medan pertempuran
  • Bhagavat Gita Ch.1 V. 42-46 –> Arjuna berkata pada Sri Krisna kalau ia lebih baik mati tak bersenjata tanpa perang daripada harus membunuh saudara sepupu (Kurawa)
  • Bhagavat GitaCh. 2 : 2 –> Krisna berkata, “Oh Arjuna kenapa pikiran kotor itu bisa masuk ke dalam benakmu? Kalau engkau enggan berperang, engkau tidak akan masuk surga, kenapa engkau berkata seperti itu, itu bisa melemahkan hatimu.”
  • Bhagavat Gita Ch. 2 : V.31-33 –> Hai Arjuna, kamu ini satria, kamu harus berperang. Dengan begitu engkau akan masuk surga, mereka tidak.

Rukun Islam dalam Hindu

Hadits Bukhari Vol 1 kitab Iman hadits no 8 menyatakan : Islam itu terdiri atas 5 tiang : Syahadat, Sholat, puasa, zakat, haji.

  • Syahadat –> kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah (konsep Tuhan yang Esa) dan Muhammad adalah utusan Allah. Di atas sudah dibuktikan bahwa konsep Tuhan yang Esa memang ada dalam Hindu. Dan tentang Muhammad adalah utusan Tuhan juga sudah pernah kita bahas di tulisan “Muhammad adalah nabi umat Hindu?”
  • Sholat –> kegiatan utama dlm sholat adalah bersujud, seperti terdapat pada : QS. Ali-Imron(3) : 43 dan QS. Al-Hajj(22) : 77. Dalam Hindu ada banyak bentuk peribadatan, salah satunya disebut “Shastang” yg artinya menyembah dg 8 anggota badan. Bila kita perhatikan sujud juga dilakukan dg 8 anggota badan, yaitu : dahi, hidung, 2 telapak tangan, 2 lutut, dan 2 kaki. Jadi dalam Hindu juga ada konsep beribadah dg bersujud seperti dalam sholat.
  • Zakat –> Rigveda Bk. 10 Hymn 117 ayat 5 menjelaskan tentang berderma.
  • Puasa –> Manusmriti Ch. 4 ayat 222 dan Manusmriti Ch. 6 ayat 24 menyebutkan tentang puasa
  • Rigveda Bk. 3 Hymn 29 ayat 4 menyebutkan tentang “Ilaspad” yg artinya adalah juga baitullah. Dan juga dikatakan berada ditengah2x dunia “prathvi”. Dan kita tahu letak Mekkah ada ditengah dunia pada daerah garis Katulistiwa. Hal yg sama Juga disebut pada Rigveda Bk. 1 Hymn 128 V. 1

Jadi ternyata dalam Hindu juga terdapat konsep yang mirip dg Rukun Islam.

Kembali ke ajaran kitab suci

Sumber referensi pada akhir ceramahnya menyampaikan suatu hal yang sangat menarik tentang ajakan untuk kembali ke kitab suci sebagai dasar utama ajaran agama. Karena hanya dengan kembali ke kitab suci-lah seseorang dapat menemukan esensi sebenarnya dari ajaran agamanya yg mungkin saja tidak pernah diketahuinya karena minimnya akses umat ke kitab suci, dan selama ini hanya menerima saja apa yg diberikan oleh pemimpin agama mereka. Masalahnya adalah banyaknya para pemuka agama yg melarang umatnya untuk membaca kitab suci, membuat terhalangnya umat untuk memahami kitab sucinya.

Islam yg tidak mengenal konsep kependetaan sebagai perantara antara umat dan Tuhannya dapat menjadi contoh yg bagus dimana justru dengan tidak adanya konsep kependetaan itu membuat umat Islam mempunyai akses terhadap kitab sucinya jauh lebih besar dibandingkan umat2x agama lainnya.

Ia juga berpendapat, seperti umat Islam yg tetap menjaga bahasa arab dalam Al-Qur’an, seharusnya umat Hindu juga menghidupkan lagi bahasa Sansekerta sebagai alat untuk memahami kitab sucinya, karena seperti yg sudah sering berhasil ia buktikan dalam berbagai diskusi agama, sebuah kitab suci akan lebih dapat dipahami dg benar apabila ia dibaca dan dipahami melalui bahasa aslinya. Ia mengatakan, Jika orang Hindu memahami kitab sucinya dg baik, mereka akan menemukan bahwa kitab suci Hindu dan Islam sama berbicara tentang Tuhan yg satu, mereka akan punya misi yg sama seperti yg dikatakan oleh nabi Muhammad, dan mereka akan percaya adanya kehidupan setelah kematian.

Beberapa pertanyaan yg mungkin timbul dari apa yg dipaparkan di atas tadi adalah :

Kalau ternyata banyak ajaran yg sama antara Hindu dan Islam, apakah itu berarti bahwa umat Hindu juga bisa disebut Ahlul Kitab? Jawaban ini mungkin bisa mewakili : “Dalam pandangan Islam, mungkin saja kitab Hindu adalah dari Tuhan dan tokoh2xnya adalah nabi utusan Tuhan. Tapi andaikata itu benar, itu hanya untuk masa itu aja dan untuk umat tertentu saja, yg mana setelah nabi Muhammad datang dg ajarannya untuk seluruh umat manusia, itulah yg harus diikuti.”

Dalam ajaran Islam jelas menyatakan bahwa pada masa sebelum Al-Qur’an dan nabi Muhammad, sudah terdapat ajaran dan kitab2x suci dari Tuhan, tetapi setelah nabi Muhammad dan Al-Qur’an muncul, itulah versi terakhir dan terlengkap untuk menyempurnakan semua ajaran2x Tuhan yg telah diturunkan sebelumnya.

Lantas kalau agama Hindu itu memiliki banyak kesamaan dg Islam, apakah kita setuju dg pendapat bahwa semua agama adalah sama? Beberapa hal berikut bisa menjadi pertimbangan :

  • Kalau semua agama sama, tidak akan ada orang yg berdakwah untuk agamanya. Bahkan semua orang tidak akan keberatan untuk berpindah agama sebulan sekali misalnya. Tapi kenyataannya tidak mudah bagi seseorang untuk berpindah agama, termasuk mereka yg sering berteriak menyatakan bahwa semua agama adalah sama. Hanya mereka yg benar2x telah menemukan alasan yg benar2x kuat secara pribadi-lah yg mampu melakukannya.
  • Mengatakan semua agama sama adalah seperti menanyakan 2+2 = berapa? apakah 2, 3, atau 4?, lalu ada orang yg menjawab bahwa semuanya benar. Hal ini tentu saja tidak benar. Dari sekian banyak agama pasti ada yg 100% firman Tuhan. Tidak masalah mana yg seorang percayai kalau ia yakin pilihannya adalah 100% benar, karena itu adalah haknya. Tapi karena perbedaan itu pasti ada, cara terbaik mengetahui mana yg paling baik dan paling benar, adalah dg mengumpulkan semua kitab suci agama2x dan mempelajarinya, kemudian memilih yg paling baik dan paling benar diantaranya.
  • Maka kalau kita ingin mengetahui apakah semua agama memang sama, atau apakah semua agama memang beda dan ingin mengetahui yg paling benar diantaranya (dan ini merupakan hak setiap orang), jalan satu-satunya adalah dengan mempelajari dan mendalami perbandingan agama dg mencari tahu sebanyak mungkin ajaran2x utama dari berbagai agama (nomor 1 adalah dari kitab sucinya) dan mengadakan studi komparatif secara ilmiah terhadapnya. Karena kalau kita juga mempelajari agama2x lain untuk mencari kebenaran yg merupakan hak semua orang, maka insyaallah Tuhan juga akan menunjukkannya pada kita.

-rkh-

“Tulisan ini dibuat bukan untuk menggali perpecahan, tetapi justru untuk menanam kebersamaan sesuai dg tema ceramah dari sumber referensi yg dg ceramahnya itu berharap agar umat kedua agama dapat melihat sebuah inti persamaan dalam agama mereka, sehingga mereka akan lebih mudah untuk bersatu (hal ini didasarkan pada kerapnya terjadi pertikaian antara kedua pemeluk agama tsb di India sana).”

“Tentu saja orang boleh berbeda pendapat asal dapat menyikapinya secara baik dan dewasa. Semoga dapat berguna bagi kita semua dalam pencarian kebenaran yg hakiki.” 🙂

Referensi :

– Ceramah dr. Zakir Abdul Karim Naik, seorang ulama perbandingan agama terkenal dari India, dalam topik : “Persamaan antara Hindu dan Islam (Similarities between Hinduism and Islam)”

  1. September 11, 2007 pukul 7:59 AM

    Waduh jd ga bisa ngomong nih

  2. rkh
    September 11, 2007 pukul 9:37 AM

    @ Irwan

    Gak papa kok kalo jadi gak bisa ngomong.. 🙂

    Topiknya memang “berat” dan sedikit kontroversial, tapi yg jelas gak ngawur. Tulisan ini banyak dibaca saja aku sudah senang, karena yg penting informasinya sampai.

    Yg jelas di sini gak ada spam dan gak ada komentar yg diubah.. 😀

    • Adi
      Juli 19, 2010 pukul 10:57 AM

      Saudara RKH, saya kebetulan seorang Hindu. Saya dapat melihat usaha baik anda dalam tulisan ini dan saya sangat menghargainya.
      Tetapi untuk mengajak agama kita bersatu itu masih cukup jauh. Kalau memang agama Hindu dan Islam itu sama, kenapa bukan Islam yang menjadi Hindu?

      kalau boleh saya mengkoreksi sedikit penjelasan anda di atas, saya tidak tau apakah anda mendapat informasi ini dari blog lain atau anda yang meneliti langsung, yang jelas banyak penjelasan2 kitab Hindu yang di pelesetkan, sehingga terjadi kemiripan tersebut. Hal ini juga terjadi pada tulisan anda pada Muhammad adalah nabi Hindu.
      Tetapi biarlah, saya sudah sering mempermasalahkan itu pada blog lain, dan kebetulan sekarang juga telah banyak kehilangan buku2 referensi saya.

      Yang ingin saya tanggapi adalah upaya penyamaan kepercayaan kita. Dalam Hindu, memuja nama Tuhan yang berbeda, cara/budaya pemujaan yang berbeda, mitologi yang berbeda, itu sudah biasa. Justru Hindu terbentuk dari perbedaan itu. Semua umat Hindu adalah Monotheis tapi tidak pernah menganggap Tuhan yang dipuja dengan nama lain adalah Tuhan yang berbeda dengan yang dipuja sendiri. tetapi justru agama lain lah yang menganggap Tuhan mereka adalah tidak sama dengan yang kami puja. Pemuja Siwa, Pemuja Wisnu, Pemuja Brahma dianggap sama Hindu. tetapi kenapa pemuja Allah tidak? Apakah karena adatnya beda? caranya beda? hukum2nya beda?
      pada titik tertentu memang ditemukan perbedaan, hal itu juga ditemukan pada setiap pemuja tiga dewa Hindu yang saya sebutkan diatas. Tetapi tetap prinsipnya adalah Tuhan itu satu dan Agama mengajarkan hal yang sama. Masalah ada yang jahat, ada yang baik itu kan manusianya, bukan Agamanya. Jangan menilai Agama dari manusianya, dan jangan menilai manusia dari agamanya.
      Agama itu hubungan kita dengan Tuhan, tidak ada hubungan dengan yang lain. Tidak harus kita beragama yang sama dengan orang lain, tidak juga orang lain harus beragama seperti kita.

  3. Moslem
    September 21, 2007 pukul 9:49 AM

    SEMOGA ALLAH MELIMPAHKAN LEBIH BANYAK ILMU KEPADA KITA SEMUA SEHINGGA KITA BISA BERDAKWAH DAN MENINGKATKAN KEIMANAN KITA. AMIN YA ROBBAL ALAMIN.
    GREAT TOPICS. TOP ABIS.

    ——–
    rkh :

    Terima kasih. Alhamdulillah.. 🙂

    Tapi lain kali tolong menulis komentarnya jangan pakai huruf besar semua ya.. pasti akan terlihat lebih bagus.. 🙂

  4. ritma
    September 24, 2007 pukul 2:55 AM

    ass
    thank’s bgt coz dg artikel ini aq bs mengajak cowkq sgr mjd mu’allaf. btw kalo ada lg artikel ttg hindu n islam, minta yaa…
    wass

  5. rkh
    September 24, 2007 pukul 3:58 AM

    @ritma

    wa’alaikum salam.

    Halo ritma.. 🙂

    Terima kasih. Alhamdulillah. Memang niat saya sharing informasi di sini adalah juga untuk berdakwah. Jadi saya tentu senang sekali kalau tulisan saya dapat berguna membuat seorang menjadi muallaf. 🙂

    Insyaallah kalau ada informasi lain saya akan sharing lagi di sini.

  6. igusti putu b
    September 29, 2007 pukul 2:44 PM

    semua agama yang diturunkan kedunia ini mempunyai misi demi kebaikan pemeluknya. tidak ada satu agama pun yang menyerukan umatnya untuk berbuat tak terpuji. tapi dengan nama yang berbeda dari masing-masing agama itu menibulkan keegoisan bagi pemeluknya dengan merasa paling benar sangat disayangkan, apa yang tidak sama dari agama didunia ini semua agama adalah sama yang intinya untuk kebaikan moral. saya sangat yakin bahwa tuhan hanya menginginkan umatnya untuk berbuat kebaikan. saya sangat setuju dengan tulisan anda bahwa hindu dan islam adalah sama, sama dalam arti mengajarkan tentang kebaikan. saran saya bagi pemeluk agam hindu yakinlah apa yang anda anut yaitu agama yang selalu mengajarkan tentang kebaikan dan tuhan hanya menginginkan untuk berbuat baik itulah yng diinginkan tuhan untuk menyembahnya. sanatama dharma.

    ——————

    rkh :

    Halo lagi mas Putu, kita langsung saja ya.. 🙂

    semua agama yang diturunkan kedunia ini mempunyai misi demi kebaikan pemeluknya. tidak ada satu agama pun yang menyerukan umatnya untuk berbuat tak terpuji. tapi dengan nama yang berbeda dari masing-masing agama itu menibulkan keegoisan bagi pemeluknya dengan merasa paling benar sangat disayangkan, apa yang tidak sama dari agama didunia ini semua agama adalah sama yang intinya untuk kebaikan moral. saya sangat yakin bahwa tuhan hanya menginginkan umatnya untuk berbuat kebaikan.

    Anda benar, Tuhan tidak akan menurunkan agama untuk menyesatkan pemeluknya, jadi pasti semua ajaran yg diturunkan Tuhan itu adalah baik adanya. Saya setuju sekali dg anda. Hanya saja, seringkali manusianya sendiri yg salah manafsirkannya, bahkan seringkali mengubah-ubah pesan2x Tuhan itu sesuai dg kehendak dan kepentingannya sendiri saja, sehingga “wajah” agama itu menjadi berbeda dg aslinya saat diturunkan. Kalau hanya masalah nama saja sedangkan ajarannya sama memang tidak masalah, tapi kenyataannya agama2x yg ada di dunia ini benar2x berbeda satu sama lain kalau menurut kepercayaan masing2x umat pemeluk agama itu. Tapi kalau kita merujuk pada kitab sucinya sbg dasar agamanya, kita akan menemukan hal2x yg menarik di sana, spt yg telah berhasil dibuktikan dg baik oleh sumber referensi tulisan saya di tulisan ini. Hal sama juga telah saya bahas di tulisan saya “Tuhan dan Agama, mana yang anda pilih?”

    Tuhan juga menurunkan agama kepada manusia itu adalah bertahap, sesuai dg kondisi lingkungan dan kemampuan berpikir manusia pada masa itu. Umumnya agama2x itu diturunkan Tuhan hanya untuk suatu wilayah tertentu saja dan untuk waktu2x tertentu saja, tidak untuk selamanya, jadi dalam agama2x itu umumnya Allah juga memberikan informasi akan datangnya agama kebenaran yg abadi yg harus mereka ikuti setelah kedatangannya nanti, yaitu ajaran yg dibawa oleh nabi Muhammad. Dan itulah yg saya tunjukkan di tulisan ini.

    saya sangat setuju dengan tulisan anda bahwa hindu dan islam adalah sama, sama dalam arti mengajarkan tentang kebaikan. saran saya bagi pemeluk agama hindu yakinlah apa yang anda anut yaitu agama yang selalu mengajarkan tentang kebaikan dan tuhan hanya menginginkan untuk berbuat baik itulah yng diinginkan tuhan untuk menyembahnya. sanatama dharma.

    Benar, agama seharusnya memang mengajarkan kebaikan dan kebenaran yg dalam hal ini di Hindu dan Islam mestinya juga sama. Bila merujuk pada kitab suci kedua agama, banyak sekali konsep2x yg sama. Pertanyaannya adalah kenapa ajaran yg dipercayai umat Hindu awam umumnya berbeda? Saya juga mengungkapkan pada tulisan saya “ Tuhan dan Agama, mana yang anda pilih” bahwa pada saat suatu agama disampaikan ke umatnya oleh para pemuka agamanya, banyak hal yg bisa mempengaruhi spt kebudayaan setempat, pemahaman/kepercayaan pribadi si pemuka agama itu, dan mungkin juga ajaran2x lain yg sebenarnya tidak ada dalam ajaran kitab sucinya. Maka di tulisan ini juga saya cantumkan pernyataan dari sumber referensi tentang pentingnya kembali ke ajaran kitab suci dan pentingnya suatu umat untuk bisa mengakses dan memahami kitab sucinya secara langsung, tidak hanya melulu melalui para pendetanya.

    Sbg informasi tambahan, sumber referensi yg telah melakukan ceramah tentang topik ini dihadapan ribuan umat Hindu di India sana termasuk para pendetanya(yg umumnya terlihat mencatat semua ayat2x yg ia sebutkan, mungkin untuk dicocokkan nanti dirumah masing2x), dalam kesempatan ceramah yg lain dia menyatakan telah mendapat konfirmasi dari ratusan orang diantaranya yg kemudian memeluk agama Islam (Alhamdulillah..). Sedangkan ribuan yg lainnya tetap pada agama lamanya. Mengubah apa yg sudah menjadi suatu keyakinan sejak lahir memang tidak mudah, baik informasi yg baru itu lebih benar atau tidak dari keyakinan lamanya. Tentang alasan yg mereka pakai untuk kemudian memeluk Islam dan yg tidak, itu sepenuhnya memang hak pribadi mereka masing2x.

    Jadi saya juga menegaskan di sini, bahwa bagi saya, informasi dan kebenaran itu harus disampaikan. Semua orang punya hak untuk mendapatkan kebenaran. Mengenai apa dan bagaimana sikap dan pendapat dari masing2x orang setelah kebenaran itu datang padanya, adalah mutlak milik orang itu sendiri. Tidak boleh ada seorangpun yg memaksakan pendapatnya pada orang lain. Itu pasti. 🙂

    Terima kasih. Salam.

    • NYM SUMERTA
      Agustus 25, 2009 pukul 5:24 AM

      MBAH SURIP (PESAN SPIRIT YANG HAKIKI)

      Kita masih ingat, publik di Indonesia baru-baru ini di hebohkan oleh kehadiran sesosok Mbah Surip yang fenomenal dengan lagunya “TAK GENDONG”. Semua generasi sangat terhenyak dengan lagu tersebut. Padahal lagu tersebut sudah dirilis lama tapi baru saat ini meng”hebohkan” kita. Hampir semua level generasi (anak-anak, dewasa, generasi tua, dsb) sangat familiar sekali dengan lagu tersebut. Lirik lagunya yang sangat sederhana dan bahkan karena sederhananya, pernah diajukan ke salah satu rumah rekaman ditolak. Namun siapa bisa menyangka akhirnya lagu tersebut bisa “meledak”. Semua orang sangat mudah men”cerna”nya bahkan anak-anak kecil yang baru berumur 2-3 tahunan sangat familiar dengan lagu tersebut. Namun belum puas publik dengan lagu tersebut, publik dikagetkan lagi bahwa si penyanyi tersebut telah tiada tanpa sebelumnya kelihatan menderita sakit. Publik Indonesia pun heboh kedua kalinya. Pertama heboh dengan kemunculan Mbah Surip dengan lagunya “TAK GENDONG’ dan heboh dengan kematiannya Mbah Surip yang mendadak.

      Lagu Mbah Surip, “TAK GENDONG” tersebut kalau kita rasakan punya pesan-pesan spirit yang sangat dalam dan hakiki. Salah satu cuplikan bait lagu tersebut yakni “Tak Gendong kemana-mana, tak gendong kemana-mana” punya makna yang hakiki. Coba dirasakan, bahwa tak gendong itu URIP/HIDUP/ATMA nya kita, yang dengan setia selalu mendampingi kita kemana saja, beraktivitas apa saja bahkan saat kita tertidur lelappun, URIP kita tetap menggendong kita. Coba kita renungkan seandainya saat kita tertidur lelap, PENGGENDONG/ URIP tadi meninggalkan kita(badan kasar kita) apa yang terjadi….. ……??? ???? Syukur jika saat tertidur lelap betul-betul lelap tanpa sedang bermimpi buruk. Bisa dibayangkan jika kita sedang bermimpi buruk dan menakutkan?? ????, kemana kita harus kembali supaya sadar dari mimpi, sementara tadi kesadaran fisik kita sudah tidak ada akibat sudah ditinggalkan oleh PENGGENDONG/ URIP.Kondisi bermimpi buruk tersebut akan kita alami miliaran tahun dan disitulah kita akan bersaksi kondisi neraka yang sebenarnya.

      Nama ”Mbah Surip” punya makna tersendiri. Sebagai tanda untuk menyadarkan kita bahwa sembahlah urip mu. Sembahyang bisa diartikan sembah-”yang” (yang jika dikonotasikan ke bahasa bali artinya tiyang), sembah ”tiang” (URIP itu sendiri). Selama ini kita sering berdebat pada fisik/lahiriah dan belum muncul kesadaran akan kesejatian yang sama. URIP itu ya TUHAN itu sendiri yang secara mikroskomos berada dalam diri kita dan secara makrosmos yakni alam itu sendiri (alam semesta). Dalam lirik lagunya Mbah Surip tersebut menyadarkan kita bahwa jika kita tidak ingat dengan si PENGGENDONG kita, menjadi wajar akan ditinggalkan. Jika kita ditinggalkan oleh si PENGGENDONG/ URIP tadi akhirnya apapun kehebatan yang kita miliki (gelar, status sosial, kaya, miskin, kasta, dsb) tidak punya makna. Kenapa? Karena saat penggendong tersebut meninggalkan kita itu artinya kita sudah MATI, seperti Mbah Surip dengan lagunya ”TAK GENDONG” dan dia sendiri tidak ingat dengan PENGGENDONG/ URIP yang bersemayam dalam dirinya akhirnya harus mati.

      Kesadaran diri yang hakiki akan URIP yang menggendong kita Saat ini perlu dikembangkan. Permasalahannya adalah, metode apa yang dipakai untuk masuk ke tingkat kesadaran URIP yang hakiki tersebut. Sementara, URIP itu sendiri tidak mengenal ruang dan waktu. Artinya lintas keyakinan/aliran kepercayaan, agama, profesi, gelar status sosial, kaya, miskin, dsb. URIP itu universal dan bersemayam dalam diri manusia, hewan, tumbuhan, dsb. Manusia yang URIP/HIDUP dan menggerakan fisik manusia sehingga bisa melakukan aktivitas. Metode yang universal tentunya akan menjawab permasalahan tersebut. Kita berkeyakinan pasti ada KUNCI nya untuk membuka kesadaran diri yang hakiki akan URIP, karena URIP itu Universal. KUNCINYA ADALAH PANCA GAIB ITU SENDIRI (SINGKIR, KUNCI, PAWELING, ASMO, MIJIL)

  7. thseto
    Oktober 5, 2007 pukul 7:49 AM

    Semua agama tidak sama (ini ada bukunya)

    ——————

    rkh :

    Oh iya, buku yg mana? Boleh saya bantu satu yg cukup bagus? Misalnya : “Agama-agama Dunia” yg ditulis oleh Michael Keene. Buku ini cukup bagus. Buku anda apa? 🙂

    Kalau anda baca tulisan saya “Tuhan atau Agama, mana yang anda pilih?” anda akan melihat bahwa saya setuju dg anda, bahwa semua agama itu tidak sama bila melihat dari apa yg diyakini oleh masing2x pemeluknya. Tapi kalau dari ajaran asli kitab sucinya apa juga spt itu? Mungkin anda akan terkejut juga kalau tahu isi kitab suci Yahudi dan Kristen itu juga “senada” dg yg saya ungkapkan di tulisan ini untuk Islam dan Hindu. Kapan2x akan saya buktikan di blog ini. Insyaallah. 🙂

  8. komang beachboy
    Oktober 6, 2007 pukul 2:05 AM

    betul sesuai yang pak seto sampaikan, semua agama tak sama. sekuel akhirnya: mengapa terjadi peperangan antar penganut agama?

    saya bersyukur pada akhirnya islam mengakui kebesaran ajaran hindu dan semakin serink para muslim membuat perbandingan seperti ini, pertanda bahwa ajaran islam sedang berproses untuk kembali kepada ajaran yang benar dan suci, bukan lagi ajaran untuk berperang dengan sesama saudaranya.
    Ayat2 yang tak patut di dalam alkuran sebaiknya dibuang sahaja dan digantikan dengan ayat2 di dalam Wedha
    ainggih suksma, semoga pikiran yang baik datang dari segala arah…

    ——————

    rkh :

    Mas komang, kalau anda ingin tahu kenapa terjadi peperangan antara penganut agama, jawabannya : ya salah satunya dg adanya orang2x yg berpikiran seperti anda ini… 🙂

    Jangan2x yang terjadi pada anda mungkin justru adalah pikiran yg jelek datang dari segala arah.. 🙂

    Jadi janganlah berprasangka jelek dan malah berniat mengadu domba, biasakan untuk berprasangka baik dulu terhadap sesuatu apapun, kecuali kalau itu sudah terbukti jelek.. OK mas komang.. 🙂

    Salam

  9. mongkeg
    Oktober 6, 2007 pukul 10:59 AM

    Mas rkh, ijinkan kembli saya berkomentar, sebagai orang Hindu (katakanlah, semacam hak jawab, he.. he.. meskipun saya tidak punya otoritas mewakili komunitas hindu. Kita hanya diskusi, dan saya akan menyapaikan poin2 pendapat saya, sesuai ajaran hindu yang saya pahami).

    rkh :

    Hak jawab selalu saya berikan karena saya memang membuka wacana untuk diskusi, tapi tentu saja saya tidak membuka wacana untuk debat kusir atau hujat2xan. Kalau yg terakhir itu belum tentu saya berikan hak untuk itu. 🙂

    Benarkah hindu sama dengan islam ?
    Seperti kata mas rkh, untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, kita harus melirik ajaran ketuhanan (teologi) yang termuat dalam kitab sucinya masing2, kemudian mempelajari tradisi2 yang dibentuk olehnya. Tetapi untuk menghindari kesalahpahaman, ada baiknya sebelum sampai kesana saya akan meluruskan dan beberapa menambahkan tulisan mas rkh tentang kitab2 suci Hindu.

    Kitab Suci
    Secara umum, kitab suci hindu (weda) dikelompkkan kedalam 1) Sruti, 2) Smerti, 3) Itihasa, 4) Purana. Tetapi dua kelompok terakhir adalah tambahan (itihasa = wiracarita, purana = sejarah) yang disampaikan secara lebih ringan untuk mempermudah memahami filosofi yang disampaikan dalam weda. Seperti halnya Hadist dalam islam, beberapa purana diragukan kesahihannya (salah satunya adalah bhavisya purana, karena dari artinya sudah mengandung kontradiksi : artinya ”sejarah ramalan” : sejarah adalah masa lalu, ramalan adalah masa depan). Sruti digolongkan dalam 4 kelompok : 1) Rg weda, 2) sama weda, 3) Yajur weda dan 4) atharva weda. Masing-masing weda ini mengandung 4 bagian yaitu : samhita, brahmana, aranyaka dan upanishad. Jadi, bukan Sruti dibagi menjadi weda dan upanishad.
    Sruti artinya mendengar, jadi merupakan wahyu langsung yang diterima oleh para maha rsi ribuan tahun sebelum masehi (SM) sedangkan smerti merupakan hasil renungan maha rsi atas wahyu yang diterimanya, dan menjadi kompodium hukum hindu. (catatan : pengertian ini sekaligus meruntuhkan klaim yang paling disukai oleh agama2 semitik tentang ”agama bumi dan agama langit”)

    rkh :

    Mungkin saja pendapat anda tentang kitab2x suci Hindu lebih benar, anda (mengaku) orang Hindu, saya orang Islam. Tapi sekali lagi saya banyak mendasarkan tulisan saya pada nara sumber yg saya sebutkan, yaitu ceramah Dr. Zakir Naik di hadapan ribuan umat Hindu termasuk pendeta2xnya. Dan tidak ada pengunjung ceramahnya yg menyanggah atau menyalahkan penyebutan kitab2x suci Hindu, pengelompokannya, ayat2xnya, dll. Kalaupun ada yg bertanya pada sesi tanya jawab, itu adalah tentang makna dan pemahaman ayat2x yg ditampilkan,serta ajaran Hindu dan Islam secara genenal. Jadi saya menganggap apa yg di tampilkan Dr. Zakir tentang kitab2x suci Hindu itu layak dianggap benar. Jadi kalau ada yg anda anggap salah, itu bukan sepenuhnya kesalahan saya, sumber tulisan saya telah saya sebutkan dg jelas.. 🙂

    Meruntuhkan klaim yg mana tentang agama bumi dan langit? Saya tidak menganggap Hindu adalah agama bumi atau langit, saya tidak membuat pembedaan2x tentang itu. Kalau ada orang2x agama semitik yg berpendapat spt itu belum tentu mereka benar. Dalam tulisan saya jelas terdapat hal2x yg justru menyatakan bahwa ada nilai2x wahyu dalam agama Hindu, dan itu justru berarti bisa dianggap sbg agama langit kan? Tapi itu kalau mau dikelompok2xkan, sedangkan saya tidak pernah melakukan pengelompokan spt itu. jadi jangan menujukan point itu pada saya… 🙂

    Teologi
    Sebagaimana saya sampaikan dalam tanggapan saya atas tulisan mas rkh di ” muhammad adalah nabi umat hindu?”, konsep ketuhanan Hindu dan Islam secara jelas dan nyata berbeda. Tuhan dalam islam (allah) adalah tuhan yang sepenuhnya bersifat transenden (sky god), sementara tuhan dalam Hindu bersifat transenden sekaligus imanen. Bhagavad Gita secara jelas mengatakan ”semua mahluk adalah sama padaKU, tidak ada yang terbenci atau yang tercinta bagiKU, AKU ada didalam mereka dan mereka ada di dalamKU” atau sloka lainnya ”dia yang masuk dalam kekhusukan, memuja AKU yang ada pada semua insan, yogi yang demikian, walau bagaimanapun, dalam segala hal ada padaKU”. Tuhan adalah segalanya : ”AKU adalah rasa dalam air, aku adalah cahaya dari bulan dan bintang, aku adalah aksara AUM dalam weda, aku adalah suara di udara, aku adalah kemanusiaan pada manusia”, ”Aku adalah harum-sucinya tanah dan benderang nyalanya api, aku adalah nyawa dari semua mahluk, aku adalah semangat tapa brata para yogi” Ada banyak sloka (ayat) yang secara sangat jelas mengatakan ini : Tuhan ada didalam jiwa setiap mahluk, segalanya adalah Tuhan. Ini tentu sangat berbeda dengan allah, yang terpisah dan berbeda dengan mahluknya. Konsep ”tuhan yang ada pada semua mahluk” ini membawa implikasi yang luas : tujuan umat hindu adalah moksah (manunggaling kawula gusti), bersatunya atman dengan brahman. Kehidupan ini adalah kesempatan untuk melakukan evolusi mental, moral dan spiritual, agar sang atman dapat menyatu dengan brahman. Selama kondisi itu belum tercapai, mahluk yang mati akan terlahir kembali : memperoleh kesempatan untuk membenahi diri, menuju kesadaran spiritual tertinggi agar siap kembali padaNYA. Sekali lagi, ini jauh berbeda dengan teologi islam (hari akhir, pengadilan dan sorga-neraka).

    rkh :

    Sudah jelas. Saya sudah sering sekali mengatakan kalau menurut ajaran yg diyakini sehari-hari, ajaran semua agama jelas berbeda. Tapi di ayat2x kitab Hindu yg ditampilkan ditulisan ini dan sebelumnya, jelas terdapat persamaan konsep2x ajaran Hindu dan Islam. Anda tidak membantah itu bukan? Yg anda tampilkan adalah ayat2x lain, dan itu juga menurut saya tidak memberikan inti yg berbeda dg yg ditampilkan di 2 tulisan saya itu.

    Tampaknya anda juga belum memahami tentang konsep Allah dalam Islam dg benar. Pemahaman anda tentang Tuhan “Sky God” dan “Yg ada di mana-mana” juga tidak relevan, karena konsep “Tuhan yg ada dimana-mana” adalah konsep yg sama dalam Islam (tentunya juga termasuk di “langit”). Malah justru dalam Hindu ada yg harus dipertanyakan sehubungan dg konsep ketuhanan yg anda katakan itu, spt : dimanakah tempat “Tuhan2x” Hindu yg berbentuk manusia berkepala empat itu? Juga yg berbentuk hewan (mis : kera putih) itu? Dan “Tuhan2x” yg lainnya lagi?, karena saya tahu betul dari beberapa orang India Hindu yg saya kenal, mereka mengaku punya Tuhan masing2x yg berbeda satu sama lain, yg mereka pajang gambarnya di rumah dan meja kerjanya.

    Anda juga pasti tahu kan kalau dalam Hindu yg paling dikeramatkan dan paling dianggap bernilai wahyu adalah Weda (dan Upanishad), bukan Bagawat Gita, meskipun Bagawat Gita mungkin memang kitab yg paling banyak di baca oleh umat Hindu. Jadi kalau ada yg bertentangan, yg harus dijadikan rujukan utama adalah Weda. Seperti dalam Islam, kalau Qur’an dan hadits bertentangan, maka yg harus dirujuk adalah Qur’an, karena salah satu syarat utama sahihnya sebuah hadits adalah tidak boleh bertentangan dg Qur’an.

    Tentang konsep hari akhir, surga dan neraka, dll. itu juga sudah disebutkan di tulisan saya, spt konsep hidup sesudah mati, surga dan neraka, juga ada dalam kitab2x Hindu. Dan secara konsep, itu tidak berbeda dg yg ada di Islam. Dg merujuk ke sana, tampaknya tidak benar kalau semuanya berbeda antara Hindu dan Islam, mungkin memang ada yg berbeda dan ada yg sama. Tapi kalau perbedaannya buat apa dibahas, karena semua orang juga tahu kalau menurut ajaran sehari-hari setiap agama sudah pasti berbeda ajarannya. Justru yg ditampilkan oleh Dr. Zakir adalah persamaannya, bukan perbedaannya, dan itu juga yg saya cantumkan di tulisan saya.

    Sifat Tuhan, Pandangan2 dan Tradisi2
    Tuhan dalam hindu (brahman), bersifat satyam, siwam, sundaram (indah, baik dan benar). Tidak akan ditemukan dalam kitab2 weda, seruan ”perangilah mereka, intailah di tempat pengintaian, bunuh dan pancunglah leher mereka”, bila kata ”mereka” ditujukan pada sebuah golongan atau keyakinan tertentu.

    rkh :

    Nah.. anda mulai mengutip hal2x OOT (out of topics) yg tidak perlu dibahas di sini. Ini kebiasaan anda. Saya tahu kemana arah maksud anda. Ada satu ayat dalam Qur’an yg sering dijadikan target “serangan” para pembenci Islam yg memang terdapat kata2x spt itu, tapi telah anda potong2x dan anda cabut dari pemahaman sebenarnya. Mengapa tidak anda sebutkan secara lengkap bunyi ayatnya dan di mana letaknya dalam Qur’an, supaya saya bisa menunjukan betapa lemahnya pemahaman anda tentang ajaran Qur’an. Mengutip dg memotong ayat dan mencabutnya dari pemahaman sebenarnya adalah trik lawas para penyerang Islam yg sudah basi karena sangat mudah untuk membuktikan kesalahan penyerangan mereka itu..

    Sekaligus saya igin mengoreksi tulisan mas rkh yang mengatakan ”mahabharata yag tebalnya ribuan halaman itu sepenuhnya berisi peperangan”.

    rkh :

    Saya mengutipnya langsung dari ceramah Dr. Zakir, dan tidak ada seorangpun (dari ribuan umat Hindu yg hadir) yg memprotesnya. Jelas saja saya tidak menganggap itu adalah hal yg salah.. 🙂

    Sebagaimana saya sebutkan diatas, mahabharata (dan ramayana) masuk dalam ke dalam kelompok itihasa, cerita2 kepahlawanan yang menggambarkan perjuangan kebaikan melawan kejahatan. Dari 18 parwa (sub bagian cerita) dalam mahabharata, hanya lima parwa yang bercerita tentang peperangan, yaitu dalam perang bharata yuda. Dalam Hindu, ”perang” ini ditransformasikan menjadi sebuah spirit (bukan phisik) yaitu perjuangan kebaikan melawan kejahatan (catatan : implikasi dari transformasi ini, bangsa india tidak merasa perlu bermusuhan dengan srilanka sebagai kelanjutan kisah perang rama-rahwana : bandingkan dengan pandangan dan sikap islam terhadap yahudi hingga hari ini).
    Perang bharata yudha, atau di lain cerita, perang rama-rahwana dalam ramayana, adalah sepenuhnya spirit perjuangan kebaikan melawan kejahatan, bukan perang sebuah golongan dengan golongan lain, yang harus membawa petaka turun temurun.

    rkh :

    Nah.. anda juga mulai berusaha mengutip tentang Islam dan Yahudi yg tidak ada hubungannya dg topik ini.

    Tentang perang itu dimaksudkan sebagai spirit, bukan fisik, dll. itu juga tidak relevan, karena jelas2x isi cerita adalah peperangan. Kalau dikatakan bahwa dalam peperangan itu tersirat nilai2x spirit, it’s ok.. Kisah2x peperangan yg ada di Qur’an juga bernilai spirit dan ajaran yg mulia. Tapi perang ya tetap perang, dan itu dikisahkan terjadi secara fisik, jadi pendapat anda jelas tidak relevan. Apalagi menghubungkannya dg permusuhan India-Srilanka dijaman sekarang, jelas sudah tidak relevan lagi.

    Tentang sikap dan pandangan Islam thd Yahudi, apa dan mengapanya, mungkin anda perlu belajar lebih banyak lagi tentang Islam, agama2x semitik, dan sejarahnya secara benar.. bukan dg memvonis dulu baru mempelajarinya dan menggeret semua pemahaman ke arah vonis tsb. 🙂

    Kisah itu persis berhenti di titik dimana kejahatan dikalahkan oleh kebaikan, sebagaimana janji Tuhan, dan umat hindu mengambil, merenungi, nilai2 yang relevan untuk kehidupan mereka. (catatan : kedua cerita perang tersebut berpusat pada perbuatan2, bukan kelompok keyakinan atau golongan. Dalam ramayana, salah satu tokohnya, kumbakarna, adik rahwana, pada awalnya kebingungan : membela negara yang dipimpin oleh rajanya yang jahat, atau berpihak pada kebaikan yang menyerang negaranya, pasukan pimpinan rama : ia akhirnya memilih membela negaranya, dan memberikan nyawanya pada rama, dengan keyakinan pasti, ia mati membela negara, bukan membela kejahatan kakak (dan raja) nya . Adik rahwana yang lain, wibisana, memilih menyeberang memihak rama, meskipun dengan demikian ia terpaksa, secara kasat mata, megkhianati negaranya. Keduanya memberikan nilai yang sama2 bisa dipetik hikmahnya.kisah yang sama ditemukan pada tokoh karna dalam mahabharata).

    rkh :

    Banyak kisah peperangan diceritakan memang untuk spirit kebaikan melawan kejahatan. Itu lumrah saja. Kisah2x peperangan di Qur’an dan Bible juga banyak dimaksudkan untuk menyatakan spirit spt itu. Itu hal yg biasa.

    Sekaligus saya koreksi, bhagavad gita II.2 (mas rkh menulisnya 2.2), lengkapnya berbunyi : ”Sri bhagavan (krisna, avatara tuhan-pen) bersabda : darimana datangnya duka dan lemah hati ? pada saat-saat kritis seperti ini (dimana pasukan korawa sudah berkumpul untuk berperang-pen), semangat bukan seorang ksatria, tidak luhur dan memalukan, oh arjuna” (catatan : Hindu membagi manusia menjadi 4 golongan berdasarkan profesi (dan keahliannya) : 1) brahmana (golongan pendeta, pemimpin agama), 2) ksatria (prajurit dan pemerintah), 3) waisya (pedagang), 4) sudra (petani, nelayan, pembantu, buruh).

    rkh :

    Apakah perbedaan tulisan II (dua romawi) dan 2 (dua latin) saja perlu anda koreksi? Apakah masing2x menyatakan hal yg berbeda? 🙂

    Golongan itu berdasar keahlian ataukah derajat? Lantas kenapa ada derajat yg tertinggi (kasta brahmana) dan ada yg terendah (kasta sudra)? Saya punya teman seorang Hindu yg berkasta brahmana, dan ternyata mengalami kendala dg hubungan asmaranya dg seorang Hindu yg berkasta sudra, sehingga mereka tidak boleh menikah. Dalam Islam derajat semua manusia adalah sama di hadapan Tuhan, anda bisa melihatnya di dalam masjid, dalam sholat siapa saja bisa menjadi imam dan siapa saja harus mau menjadi makmum (apapun pangkat dan jabatannya)

    Dengan demikian, lari dari peperangan membela negara dari kepungan musuh-dan kejahatan- adalah menyalahi prinsip dan kewajiban ksatria, sebagaiana tentara yang desersi dari pertempuran. Itulah yag disampaikan sri krisna, awatara tuhan, kepada arjuna). Kemudian II.50 (mas rkh menuisnya 2.50), selengkapnya berbunyi : ”orang yang bersatu dalam budi suci (bhakti) membebaskan dirinya (tak terikat) dari perbuatan baik atau buruk (seharusnya ia menyandarkan diri pada kesadaran tuhan, bukan reaksi atas perbuatan baik atau buruk orang lain-pen), oleh karenanya, laksanakanlah yoga, ilmu segala pekerjaan” (catatan : hindu mengenal 4 jalan menuju tuhan : 1) karma marga (jalan perbuatan), 2) bhakti marga (jalan bhakti, penyerahan diri), 3) jnana marga (jalan ilmu pengetahuan), dan 4) yoga marga (jalan yoga : pemusatan pikiran pada tuhan). Idealnya, badan ditujukan pada pekerjaan dengan pikiran ditujukan pada tuhan (Yoga). Jadi, tidak ada korelasi samasekali antara kata ”yoga” dan ”jihad”. Yoga adalah pemusatan pikiran pada tuhan, jihad adalah perang (secara spesifik, perang terhadap kaum ”jahiliyah”, atau kaum ”kafir”, label yang secara sepihak diberikan oleh muslim kepada keyakinan yang sudah eksis sebelum lahirnya islam).

    rkh :

    Pemahaman anda terhadap kata “jihad” dalam Islam sangatlah sempit dan salah. Anda spt tidak berbeda dg para teroris yg mengaku beragama Islam itu. Lagi2x saya terpaksa harus katakan kalau anda perlu belajar lagi tentang ajaran2x Islam sebelum menampilkannya dalam diskusi semacam ini (meskipun OOT). Mungkin sbg awal, anda bisa baca tulisan saya : “Terorisme bukan Jihad”, semoga bisa membuka wawasan anda, setelah itu insyaallah anda bisa punya pemahaman yg lebih baik dan bisa melihat korelasinya.. 🙂

    Koreksi berikutnya saya berikan pada statemen mas rkh : reinkarnasi tidak disebutkan dalam weda. Berikut saya kutipkan BG II.22 : ”ibarat orang meninggalkan pakaian lama dan menggantinya dengan pakaian baru, demikianlah atman (jiwa) meninggalkan badan tua dan memasuki jasmani yang baru”. Konsep reinkarnasi adalah satu dari sekian banyak dasar2 keimanan (cradha) Hindu. Perlu dicatat, ajaran2 krisna kepada arjuna menjelang perang besar bharata yuda, disarikan dalam kitab tersendiri, yaitu bhagavad gita (nyanyian dharma), yang dimasukkan sebagai weda yang kelima.

    rkh :

    Sumber referensi memang juga menyebutkan demikian, bahwa konsep reinkarnasi tidak pernah disebutkan dalam Weda, hal ini juga didukung oleh umat Hindu yg terpelajar. Kalaupun itu terdapat dalam Bagawat Gita, bukan berarti terdapat juga dalam Weda. Sedang Weda (dan Upanishad) adalah rujukan utama dalam Hindu yg bernilai wahyu, yg lainnya tidak. Dan anda tahu kan kalau Weda itu ada 4 kitab, bukan 5. Bagawat Gita bukan termasuk Weda. Dalam ceramahnya Dr. Zakir juga hanya menyebut 4 kitab yg termasuk Weda, dan ternyata tidak ada seorangpun dari ribuan umat Hindu yg hadir yg mengkoreksinya. Masak di sini anda sendirian ingin mengkoreksinya.. 🙂

    Jadi sangat jelas, spirit dalam weda jauh berbeda dengan alquran, meskipun dalam konteks yang sama : perang. Weda tidak membagi manusia menjadi kafir dan beriman (semua mahluk adalah sama padaKU), tetapi tuhan menyediakan ”penyambutan” yang berbeda pada manusia sesuai perbuatannya : dengan cara apapun kau datang, dengan cara itu pula kau kuterima. Tuhan dalam Hindu tidak mentakdirkan (atau menjerumuskan) manusia kedalam kegelapan, dan disisi lain memberikan hidayah kepada manusia pilihannya (bila semua sudah diatur oleh tuhan, kenapa di saat akhir, manusia yang harus bertanggungjawab ? seseorang harus dapat menentukan pilihannya secara merdeka sebagai syarat dia dapat diadili atas pilihannya : bila tidak demikian, maka sama saja dengan seorang insinyur meghukum robot buatannya atas perbuatan robotnya, perbuatan yang timbul karena program yang dibuat sendiri oleh sang insinyur).

    rkh :

    Dari pembahasan saya diatas, tampaknya pendapat anda juga tidak relevan.

    Kalau tidak ada kafir dan beriman, berarti anda juga setuju dong kalau semua orang Hindu (termasuk anda) sebaiknya pindah saja ke Islam, toh tidak akan menjadi kafir, dan anda juga setuju dong kalau beribadah secara Islam tidak masalah kan? Jadi sebaiknya anda masuk Islam saja.. 🙂

    Tidak ada Tuhan yg berniat menjerumuskan umatnya. Itu tidak perlu anda bahas. Itu sudah jelas. 🙂

    Anda juga harus belajar lagi tentang takdir. nasib, pilihan takdir baik dan takdir buruk dalam Islam. Sangat jelas anda tidak memahaminya dg baik. Dalam Islam juga jelas diajarkan bahwa manusia bertanggung jawab secara pribadi atas semua yg dilakukan selama hidupnya. Analogi anda dg Insinyur dan robot buatannya sama sekali tidak relevan untuk anda tampilkan di sini dg maksud menyerang Islam.. 🙂

    Umat Hindu, tidak memiliki tradisi (dan kitab suci) yang meng-kafir-kan keyakinan lain serta menjatahkan neraka bagi mereka, sementara disisi lain mengklaim sorga hanya bagi golongan sendiri (disini, fokusnya, sekali lagi, bukanlah golongan atau keyakinan lain, tetapi berdasarkan perbuatan-pebuatannya : seorang hindu yang jahat pastilah akan menerima karma atas kejahatannya, dan seorang yahudi yang baik pastilah akan mendapatkan hasil yang cemerlang pula : bandingkan dengan ucapan seorang ulama india, yag secara normatif harus mengatakan, karena dia muslim, maka dia harus berprinsip dan percaya, seorang muslim yang jahat sekalipun, adalah jauh lebih mulia bahkan dari seorang mahatma gandi).

    rkh :

    Lagi2x anda membandingkan dg tujuan menjelekkan Islam, tapi tanpa ilmu yg cukup.

    Orang memang boleh berbeda pendapat. Orang Islampun bisa berpendapat berbeda datu sama lain tergantung bagaimana pemahaman dia. Mungkin anda kurang paham dengan kata Islam dan muslim. Sebaiknya anda coba cari referensi dulu yg menjelaskan tentang kata Islam dan muslim. Di tulisan2x saya yg lain juga ada kok.. Secara singkat, seorang yg berserah diri pada Tuhannya disebut sebagai muslim. Penjabarannya bisa panjang sekali, dan itu tidak relevan untuk ditampilkan di sini.

    Saya juga tidak memandang jelek ajaran Karma spt yg juga terdapat dalam agama Budha, anda bisa baca dalam tulisan saya “Tuhan atau Agama, mana yang anda pilih?”. dan secara konsep itu sama saja dg ganjaran surga dan neraka. Perbuatan baik akan mendapatkan ganjaran surga atau mendapat karma baik, itu konsep yg sama. Perbuatan jelek akan mendapat ganjaran neraka atau mendapat karma jelek, secara konsep juga sama. Bahwa kebaikan akan mendapat ganjaran yg baik, kejelekan akan mendapat ganjaran yg jelek. Secara konsep, hal ini tidak ada bedanya.. 😉

    Sebagai saudara tertua diantara agama-agama, hindu meyakini bahwa Tuhan yang maha adil menurunkan agama2 sesuai kecenderungan manusia : keras, lembut, spiritul, atau material-duniwaiah. Manusia diberikan kebebasan memilih sesuai kecenderungannya dan untuk bahagia didalamnya, dan memperoleh hasil sesuai pilihan bebasnya tersebut. Dengan berfikir demikian, seorang hindu yang paling taat pun, tidak perlu member label sesat kepada orang lain yang memiliki kayakinan berbeda, apalagi merasa berhak menjatahkan neraka bagi mereka. Dengan keyakinan itu pula, umat hindu memberikan kebebasan kepada setiap penganutnya untuk menafsirkan weda sesuai level spiritualnya, dan tidak saling memberi label sesat diantara berbagai sekte yang ada di dalamnya. Seorang penganut hindu tidak perlu takut dianggap ”murtad” hanya karena mengkritik weda, bahkan memperdebatkan brahman (tuhan) sekalipun. Di berbagai komunitas hindu, berbagai sekte2 tersebut dapat berkomunikasi bebas, dan saling menghargai keyakinan masing2. Umat hindu, dalam sejarahnya yang panjang telah menunjukkan tradisi toleransi yang kuat. Umat hindu merayakan pluralisme : dengan itu umat hindu tidak memiliki sejarah offensif menyebarkan agama, baik melalui ”dakwah” ataupun melalui perang-perang ”suci”, meskipun dengan sikap itu umat hindu harus membayar dengan harga yang mahal : menjadi lahan rebutan konversi bagi agama2 semitik (utamanya islam dan kristen).

    rkh :

    Dalam kenyataannya, apa yg anda tampilkan dalam banyak komentar2x anda yg lain di blog ini sama sekali tidak mencerminkan pandangan itu. Jika demikian, anda tidak perlu “blingsatan” dg kajian Dr. Zakir terhadap kitab2x suci Hindu. Dan anda tidak perlu susah payah menjelaskan panjang lebar untuk menolak nabi Muhammad sbg nabi umat Hindu dan Hindu itu berbeda dg Islam. Dan anda tidak boleh keberatan kalau banyak orang Hindu yg akhirnya masuk Islam setelah menerima informasi itu, dll. dll.. Tapi semuanya anda tampilkan berbeda.. Ah, ternyata anda tidak konsisten dg konsep2x Hindu yg anda kemukakan sendiri.. 🙂

    Kesimpulan
    Dengan berbagai perbedaan tersebut, sulitlah untuk dapat dikatakan bahwa islam dan hindu sama terutama dilihat dari dasar-dasar keyakinannya. Dasar keimanan utama islam adalah 2 kalimat penting : tiada tuhan selain allah dan muhammad adalah utusan allah. Ini tidak ada samasekali dalam hindu, terutama untuk kalimat kedua, dan, umat hindu tidak bisa menerima konsep mendasar ini.

    rkh :

    Terserah saja kalau anda tidak setuju. Tidak ada pemaksaan di sini. Tapi anda tidak menampilkan argumen yg layak untuk membantahnya, sedangkan dalam tulisan saya terdapat argumen yg kuat dg menampilkan ayat2x yg menyatakan kalau konsep Tuhan yg Esa dan Muhammad sbg rasul terakhir itu memang benar2x ada dalam kitab2x Hindu.. 🙂

    Sementara dasar2 kepercayaan hindu : atman, brahman, reinkarnasi, karaphala dan moksa, adalah konsep2 yang tidak mungkin diterima islam : manusia hanya dilahirkan sekali, menerima sesuatu sesuai takdir, diadili, dan kemudian menuju sorga atau neraka, dan tidak mungkin bersatu dengan allah. Bila diantara agama rumpun semitik saja sudah terdapat berbedaan (dan seringkali pertentangan) yang demikian lebar, maka dengan Hindu (yang secara bangga dan rasa superior oleh agama2 semitik disebut ”agama bumi”), akan semakin jauh lagi jurang perbedaannya.

    rkh :

    Jelas, di sini kita membahas persamaannya bukan perbedaan. Ajaran Islam sangat erat terkait dg kitab sucinya yg dg erat selalu dipegang teguh oleh umat Islam. Wajar kalau umat Islam hanya bisa setuju dg ajaran2x Hindu yg sesuai dg kitab sucinya dan sesuai dg Qur’an, bukan yg diluar itu. Makanya karena ada konsep2x yg sudah tidak relevan lagi sesuai perkembangan jaman (agama Hindu mungkin memang dianggap agama tertua), dan mungkin sudah tidak dijalankan sesuai dg kitab sucinya, maka itulah turun ajaran dari nabi Muhammad untuk seluruh manusia sepanjang jaman. Itu hal yg dapat diterima oleh pikiran logis.

    Pandangan anda terhadap islam jelas sekali sangat sarkastik dan ngawur, termasuk tentang pertentangan2x dan penyebutan agama bumi, dan ajaran2x Islam tentang kelahiran, kematian, takdir, surga, neraka, dll. yg tidak berdasar ilmu dan referensi yg memadai untuk suatu diskusi ilmiah. Anda tampaknya hanya berbakat untuk debat kusir saja.. 🙂

    Tetapi saya setuju, bahwa diantara sekian banyak perbedaan, ada hal-hal yang masuk dalam irisan keyakinan bersama : kita sama-sama diajarkan untuk tidak boleh mencuri, tidak boleh mabuk, tidak boleh menyakiti, meskipun dalam kadar larangan yang berbeda dan pengecualian2 yang berbeda.

    rkh :

    Kalau yg ini saya yakin kalau sebuah agama memang berasal dari Tuhan dan dijalankan dg baik oleh umatnya, secara garis besar pasti sama atau tidak berbeda tentang ajaran2x kebaikannya.. 🙂

    Tapi saya kira, yang lebih penting dari itu, adalah kesadaran bahwa untuk bisa saling menghormati dan hidup berdampingan dengan damai, kita tidak perlu harus terpaku pada persamaan (dan menjadikannya prasyarat–karena dengan itu kita disisi lain akan mengingat perbedaan). Yang penting adalah adanya kesadaran bahwa pluralisme itu anugerah tuhan : bayangkan, sebuah taman yang berisikan aneka ragam warna warni bunga, tiba-tiba harus diseragamkan dengan satu bunga saja. tentu menjadi tidak indah, bukan ?

    rkh :

    Saya setuju dg hidup damai dan salig menghormati. Tapi sekali lagi masalah saling menghormati itu berbeda dg masalah benar atau salah, sebab ada kebenaran sejati yg harus kita cari dan buktikan. Itu saja. Anda juga mengatakan di Hindu tidak masalah kan kalau kita berusaha mencari kebenaran? Diskusi agama pun kalau dilakukan dg baik bisa menjadi indah dan bermakna baik, spt yg saya lakukan di tulisan2x saya yg lain, dg catatan para pelakunya dapar bersikap dewasa dan dapat menempatkan diri dalam sebuah diskusi ilmiah yg baik.

    Selalu ada pro dan kontra dalam suatu permasalahan. Bagaimana pada akhirnya kita menyikapinya adalah hak masing2x orang asalkan tidak keluar dari jalur yg semestinya. Pengetahuan agama Hindu anda cukup baik, dan informasi2x yg anda tampilkan tentang Hindu juga cukup baik. Hanya sayang anda cenderung tidak bisa tetap berada dalam rel diskusi sesuai topik, dan selalu berusaha membandingkan untuk menyerang dan menjelekkan Islam, meskipun itu OOT dan tidak relevan dg topik diskusi. Saya harap anda dapat memperbaikinya dilain kesempatan.. 🙂

    Terima kasih.

  10. Evan
    Oktober 9, 2007 pukul 12:40 AM

    Assalamualaikum mas rkh….

    Terus terang saya terkesima dengan pola pikir mas rkh yang sedemikian maju, Subhanallah. . . .

    Apakah mas rkh akan menulis lagi tentang Hindu-Muslim? Karena dengan tulisan mas rkh saya akan mencoba menunjukkan kepada kekasih saya tentang jalan kesejatian…. menjadi seorang muallaf di jalan kedamaian – The way of peace (peace meen ^_^ V ) – ini hehehe….

    Buat mbak Ritma, mudah-mudahan Allah SWT memberikan hidayah-Nya pada pasangan kita masing-masing….

    Saya juga mohon doa restu kepada mas rkh dan muslim yang berkecimpung (halah!!!) di blog ini….

    Wassalam

    ——————-

    rkh :

    wa’alaikum salam..

    Terima kasih.. 🙂
    Kalau ada informasi yg layak untuk dishare insyaallah saya akan share di blog ini, karena bagi saya inofrmasi dan kebenaran itu adalah hak semua orang. Tentang bagaimana pandangan dan sikap seseorang setelah informasi/kebenaran itu sampai pada mereka, itu mutlak urusan masing2x.

    Tentang niat anda itu, semoga itu tulus, sepanjang itu tulus, insyaallah Allah akan memberikan jalan dan restunya.. 🙂

  11. komang beachboy
    Oktober 9, 2007 pukul 5:37 AM

    om rkh,
    apa ngga kebalik tuh? yang bikin bangsa ini rusuh ya kalian2 juga toh? entah itu oknum atau yang kebanyakans …

    siapa yang mengadu domba? dari tulisan anda yang banyak “korupsi makna dan ajaran” sudah memperlihatkan bahwa anda bersimpati kepada ajaran hindu, so jangan membuat pembalikan2 opini/ajaran.

    he he he pikiran jelek dari segala arah?
    itu khan motto anda, bukan motto saya…

    —————–

    rkh :

    Nak komang.. 🙂

    Saya sudah berkali-kali katakan di blog ini kalau penyebab semua kerusuhan itu adalah pemahaman yg tidak benar thd agamanya dan agama orang lain, yg ditambah dg pemahaman agama secara doktrinal yg membuat pandangan keagamaan seseorang menjadi sempit dan picik. Kalau anda tidak mau ada orang yg mengatakan jelek pada anda, ya anda jangan berpandangan sempit spt itu. Begitu lho nak.. 🙂

    Makanya saya bercanda spt itu pada komentar anda yg sebelumnya, karena anda berkomentar yg kurang etis. Dan untuk itulah saya harus mengingatkan anda di sini.. 🙂 Kali ini saya maafkan & biarkan komentar anda saya muat agar orang tahu spt apa komentar2x orang Hindu yg spt anda ini, dan apa itu layak.. (itu kalau benar anda orang Hindu, toh anda anonim..). Mungkin untuk lain kali saya akan lebih selektif lagi.. 🙂

    Saya bersimpati pada semua agama, makanya saya berusaha belajar sebanyak mungkin tentang agama2x, baik agama saya maupun agama orang lain. Dan itu bagus untuk wawasan dan pemahaman keagamaan. Jadi ayo kita sama2x belajar. Begitu nak Komang.. 🙂

  12. awatara
    Oktober 9, 2007 pukul 12:47 PM

    sekali lagi untuk umat hindu dimana pun berada. lihatlah kebenaran yang hakiki bahwa sannya agama hindu adalah agama universal. janganlah kalian mau di kotak-kotak oleh sebuah perumpamaan yakinlah kalo agama hindu diturunkan untuk menciptakan manusia yang bermoral yang mempunyai sifat cinta kasih tanpa melihat golongan. wedha melandasi langkah kita jangan terkecoh ajakan untuk masuk ke agama lain karna agama kita memiliki segalannya yang ada pada agama apa saja yang ada didunia ini, agama kita diturunkan bukannya untuk diperbarui, agama kita akan kekal selamanya, tidak ada awal dan akhir. tuhan kita memiliki cinta kasih tanpa ada dendam kemurkaan, tuhan kita selalu memberikan kesempatan untuk menjadi lebih baik dengan kelahiran kembali kita didunia (reenkarnasi) bacalah tulisan teman kita moongkek, saya sangat salut tulisan yang panjang lebar tentang hindu. untuk mas rkh saya ingin anda menulis tentang hindu lebih rinci dari saduran kitab kita, tapi saya percaya maksud mas rkh sangatlah baik untuk menghindarkan permusuhan antara hindu dan islam,

    —————

    rkh :

    Ya, buat siapapun anda yg menjadi tamu blog saya, saya selalu sampaikan untuk selalu menggunakan akal budi dalam mencerna agama dan tidak membiasakan diri untuk beragama dg doktrin. Cernalah baik2x apa yg menjadi ajaran agama anda, jangan begitu saja mau percaya apa yg dikatakan orang, siapapun dia, meskipun itu sekelas pendeta agama, termasuk untuk informasi yg saya berikan di sini. Cernalah baik2x dulu dg logika anda, cari informasi sebanyak-banyaknya, baru tetapkan sikap dan pandangan anda.

    Setiap orang punya hak untuk mengetahui kebenaran. Bagaimana sikap dan pemahaman seseorang dalam memandang suatu kebenaran itu adalah mutlak menjadi milik diri masing2x. Tidak ada seorangpun yg boleh memaksakan pedapatnya pada orang lain. Jalankan agama anda sesuai pemahaman anda yg sebenar-benarnya, tapi jangan berhenti mencari, karena semakin banyak ilmu kita untuk mendekatkan diri pada-Nya, Dia juga akan semakin dekat dg kita. Ini bukan buat umat Hindu saja tapi untuk keseluruhan pengunjung blog saya..

    Kalau saya sempat sharing dan diskusi tentang Hindu di sini itu bukanlah berarti saya seorang yg sangat memahami Hindu luar dalam, bahkan sampai demikian rinci dari saduran kitab2x Hindu, saya hanyalah seorang pencari kebenaran yg insyaallah akan terus belajar untuk bidang perbandingan agama ini. Mohon maaf kalau tulisan saya dirasa mengganggu anda sebagian umat Hindu. Selalu ada pro dan kontra dalam suatu permasalahan. Saya hanya menganggap bahwa informasi dan kebenaran itu adalah hak semua orang. Dan setelah suatu informasi ataupun suatu kebenaran sampai pada seseorang, ia sendirilah yg berhak untuk mengambil sikap dan pandangan thdnya. Sekali lagi tidak ada orang yg boleh memaksakan pendapatnya pada orang lain. Itu prinsip.. 🙂

    Terima kasih.. 🙂

  13. Oktober 15, 2007 pukul 3:03 AM

    Mas Rkh,
    Terima kasih, saya menemukan website seperti ini, saya senang sekali membacanya. Mr. Naik memang luar biasa, saya sudah pernah nonton itu “The similarity Islam and Hindu”. Sungguh saya terkesima pertama kali, karena dia bisa tahu dan hafal diluar kepala ayat2 Qur’an dan sloka2 Hindu. Tapi setelah saya hayati apa yang dia bicarakan, ternyata saya berfikir dia seperti membuat persamaan antara contoh: Manusia dan Binatang (sama2 punya hidung/alat penciuman. mata/alat pengliatan, dan sebagainya), dia tidak membicarakan bahwa manusia punya perasaan dan binatang tidak, manusia punya ekor pendek, ada binatang yang punya panjang/tidak sama sekali. Dan menurut saya Mr. Naik hanya mencari ayat dan sloka yang bisa dibandingkan saja dengan merangkai kata2 penjelasan, sehingga seakan2 sekilas terkesan sama. Lalu membuat kesimpulan yang bersifat persuasif atas kepentingan dakwahnya. Mungkin Mbak Monkeg dengan tulisannya yang panjang lebar diatas telah menjelaskan sedikit sekali dari begitu banyaknya ajaran Hindu. Karena mungkin dia capek ngetik kalo memaparkan kitab2 hindu yang begitu banyaknya. Tapi saya melihat apa yang ditekankan/dasar ajaran Hindu dan Islam itu ada banyak perbedaan.

    rkh :

    Terima kasih.
    Mr. Naik memang luar biasa, saya setuju itu, sangat sulit mencari orang yg punya kemampuan spt itu.

    Saya kira Mr. Naik memang hanya fokus pada inti ajaran yg ada di ayat2x dan sloka2x itu yg bisa dipahami dg baik bagi siapa saja yg mau mengkajinya, dan saya kira itu sudah ditampilkannya dg cukup baik, Kalau anda berpikir spt itu ya boleh2x saja, orang boleh kok berpendapat dan berbeda pendapat.Tentang analogi anda, mungkin sebaiknya anda beri contoh langsung yg anda maksudkan supaya terlihat jelas relevansinya, karena analogi anda bisa membingungkan pembaca.

    Tentang pendapat anda bahwa ayat2x yg ditampilkan di sama2xkan dan disimpulkan yg untuk kepentingan dakwahnya, anda boleh2x saja berpendapat demikian. Tapi kalau argumentasinya cukup kuat apakah anda juga mau mempertimbangkannya? Misalnya coba saja anda buka ayat2x kitab Hindu yg ditampilkan di tulisan in idan lanjutannya tanpa melihat apa yg menurut anda disama2xkan oleh Mr. Naik, dan anda cocokkan dg ajaran Hindu sehari-hari, mungkin anda bisa menemukan “sesuatu” di sana. 🙂

    Tentang mas (menurut anda mbak) mongkeg, saya kira dia telah berusaha menjelaskan semampu dia, dan menurut saya cukup baik (meskipun banyak juga hal2x yg dikemukakan tapi kemudian tidak dapat dia jelaskan lebih lanjut). Hanya sayang dia tidak dapat melakukan diskusi dg baik karena menurut saya dia cenderung emosional dan berusaha membawa diskusi ke arah debat kusir dg menghina dan menampilkan permasalahan yg OOT (out of topics) spt dalam forum2x debat kusir, dan bukannya memberi argumentasi ilmiah sesuai topik. Anda dan siapa saja bisa melihatnya dg jelas dalam komentar2xnya yg berusaha menyerang Islam, menertawakan, dan membodoh2xkan saya, dll. Apakah spt itu sikap seorang Hindu yg menurut anda mempunyai pemahaman agama yg dalam sampai ke kitab2x suci ?

    Dan saya membaca terakhir Mas Rkh tentang sedang mencari kebenaran, atau ada yang bilang agnostic, dan saya yakin di dunia ini 50% lebih orang seperti itu. Saya pernah membaca ada orang yang mencari kebenaran seperti Mas Rkh, memulai membaca dan menghayati satu persatu kitab2 suci dari agama2 yang ada (terutama agama2 yang berpopulasi banyak) mis; Kristen, Islam, Hindu, Yahudi, Sikh. Akhirnya dia bilang: kalo telah menghayati ajaran Hindu dan kamu membaca ajaran agama lain, ajaran/kitab suci2 agama tsbt akan sangat menarik.

    Agama Hindu menganjurkan setiap orang (tidak melihat golongan orang) untuk mencari kebenaran sejati, demikianpun dengan membaca dan mempelajari ajaran2 kitab suci agama lain. dan mempersilahkan pemeluk agama lain memakai ajaran2 Hindu dengan penafsiran yang bebas untuk mencari kebenaran pribadinya.

    rkh :

    Ya, Islam juga memberikan kebebasan bagi umatnya untuk mencari kebenaran, baik dalam mempelajari agama dan kitab suci sendiri maupun agama dan kitab suci agama lain. Tapi tentu saja harus dg pemikiran yg benar.

    Bagawad Gita adalah intisari Weda, sekarang ini telah banyak bukunya dalam berbagai bahasa dan dengan judul yang berbeda2, misalnya: “Song of God”, “The Way of Life” dan lain2. Dan diperkirakan semua ilmuan2 hebat dunia dan orang2 hebat dunia pernah paling tidak sekali membaca Bagawad Gita. Dan menjadikan-Nya pedoman hidupnya, sampai2 Albert Einstein akhirnya berkata bahwa rahasia alam ini tidak bisa diungkap oleh pikiran manusia.

    Dan Yoga dan atau Meditasi sekarang ini menjadi trend di belahan negara2 maju. Dan menjadi salah satu alternatif positif dalam menghadapi modernisasi kehidupan yang sering kali membuat stuck pikiran. Dan dalam Yoga, Meditasi tersebut tidak ada yang bilang bahwa itu ajaran Hindu (walau sebenarnya itu ajaran Hindu seperti yang dibilang Mbak Mongkeg dalam Yoga Marga). Sehingga pesraman2 (kelas2) Yoga, Meditasi itu bisa terbuka bagi seluruh umat beragama. (Dan saya banyak punya teman2 kebetulan Muslim yang ikut kelas2 Yoga – Pen).

    rkh :

    Mungkin maksud anda Bagawat Gita adalah pemjelasan atau penjabaran Weda? Itu lebih bisa diterima karena Weda adalah kitab suci utama dalam Hindu yg bernilai wahyu Tuhan yg termasuk Sruti bersama dg Upanishad (baca di tulisan lanjutan tulisan ini)
    Belajar yoga menurut saya cukup bagus. Yoga berkaitan erat dg meditasi, dan meditasi berkaitan erat dg konsentrasi, pemusatan pikiran, penguasaan diri, dll. Dan sebenarnya semua itu diajarkan dalam banyak agama (bahkan mungkin dalam semua agama), spt : Budha dan Islam, tapi dalam bentuk yg berbeda. Orang Islam pun sebenarnya bisa belajar konsep yg sama dg yoga di Islam sendiri, hanya mungkin tidak banyak yg tahu karena mungkin memang tidak dipopulerkan sbg suatu konsep yg terpisah dari agama spt yoga.

    Mas Rkh, saya yakin bahwa Mr. Naik tidak tahu seluruhnya ajaran2 Hindu dimana terdapat filsafat2 yang tak ada bandingannya. Kalo Mas Rkh ingin tahu sebagai usaha mencari kebenaran, Mas bisa coba baca Bagawad Gita, ada bukunya yang berisi sloka2/ayat2, ada juga yang sudah berupa rangkaian seperti cerita (buku ini biasanya diperuntukan supaya mudah memahami isi yang tersurat maupun tersirat dalam Bagawad Gita).

    rkh :

    Mungkin saja anda benar bahwa Mr. Naik tidak tahu seluruh ajaran2x Hindu dan filsafat2xnya. Tapi mungkin juga ia mengetahui lebih banyak dari yg pernah kita semua sangka. Who knows? Yg jelas dia sudah berani untuk menceramahkan hasil kajiannya itu didepan ribuan umat Hindu dan Islam yg pastinya juga terdapat para ulama agama masing2x. Hal itu tidak akan berani dia lakukan kalau dia tidak yakin mampu menjelaskan dan menjawab semua pertanyaan dari hadirin (yg memang mampu ia buktikan dg baik)

    Terima kasih. Mungkin nanti kalau ada kesempatan insyaallah saya akan mencoba membaca lebih banyak. 🙂

    Hanya saja, saya tetap akan lebih berpegang (lebih mempercayai) pada kajian ajaran inti dari kitab suci spt yg dilakukan dg baik oleh Mr. Naik, karena spt dalam agama2x lain juga, buku2x penjelasan yg sudah dirangkai dan di permudah sedemikian rupa (dg tujuan yg baik) oleh para pemuka agamanya seringkali memang sudah diarahkan sesuai ajaran yg berlaku sehari-hari. Bila ajaran itu sama dg yg dijelaskan kitab sucinya, tentu tidak ada masalah, tapi kalau ternyata berbeda maka orang akan sulit untuk melihat mana kebenaran sejatinya. Saya juga menemukan hal yg sama pada agama Budha dan Kristen. Bahkan mungkin juga di Islam ada.

    Terima kasih Mas Rkh, juga Mbak Mongkeg suksma, tiang bangga ngwacen comment Mboke…., yen dados Mbok nulis malih indik Hindu ring internet2, rahayu

    Yanik

    rkh :
    Terima kasih juga buat anda.. 🙂

  14. komang beachboy
    Oktober 17, 2007 pukul 7:37 AM

    oom rkh
    berbeda pandangan bukan berarti bahwa tak gunakan akal budi. beragama bukan hanya diliat dari apa yang diucapkan tetapi juga dipikirkan dan tindakan.
    anda bukanlah pencari kebenaran, tetapi anda mencari2 untuk membenar2kan apa yang anda rasa benar
    saya pamit dulu, sorry mampirnya bentar oom ya

    —————

    rkh :

    nak komeng.. pendapat anda benar tentang berbeda pandangan, akal budi, dan beragama. Masalahnya sudahkah anda mencoba untuk mencerna ajaran agama anda dg akal budi? Sudahkan anda mencoba melihat ajaran agama lain (bukan melihat umatnya saja) untuk membuka wawasan kita? Kalau belum, cobalah. Insyaallah anda akan dapat wawasan keagamaan yg lebih baik..

    Tentang pencarian kebenaran, sebelum anda benar2x terjun untuk mencari dan mendalaminya, mungkin anda tidak akan mengerti. Sebelum anda mencoba untuk bertanya-tanya kenapa ajaran agama saya spt ini? Kenapa ajaran agama lain begitu? Apa benar ajaran agama saya adalah spt yg saya pahami? Apakah benar ajaran agama lain itu adalah spt yg sering saya dengar dari orang lain? Dll… dsb… Sebelum itu semua mungkin anda tidak akan memahami. Cobalah dulu.. jangan kuatir apa kata orang, Tuhan adalah penuntun utama kita. Insyaallah Tuhan akan menunjukkan pada kita apa yg kita cari itu.. 🙂

  15. November 13, 2007 pukul 1:07 PM

    Mas Komang anda jangan terlalu emosi saya yang pernah menganut agama hindu tidak benar yang anda bicara, agama yang baik adalah agama islam, mengapa saya masih islam karena dilihat secara hati nurani saya agama islam yang terbaik dunia & akhirat

    —————-

    rkh :

    Mas gusti, anda muallaf? Kalau ya, selamat untuk anda. 🙂

    Tiap orang punya pilihannya masing2x, semoga anda bahagia dg pilihan anda.

  16. I Gusti Agung
    November 18, 2007 pukul 6:34 AM

    Oh……….. Lord……………
    inilah akhir zaman…!!!!!!!!!

    kalo bener sama, kenapa babi diharamkan..?? apa karena alasan klasik, soalnya babi kotor,,?? tlg p’tanyaan saya dijawab coz temen2 muslim saya tidak bisa memberikan jawaban yang pas…..!!!!

    terus kenapa Hindu dibilang penyembah berhala…??? ( karena dilihatnya menyembah aneka tugu { tugu } ) oleh teman muslim saya…???

    rkh :

    Halo mas Gusti.. 🙂

    Yg saya tampilkan dalam tulisan saya memang adalah persamaannya, bukan perbedaannya. Tapi tentu saja tidak semua sama. Justru pada ayat2x yg ditampilkan yg terlihat jelas inti2xajaran yg sama antara Islam dan Hindu (mis : tentang Tuhan yg Esa, dll.). Sedangkan dalam ajaran2x “pelengkapnya” mungkin saja berbeda karena bisa disesuaikan dg jaman, pola pikir, kebudayaan, dll.

    Walaupun OOT, saya akan jawab sedikit buat anda.. 🙂

    Tentang babi. Apa yg dimakan oleh manusia itu bisa berpengaruh pada fisiknya, jiwa dan pikirannya. Dalam penelitian mutakhir, diketahui babi adalah makanan yg sangat tidak baik untuk tubuh manusia (meskipun mungkin rasanya enak, tapi sudah jelas bahwa tidak semua yg enak itu baik..), banyak sekali penjelasan ilmiah untuk itu yg berdasarkan penelitian para ahli. Insyaallah saya bisa jelaskan dg sangat “pas”. Tapi saya tidak bisa uraikan itu di sini panjang lebar, karena bukan topik bahasan di sini. Mudah2xan lain kali saya bisa membuat tulisan tentang hal itu di sini.

    Anda orang Hindu? ada yg bilang anda penyembah berhala? Saya tidak akan mengatakan ya atau tidak, tapi sebaiknya anda sendiri yg lakukan evaluasi, apakah itu benar? Dg menganut Phanteism, Tuhan bisa banyak dan berbentuk apa saja, misalnya spt manusia berkepala dan bertangan empat dan berbentuk hewan. Saya kenal orang2x India Hindu yg punya “Tuhan” mereka masing2x yg berbeda dan memajang gambarnya di rumahnya, yg mereka gunakan dalam berdoa dan ritual lain.

    Tetapi yg di sampaikan dalam kitab suci Hindu adalah Tuhan yg Esa dan konsep2x inti yg lain. Mengapa berbeda? Jadi seharusnya tulisan ini jadi sarana bagi umat Hindu untuk meng-evaluasi lagi ajarannya dg membuka dan mengkaji lagi ajaran Hindu dari kitab sucinya.

    Bukan bersikap spt anda yg belum memahami permasalahan langsung main tembak aja..
    Apalagi dg sok tahu akhir jaman itu spt apa..

    Kalau tidak setuju sebaiknya anda tampilkan argumentasi anda, bukan malah teriak2x dan balik bertanya..
    Saya jadi ragu kalau anda memang umat Hindu. Umat Hindu biasanya bersikap lebih baik.. 🙂

    Terima kasih.

  17. Gendut
    November 18, 2007 pukul 9:07 AM

    Udahlah….
    Knp hrs dributkan….
    biarkan saja……
    jangan dcari persamaan maupun perbedaan…
    biarkan smuanya berjalan dengan sendirinya seperti air yg mengalir, kita nikmati, bukan dgn emosi dan sebangsanya.
    tetapi dengan rasa cinta.
    Cinta terhadap TUHAN.
    Smuanya yg benar kita akan tau…..klo tiba waktunya.
    kpn?
    waktu ajal menjemput kita.
    Kita akan melihat kebenaran dsana, tidak ada yg dtutup2in.
    KIta akan buktikan,,, mana yang benar dan yg salah.
    tak usahlah dributkan ddunia ini.
    Gak akan ada habisnya,,, krn itu sifat dasar manusia,, ingin menang sendiri.
    untuk rkh. thx referensinya,
    jgn lah begitu percaya pada apa yg kau lihat dan dengar, krn itu blom pasti benar adanya.
    Kita dsini Bhineka Tunggal ika.
    Kita hargai perbedaan.

    Salam.

    rkh :

    Halo mas gendut.. 🙂

    Tampaknya anda cukup bijak.. lebih baik daripada yg bisanya cuma teriak2x tanpa punya argumentasi yg layak.. 🙂

    Pendapat anda cukup baik, tapi saya harus tekankan di sini bahwa yg jadi masalah adalah bukan siapa yg mau menang sendiri, tapi justru spt yg anda sampaikan itu bahwa kepastian kebenarannya mungkin baru kita ketahui setelah kita mati.

    Nah, kalau kebenarannya itu memang spt yg kita yakini, memang tidak ada masalah, tapi kalau ternyata berbeda? Sedangkan pada saat di dunia kita punya kesempatan untuk mengetahuinya. Kenapa tidak berusaha mencarinya dg memanfaatkan apa yg telah diberikan Tuhan pada kita? Jangan sampai setelah mati baru menyesal sewaktu hidup tidak berusaha mencarinya dg bersikap “nerimo” saja dg segala doktrin yg diberikan pada kita.

    Jadi begitu mas gendut.. tidak ada salahnya berusaha mencari kebenaran, bahkan sangat perlu, asalkan dilakukan dg cara yg benar dan layak, karena ini memang bukan untuk urusan di dunia saja tapi juga untuk urusan akhirat.. 🙂

    Betul, insyaallah saya memang tidak begitu saja mau percaya thd suatu informasi tanpa suatu dasar yg kuat. Saya juga selalu sampaikan itu pada pembaca blok saya, anda bisa cek sendiri. Topik Hindu dan Islam ini sudah pernah saya dengar bbrp tahun yg lalu, tapi belum terlalu saya anggap krn saat itu blm ada yg bisa dijadikan “pegangan”. Maka itu skrng saya tampilkan di sini dg referensi yg kuat dan diskusi terbuka dg siapa saja, dg harapan bisa mendapat “pegangan” yg lebih kuat lagi.

    Misalnya : ceramah Dr. Zakir dibuka dg pembacaan ayat2x dari kitab suci Islam dan Hindu. 3 orang pendeta Hindu tampil membacakan ayat dari Weda tentang Tuhan yg Esa : ” Tuhan itu satu, sebutlah Dia dg banyak nama..” Dan disaat pada ceramahnya Dr. Zakir menyebutkan ayat yg sama, secara logis kita tahu jelas tidak ada pertentangan di situ bahwa Dr. Zakir tidak salah membaca, mengeja, dan memaknai ayat yg sama di mana di sana juga ada pendeta Hindu yg membacanya juga..! Hal2x spt ini tentu bisa jadi pegangan. Apalagi di Internet juga terdapat site2x yg menampilkan isi dari kitab2x suci dunia yg bisa di buat acuan crosscheck.

    Benar, karena saya menghargai kebenaran dan juga perbedaan, maka saya tampilkan tulisan ini dlm upaya menguak kebenaran sejati, dan saya tampilkan pendapat dari anda2x semua yg pro dan kontra krn saya menghargai perbedaan..

    Jadi begitu mas gendut.. bukan masalah persamaan dan perbedaannya, tapi kebenaran sejati itulah yg harus kita cari.. 🙂

    Terima kasih.

  18. dipsie
    November 20, 2007 pukul 10:12 AM

    Setelah membaca tulisan mas rkh di atas, yang pertama ingin saya ucapkan adalah terima kasih mas rkh sudah membuka wawasan baik bagi kaum non hindu maupun pemeluk hindu itu sendiri.
    Untuk beberapa argumen atau penafsiran yang kurang tepat mengenai ajaran hindu sudah diuraikan oleh saudara kami mongkeg (dan itu sudah sangat jelas sekali).

    rkh :

    Halo dipsie.. ini mbak atau mas yah.. mbak aja deh, kan dipsie yg di teletabies itu cewek… 🙂

    Terima kasih juga atas kunjungannya.

    Mengenai diskusi saya dg monkeg bisa anda baca sendiri. Ada pendapatnya yg saya setuju dan ada juga yg tidak, ada masalah yg bisa dia jelaskan dan ada yg tidak, ada penjelasannya yg (tampaknya) benar dan ada yg tidak. Kalau anda setuju dg semua yg dia katakan bulat2x, ya mungkin saja krn anda memang punya pemahaman & tendensi yg sama dg dia. Itu wajar saja, saya tidak akan mempermasalahkan itu sepanjang anda bukannya setuju dg cara diskusinya yg tidak etis dan tidak ilmiah.. 🙂

    Mengenai paham pantheism,menurut saya mas rkh sedikit meleset dari arti filosofi yang ada di hindu. Jika di islam disebutkan everything is God’s yang kalau diartikan menjadi bahasa indonesia yakni segala sesuatu adalah milik Tuhan. Di hindu, saya yakin paham ini pasti diterima. Tetapi filosofi hindu berpikir setahap lebih ke depan yakni semua yang ada di dunia ini, baik dan buruk, diciptakan Tuhan sehingga semua yang ada di dunia ini bisa juga dikatakan milik Tuhan (filosofi ini dapat diterima oleh semua orang yang memiliki iman) Dan semua ciptaanNya, yang berasal dariNya, yang dimilikiNya, adalah Dia (baca: Tuhan itu) sendiri.

    rkh :

    Mungkin saja saya memahaminya sedikit meleset krn memang ilmu saya belum seberapa, tapi pemahaman pantheism yg saya tampilkan adalah persis spt yg dijelaskan oleh Dr. Zakir yg saya jadikan referensi, yg tentunya tidak diragukan lagi kredibilitasnya di bidang perbandingan agama.
    Kalau umat Hindu juga setuju dg “everything is God’s” ya itu bagus, itu artinya pemahaman umat Hindu memang sama dg Islam dalam hal ini. 🙂

    Hanya saja kalimat terakhir anda itu yg tidak disetujui oleh umat Islam dan saya pribadi, yaitu : “Dan semua ciptaanNya, yang berasal dariNya, yang dimilikiNya, adalah Dia (baca: Tuhan itu) sendiri.” Kalau semua ciptaan Tuhan adalah juga Tuhan itu sendiri, berarti bisa saja semua manusia saling sembah2xan. Anda ciptaan Tuhan kan? Jadi saya boleh dong menyembah anda menurut Hindu? Saya juga ciptaan Tuhan, berarti anda juga harus menyembah saya menurut Hindu? Apakah demikian? Tentu tidak kan..? 🙂

    Everything is God. Ini filosofi yang menyebabkan kaum hindu tidak memberi jarak dengan Tuhannya. karena tujuan akhir dari hindu bukan semata2 mendapatkan surga, tetapi lagi2 lebih setahap daripada itu yaitu kembali bersatu dengan pencipta (Tuhan). Atman (atau biasa disebut dengan roh) yang disebutkan bersatu dengan Brahman (Tuhan), tidak lagi berada di surga, tetapi benar2 bersatu dengan Brahman. Dan ini yang disebut dengan moksa. Referensinya sudah diberikan oleh commentator2 sebelumnya.

    rkh :

    Begitu? Dr. Zakir mengatakan kalau di dalam Weda juga terdapat konsep surga dan neraka seperti juga di Islam. Dan kepercayaan dalam Islam adalah : manusia setelah mati akan kembali pada penciptanya yaitu Allah. Jadi mungkin saja itu mirip dg konsep moksa yg anda katakan. Akan tetapi kalimat “kembali pada penciptanya” dan “kembali bersatu dg pencipta” itu penjabarannya tidaklah semudah visualisasi dua buah benda yg bersatu, kita tidak bisa menggambarkan dg jelas tentang hal itu karena itu adalah haknya Tuhan. Jadi sangat mungkin maksud dan tujuannya juga sama

    Mungkin untuk kaum muslim, agak sulit menerima filosofi ini. karena yang saya tangkap dalam ajaran muslim, setelah seseorang meninggal dunia, maka rohnya akan kembali ke akhirat. Berdiam di sana sampai hari penghakiman tiba (kalau salah, maaf, dan tolong dibenarkan ya mas rkh).

    rkh :

    Sebenarnya tidak sulit kok.. karena konsepnya terlihat sama, hanya penjabarannya saja yg mungkin berbeda. “Kembali pada penciptanya” dan “bersatu dg penciptanya” dalam konsep terlihat sangat mirip, mungkin hanya masalah detailnya saja. Dalam Islam ada penjelasan lebih detail tentang bagaimana nanti kehidupan manusia setelah mati, spt alam kubur, penghakiman, surga dan neraka, dll. Sedangkan untuk Hindu detailnya mungkin anda lebih tahu.

    Tetapi dalam hindu, roh tersebut tidak hanya ingin kembali ke akhirat dan masuk surga saja, tetapi lebih daripada itu, bersatu dengan Tuhan itu sendiri. Ini mungkin yang membedakan hindu dan islam secara filosofi.

    rkh :

    Saya sudah katakan tadi secara konsep itu sama, mungkin ajaran Islam yg terlihat jelas dari luar Islam adalah hanya surga dan nerakanya saja, tapi kalau anda masuk lebih ke dalam lagi, anda akan lihat adanya konsep manusia setelah mati itu akan kembali ke penciptanya yaitu Allah.

    Tidaklah salah untuk terus mencari kebenaran. Dan kebenaran sejati adalah Tuhan itu sendiri. Ini adalah salah satu maksud dari filosofi Everything is God.

    rkh :

    Kebenaran sejati adalah Tuhan itu sendiri saya setuju dari sisi ketuhanan, tapi dari sisi manusia dan ciptaan Tuhan, tidak hanya itu ada banyak sekali kebenaran sejati yg lain yg harus kita ketahui, yaitu bagaimana kita harus memandang Tuhan itu, seperti apa Tuhan itu, bagaimana cara untuk “sampai” pada Tuhan, bagaimana sesungguhnya yg diajarkan Tuhan itu, dll. Yg mana bila hal2x itu salah dipahami oleh manusia, maka akan membuat manusia lebih sulit untuk “mencapai-Nya”.

    Hindu juga mengajarkan tatwam asi (aku adalah dia). Disini dia bisa berarti segala ciptaan Tuhan. Ketika kita menyakiti orang lain, berarti kita menyakiti diri sendiri. Ketika kita menyakiti diri kita sendiri dan menyakiti orang lain, maka kita juga menyakiti Tuhan. Ini adalah contoh pendekatan Everything is God yang lain mas rkh.

    rkh :

    Oh.. kalau begitu itu kurang lebihnya sama dg di Islam, hanya saja Islam tidak menganggapnya sbg konsep everything is God. Misalnya anda dapat lihat di ayat ini yg bermakna begitu indah :

    QS : Al Maidah 32 : “…barang siapa membunuh seorang manusia, bukan karena ia membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.”

    Jadi dalam mengartikan kata-kata tersebut, kita tidak bisa mengartikannya dengan arti harfiah saja. Jadi perlu dilihat, apa makna dibalik kata tersebut. Dan itu tidak bisa didapatkan hanya dengan menghafal ayat2 suci yang ada di kitab suci. Bahkan seorang hindu pun harus terus berpikir dan mencari kebenaran ajaran filosofi hindu berpuluh2 tahun, bukan dengan menghafal dan melakukan penafsiran, tetapi diikuti berpikir dengan akal yang bersih secara mendalam.

    rkh :

    Makna sesuatu memang bisa saja berbeda2x tergantung dari pemahaman seseorang dg segala pengembangannya, tapi yg jelas intinya tetap ada. Konsep everything is God itu intinya tetap saja semudah memahami kalimatnya, yaitu segalanya adalah Tuhan. Anda katakan sendiri kan tadi kalau semua makhluk ciptaan Tuhan itu adalah juga Tuhan itu sendiri. Untuk berbagai pengembangannya saya setuju dg anda karena banyak kemiripan dg ajaran Islam, tapi untuk intinya sendiri, dalam pandangan saya konsep yg demikian akan sangat mudah sekali membawa kerancuan yg membahayakan, karena bisa membawa manusia pada paganisme, yaitu penyembahan benda dan sesuatu diluar Tuhan yg maha kuasa, spt gunung, pohon, matahari, petir, monyet, sapi, dll. karena orang bisa memahaminya sbg Tuhan dg adanya inti konsep itu spt yg anda katakan tadi.

    Sesuai dengan ajarannya hindu yang penuh dengan filosofi, begitu juga dalam mengartikan ayat2 yang ada di Weda. Dan inilah juga yang saya anggap sedikit berbeda dengan islam. Dalam Al-quran dapat dikatakan dengan jelas apa yang baik dan apa yang buruk. Dan dengan tegas memberikan hukuman kepada seseorang yang melanggarnya. Ini mungkin kelebihan yang saya lihat dari islam mengenai kemudahannya.

    rkh :

    Sebenarnya dalam kitab suci manapun sama, ada hal2x yg sudah sangat jelas maknanya, ada juga yg masih membutuhkan pemikiran yg mendalam untuk menjabarkannya dulu agar dapat memahaminya dg baik. Kalau untuk kemudahan, ya, Islam dalam ajaran dasar dan pokoknya adalah sangat mudah dipahami. Dan itu memang suatu kelebihan, karena sangat penting bagi manusia untuk dapat memahami ajaran agamanya dg benar agar tidak tersesat.

    Tetapi juga banyak ayat2x dalam Hindu spt yg diungkap di tulisan di atas yg sebenarnya merupakan ajaran inti yg dapat dipahami dg sangat gamblang kalau mau merujuk ke kitab sucinya. Justru ajaran2x tambahan/pengembangannya yg diajarkan ke umat itu yg mungkin malah lebih rumit untuk dipahami karena bisa banyak tercampur dg pemahaman pribadi, kebudayaan setempat, dll.

    Saya bisa saja mengatakan tidak setuju terhadap anggapan setiap agama adalah sama. Tetapi lebih setuju dengan mengatakan perintah setiap agama adalah sama. Tetapi tidak dengan ritual (cara beribadah) dan kepercayaannya terhadap sesuatu. Saya setuju bahwa setiap agama mengajarkan ajaran yang sama untuk selalu berbuat yang benar, berkata-kata yang benar, dan berpikir yang benar. Saya setuju jika setiap agama sama dalam menganjurkan setiap pemeluknya untuk mencari kebenaran sejati.

    rkh :

    Memangnya siapa yg mengatakan semua agama itu sama? Saya juga tidak mengatakan demikian. 🙂
    Untuk ajaran kepercayaan thd sesuatu (terutama tentang dan terhadap Tuhan), ajaran kebaikannya dan anjuran mencari kebenaran sejati, kalau memang agama itu benar2x dari Tuhan, saya percaya itu semua secara pokok/inti adalah sama, sedang ajaran tambahan dan pengembangannya bisa berbeda karena bisa disesuaikan dg jaman, pola pikir, lingkungan, dll.

    Hanya saja manusianyalah yg dalam pengembangan penyampaian ajaran itu yg bisa membuat itu jadi berbeda dg pemahaman yg salah, mencampurkannya dg ajaran lain, terpengaruh kebudayaan, atau bahkan sengaja mengubah ajaran Tuhan untuk kepentingan pribadinya, dll.
    Misalnya saja dalam ajaran inti tentang keesaan Tuhan, tentang Tuhan yang maha Esa, setelah saya belajar perbandingan agama, setidaknya sudah 4 agama besar/terkenal yg ternyata kitab sucinya mengajarkan konsep yg sama, yaitu bahwa Tuhan itu esa, satu, tunggal, tidak ada yg setara dan menyerupai Dia. Selain dalam kitab suci Islam dan Hindu yg bisa anda lihat ayat2xnya di tulisan di atas, konsep Tuhan yg Esa juga terdapat dalam agama Yahudi dan Kristen (Katolik, protestan, dll.). Itu bisa anda lihat di tulisan saya di blog ini tentang Trinitas.

    Kebenaran sejati bagi seorang hindu bukan hanya terpaku pada Weda, tetapi kebenaran sejati seorang hindu kembali lagi saya katakan adalah Tuhan itu sendiri.

    rkh :

    “..kebenaran sejati seorang hindu kembali lagi saya katakan adalah Tuhan itu sendiri.” Oke, saya setuju. 🙂
    Tapi tentang Weda, bukan berarti terpaku atau tidak, sebuah kitab suci utama yg bernilai wahyu ketuhanan dalam sebuah agama, seharusnya menjadi acuan utama dalam pengajaran agama itu. Itu sudah pasti. Makanya di tulisan itu ada saya tulis tentang ajakan dari Dr. Zakir untuk “kembali” keajaran kitab suci. Maksudnya adalah untuk mengkaji kembali ajaran yg ada untuk kembali dicocokkan dg ajaran kitab sucinya, benarkah yg selama ini saya terima? Itulah salah satu upaya untuk mencari kebenaran sejati yg spt anda juga setuju memang dianjurkan dalam semua agama.

    Saya tidak setuju ketika anda mengamini kawan-kawan kita yang akan menjadi mualaf hanya karena memiliki kekasih yang beragama islam. Bukankah anda menuliskan judul Hindu dan Islam ternyata sama?
    Ketika setiap komparasi yang ada sampaikan bertujuan untuk membuka mata dan wawasan, bahwa ada ajaran dari 2 agama ini yang memiliki persamaan, mengapa seorang hindu harus memeluk muslim?
    Hindu tidak melarang umatnya untuk meyakini Muhammad adalah utusan Tuhan. Hindu juga menganut bahwa hanya ada 1 Tuhan. Inti ajaran kedua agama ini begitu luhur, dengan alasan apa kita mesti mengkonversi pemeluk agama lain.

    rkh :

    Judul tulisan saya adalah : “Hindu dan Islam ternyata sama?” dan “Muhammad adalah nabi umat Hindu?”. Anda perhatikan tidak kalau judul itu diakhiri dg tanda tanya (?) ? Ya, jadi dg judul ataupun tulisan saya, saya tidak serta merta mengatakan bahwa Hindu dan Islam adalah sama dan bahwa Muhammad memang nabinya umat Hindu. Judul dan tulisan saya itu saya jadikan wacana untuk membuka sebuah diskusi pencarian kebenaran yg hasil akhirnya adalah terserah pada masing2x pribadi.

    Siapa yg bilang kalau saya mengharuskan setiap orang Hindu pembaca tulisan saya itu untuk memeluk Islam? Tolong dikutip dan tampilkan di sini di bagian mana dalam 2 tulisan itu yg saya mengatakan kalau orang Hindu harus pindah ke agama Islam? Saya hanya mengajak setiap pembaca blog saya untuk mau berusaha mencari kebenaran sejati dg tidak begitu saja mau menerima ajaran agama yg diterimanya tanpa berusaha mencernanya dg logika akal budi dan mencari kepastian ajaran itu sesuai fondasi utama suatu agama, yaitu kitab sucinya, dalam hal ini terutama adalah kitab2x suci utama yg bernilai wahyu ketuhanan.

    Bagi saya tidak masalah anda atau siapapun orang Hindu pembaca tulisan saya mau pindah ke agama Islam atau tidak. Dalam ajaran Islam jelas dikatakan bahwa tidak ada paksaan dalam agama. Mau percaya saya atau tidak itu juga terserah, saya bukan nabi yg minta harus dipercayai.
    Hanya saja sbg orang beragama yg ingin menemukan kebenaran sejati, ingin berhasil “mencapai” Tuhan dg jalan yg benar, seharusnya tulisan saya itu menjadi acuan bagi anda dan orang Hindu lain untuk bersikap kritis dan mulai mencari tahu apakah yg saya sampaikan itu benar atau salah dg cara berusaha mengkaji lagi ajaran agama anda, karena mungkin saja sekarang anda dan pembaca Hindu lain dalam hati (atau ada yg menuliskannya) memaki-maki saya, tapi bisa jadi suatu saat nanti ternyata anda akan berterima kasih pada saya atas jerih payah saya menyampaikan informasi ini dan menerima semua makian anda dg senyum. 🙂

    Kalau anda bilang Hindu percaya pada satu Tuhan dan percaya pada nabi Muhammad, seharusnya anda mengkaji lagi bagaimana sebenarnya kepercayaan satu Tuhan itu? Bagaimana sesungguhnya ajaran nabi Muhammad itu? Dan anda lihat ayat2x kitab2x suci utama Hindu yg saya sampaikan, apakah benar itu sesuai/sejalan dg ajaran Muhammad? Dan apakah itu cocok dg ajaran Hindu yg saya yakini sekarang ini?

    Dan dimana anda bisa tahu banyak tentang ajaran nabi Muhammad? Di Islam. Maka itulah sebaiknya anda juga mempelajari agama Islam dg benar agar dapat lebih tahu spt apa ajaran yg dibawa nabi Muhammad itu. Jangan melihat suatu agama hanya dari pemeluknya saja. Seorang pemeluk agama belum tentu menjalankan agamanya dg benar, bahkan belum tentu juga dia mengerti benar bagaimana sesungguhnya ajaran agamanya.

    Saya setuju ketika anda membeberkan persamaan persamaan tadi. Tetapi ketika anda menceritakan bahwa setelah itu trdapat konversi agama besar2an di India, dan anda mengamini kawan-kawan kita yang ingin mengkonversi agama dari pasangannya, saya pikir tujuan anda sedikit melenceng. Tulisan mas rkh sudah bagus di awal, tetapi kurang berkenan di belakangnya.

    rkh :

    Saya sudah mengatakan sumber cerita konversi itu adalah dari Dr. Zakir sendiri dalam salah satu ceramahnya yg lain (bukan yg saya jadikan referensi tulisan ini), anda bisa cek lagi di 2 tulisan saya itu. Kalau ada seratus atau dua ratus orang (dari ribuan yg hadir) yg setelah mengecek informasi yg diberikan dalam ceramah itu lalu memutuskan untuk memeluk Islam, itu masih adalah hal yg wajar untuk ukuran India yg memang banyak terdapat umat Islam di sana. Mungkin anda akan terkejut kalau mengetahui angka pertumbuhan umat Islam di negara2x spt Amerika, Eropa, dll. yg sangat pesat bahkan ditengah propaganda anti Islam yg dihembuskan dg kencang oleh Amerika dan antek2xnya itu.

    Tentang teman2x yg bermaksud mengajak pasangannya memeluk Islam, ya itu hak mereka toh? Apa saya harus melarang? Apa kalau anda seorang Hindu lantas malah melarang orang yg ingin memeluk Hindu? Niatan teman2x itu kan juga tergantung pasangannya itu mau atau tidak. Sepanjang dia bisa melihat sesuatu masalah dg benar, bisa memutuskan dg benar, tidak hanya karena pengaruh rayuan, tipuan, paksaan, dll. kalau dia ingin memeluk Islam dg sukarela dan pemahaman yg benar, why not? Berbeda masalahnya kalau kepindahannya itu adalah karena pemahaman yg salah, tipuan, rayuan, paksaan, dll. tentu harus kita tentang.

    Insyaallah saya tidak pernah melenceng dg tujuan saya di blog ini. Saya juga sudah katakan kalau tujuan saya memang adalah untuk berdakwah dan mengamalkan ilmu saya, dg sharing informasi dan berdiskusi tentang apapun yg saya punya yg saya harapkan dapat berguna bagi orang lain dan yg membutuhkan. kalau kebetulan saya ada sedikit ilmu tentang Teknologi Informasi, komputer, dan perbandingan agama, ya itu yg mungkin akan banyak anda temukan di blog saya.

    Kalau menurut saya, bagus atau tidaknya suatu tulisan bukan tergantung pada isinya yg harus sesuai dg pandangan pembacanya. Itukan pendapat anda karena kebetulan anda (mungkin) tidak sepaham dg saya. Belum tentu begitu menurut orang lain, dalam 2 tulisan saya itu juga ada yg pro, bukan hanya kontra, termasuk dari umat Hindunya sendiri. Itu sah2x saja, itu tidak akan mengganggu saya.. 🙂

    Bukannya takut mengetahui kenyataan yang terjadi di India, tetapi saya lebih senang jika anda menganjurkan bahwa pemeluk agama hindu mesti belajar lebih tentang ajaran agamanya, kitab sucinya. Karena pemeluk agama yang baik adalah pemeluk agama yang mengkritik penyelewengan ajaran agamanya sendiri oleh pemeluknya untuk kembali ke ajaran kitab sucinya.

    rkh :

    Itu benar! Dan alhamdulillah saya sudah melakukannya baik untuk pemeluk agama saya sendiri, Islam, dalam beberapa tulisan lain saya, misalnya Terorisme bukan Jihad, maupun untuk pemeluk agama Hindu dalam 2 tulisan saya itu. Kalau anda teliti, anda akan tahu saya dg sangat jelas sudah melakukan itu. Bahkan saya cantumkan jelas2x ajakan dari Dr. Zakir untuk kembali ke ajaran kitab suci. Anda membaca tulisan saya sampai tuntas kan? Bukan hanya melihat judulnya saja? 🙂

    Begitu juga teman anda yang memiliki gambar di dinding rumahnya tersebut. Hindu tidak mengajarkan untuk memuja kertas yang tertempel di dinding. Tetapi gambar tersebut lebih menjelaskan simbol dari Tuhan yang memiliki banyak sifat. Coba anda tanyakan kepada teman anda tersebut, simbol apakah dari tangan berjumlah empat, kepala berjumlah empat, dan segala macamnya. Dan itu akan menjelaskan sifat keagungan Tuhan.

    rkh :

    Masalahnya bukan simbol dari sifat dari yg ada di gambar, tapi dg adanya gambar itu, orang yg melihatnya dan berdoa di depannya pasti akan membayangkan bahwa Tuhannya ya adalah yg ada di gambar itu. Orang Budha juga melakukan hal yg sama dg patung Budha, anda bisa baca diskusi saya di tulisan saya “Tuhan atau agama, mana yg anda pilih?”. Sedangkan spt yg anda lihat di tulisan saya, di kitab2x Hindu terdapat ayat2x yg menyatakan kalau Tuhan itu tidak ada yg menyerupai, tidak bisa dilihat, tidak ada rupa dan bentuk. Dalam Shvetashatara Upanishad Ch. 4 & 6 ada ayat2x yg menyatakan bahwa Tuhan itu satu, tidak ada yg menyerupai-Nya, dan tidak ada yg bisa melihat-Nya. Juga di Yajurveda Ch. 32 V. 3 dan Yajurveda Ch. 40 V. 8 bahwa Tuhan itu tidak ada rupa dan tidak ada bentuk.

    Dan ketika teman anda nantinya tak dapat menjelaskan, saya lebih senang jika anda mengingatkan atau menyarankan dirinya untuk lebih mendalami agamanya, bukan mengajarkan ajaran agama lain (toh, anda juga menulis bahwa hindu dan islam adalah sama) dan mengkonversikan orang tersebut. Dengan begini, maka kehidupan antara 2 agama, hindu dan islam dapat hidup saling berdampingan tanpa ada suasana kecurigaan dan ketakutan lagi. tanpa ada kebencian lagi. Dan kita sama2 terhindar dari perbuatan yang dilarang oleh agama kita masing2.

    Semoga kita mendapatkan damai di hati, damai di dunia, damai selalu.

    Terima kasih.

    rkh :

    Ya, itu jelas akan saya lakukan, karena tulisan saya sendiri memang bertujuan itu. Kalau anda tidak dapat menangkapnya ya berarti anda tidak benar2x membacanya. 🙂

    Hidup berdampingan dg damai jelas saya sangat setuju, hanya saja jangan samakan itu dg pencarian kebenaran sejati. Sebab ada kebenaran sejati yg harus kita cari dan dapatkan. Jangan karena alasan hidup berdampingan dg damai lantas kita mengabaikan pencarian kebenaran sejati itu yg anda juga setuju.

    Kita harus membiasakan untuk mampu mendiskusikan agama tidak dalam arti menang-menangan, hina-hinaan, maki-makian, dan membela semua pendapat kita mati-matian. Tidak. Diskusi agama adalah untuk mencari kebenaran sejati, dan untuk membuka wawasan kita agar tidak picik dalam memandang agama, baik agama sendiri maupun agama orang lain. Itu salah satu pesan yg juga ingin saya sampaikan melalui tulisan2x dan diskusi2x saya.

    Terima kasih. 🙂

  19. indah
    November 20, 2007 pukul 11:45 AM

    sepertinya memang benar, pada basicnya ajaran tauhid itu memang satu, dan hanya tauhid lah yang diajarkan para nabi hanya syariatnya saja yang setiap periode kenabian akan berganti. baik diperbarui atau dikembalikan kepada ajaran semula (ajaran nabi terdahulu), sebelum ajaran-ajaran tersebut melewati proses panjang bertahun-tahun, puluhan, bahkan ratusan tahun rantai panjang pengajarannya oleh para pemuka agamanya, yang memungkinkan terjadinya perbedaan dari ajaran aslinya (karena penafsiran dari manusianya).

    rkh :

    Halo mbak Indah.. 🙂

    Pemikiran anda cukup baik..

    saya belum banyak membaca kitab-kitab. tetapi sejak beberapa tahun lalu saya telah memiliki Bhagavad Gita dan membaca beberapa bagiannya (saya sendiri insyaallah muslim)
    dan saya juga merasakan betapa sebenarnya ajaran-ajaran hindu dan islam sama. mungkin saya akan menyelesaikan membacanya, dan semoga saya diberi kemampuan untuk menjelaskannya, suatu saat nanti.

    rkh :

    Semoga Allah memberikan ilmu dan hidayah-Nya pada anda untuk itu.

    anyway…pernah terpikir tentang keberadaan agama hindu di india (yang lebih tua dari islam di bumi arab) dengan keberadaan/diturunkannya nabi adam as (yang lebih tua dari Nabi muhammad SAW) dari surga ke bumi, yang tempat turunnya di bumi adalah di India? apakah ada hubungannya ?

    rkh :

    Ya, mungkin saja ada. Namanya juga mungkin.. 🙂

    saya juga merasa hampir tidak ada bedanya antara ajaran hindu yang saya baca dalam Bhagavad gita, dengan yoga
    , dengan sufi dalam islam.
    menurut saya, tidak ada yang salah dengan hindu, budha, islam, nasrani. tidak ada yang salah dengan ajaran aslinya. yang salah adalah kita semua, para pengikutnya. why? karena ego kita.

    rkh :

    Setidaknya sepanjang pembelajaran saya, yg sudah saya ketahui, konsep Tuhan yang maha Esa, tidak ada yg setara dg-Nya, dan tidak ada yg menyerupai-Nya, adalah konsep yg sama yg terdapat dalam kitab suci agama Islam, Yahudi, Kristen (Katolik, Protestan, dll.), dan Hindu, bagaimanapun ajaran yg mereka terapkan sehari-harinya. Sedangkan dalam Budha masih belum jelas benar karena hanya berupa pemahaman mengambang, belum menemukan yg terlihat secara jelas dalam kitab sucinya tentang konsep yg sama.

    sometimes (tanpa sadar) kita membela agama kita (atau institusi agama kita?) bukan karena ingin membela ajarannya, tapi lebih kepada membela ego kita. maksudnya, misalnya : saya membela islam atau hindu karena saya (beragama) islam atau hindu. kita membela karena didalamnya ada egoisme kita yang merasa benar sendiri (dengan penafsiran yang kita yakini). kita hanya sedang membela diri sendiri.sebab, kebenaran sejati itu hanya milik Tuhan. ia tidak perlu dibela. bahkan, sebaik-baiknya pembelaan yang baik dan yang mampu kita lakukan (menurut saya yang menyadari bahwa manusia seperti saya adalah mahluk yang lemah jika tanpa pertolongan Allah…) adalah dengan melaksanakan ajaran agama yang kita yakini sebaik baiknya dan sebenar-benarnya, termasuk di dalamnya bagaimana kita berhablum minannas, berhubungan dengan manusia(atau lingkungan). siapa yang paling baik dan lurus niatnya, itulah yang terbaik.mungkin dalam agama hindu ada ajaran untuk tidak menghujat pemeluk agama lain. dalam islam, sebetulnya juga ada kan? bagimu agamamu, bagiku agamaku, itu patokan yang bagi saya amat jelas, dimana kita hanya perlu fokus melaksanakan sebaik-baiknya ajaran agama kita, tanpa perlu sibuk menghujat agama lain dan pemeluknya.islam cinta damai…dan seharusnya kita mempraktekkannya persis seperti itu. tunjukkan benar-benar bahwa islam mampu menjadi rahmatan lil alamin…, jangan bikin malu Nabi Muhammad yang sampai nafas terakhirnya masih mengkhawatirkan umatnya (kata-kata terakhir sebelum beliau wafat adalah : umati…umati (umatku-umatku)). biarlah Tuhan saja yang kelak menjadi sebaik-baik hakim atas kelurusan niat kita beribadah kepadaNya.

    rkh :

    Islam cinta damai, itu sangat jelas.. saya sangat setuju.. 🙂

    Anda orang Islam? Kalau ya, mungkin anda belum begitu memahami bahwa sbg umat Islam kita harus berdakwah menyampaikan kebenaran dan keindahan Islam pada mereka yg belum mengetahuinya, secara damai. Sedangkan mengenai hasilnya, serahkan pada Allah, hanya Allah yg bisa dan berhak memberi hidayah pada seseorang. Allah mengajarkan itu dalam Qur’an.

    Jika apa yg kita sampaikan tidak diterima, hanya sampai disitulah tugas kita. Tidak ada paksaan dalam agama. Saat itulah berlaku “bagimu agamamu, bagiku agamaku”. Yg penting kita sudah menyampaikan kebenarannya. Jadi salah apabila orang Islam sejak awal sudah harus menerapkan “bagimu agamamu bagiku agamaku” itu, lantas tidak mau mendakwahkan kebenaran.. 🙂

    Dalam topik ini, dg persamaan2x ajaran inti dari kitab2x Hindu dan Islam, sama sekali tidak ada sesuatu yg mengharuskan kita serta merta mengajak orang Hindu meninggalkan agamanya. Tidak. Sudah akan banyak bermanfaat kalau umat Hindu menjadi terpacu untuk mengkaji dan mempelajari agamanya lagi untuk dapat melakukan ajaran agamanya dg lebih baik dan lebih benar. Perbandingan dg ajaran Islam yg dicantumkan juga untuk membuka wawasan keagamaan bagi semua pihak agar tidak memandang perbedaan agama dg sempit.

    Syukur2x kalau setelah itu kita semua juga mau mempelajari agama2x lain untuk membuka wawasan keagamaan agar tidak menjadi sempit. Setelah melakukan itu, kebenaran apapun yg ditemukan, dan apakah seorang Hindu akan tetap pada agamanya, apakah mereka akan berpindah ke agama Islam, itu adalah hak mereka. Tidak boleh ada seorangpun yg memaksakan pendapatnya pada orang lain. Dalam Islam juga jelas diajarkan bahwa tidak ada paksaan dalam agama. Bahkan dg persamaan ajaran2x inti itu, bila orang Hindu mau “kembali” pada kitab sucinya, sesungguhnya itu adalah ajaran inti yg sama dg Islam, itu hanya masalah nama saja.

    Saya juga sangat tidak setuju dg pembelaan mati-matian terhadap apa yg kita percayai sbg pembelaan thd ego kita. Tidak ada gunanya itu. Itu adalah sikap seorang yg beragama dg doktrinal, hanya memahami ajaran agamanya berupa doktrin, tanpa (mau) tahu bagaimana sesungguhnya ajaran agamanya. Saya selalu berpesan pada semua pembaca blog saya agar meninggalkan pola beragama secara doktrinal, dg tidak begitu saja mempercayai apa yg diajarkan pada kita, dg berusaha mencernanya dulu dg logika akal budi dan berusaha merujuk ke kitab suci, benarkah ajarannya demikian?

    Apalagi untuk hujat-menghujat, sangat-lah saya benci. Saya pernah terpaksa menutup diskusi dg seorang komentator karena ia tidak bisa untuk diajak diskusi baik2x secara ilmiah dan etis, dg selalu berusaha membawa diskusi ke arah debat kusir, gontok-gontokan, dan hina-hinaan. Niatan saya di sini adalah untuk sharing informasi dan berdiskusi baik2x, tidak ada tempat sedikitpun disini untuk acara hujat menghujat. Itu pasti.. 🙂

    Btw, konsep Tuhan tidak bisa disamakan dengan mahluknya memang 100% benar, tetapi konsep semuanya adalah tuhan juga benar, bahkan jika kita mencermati ajaran Quran (bukan ajaran /tafsiran kyai…). coba cari ayat tentang penciptaan manusia dalam Al Quran…, disitu diberitakan bahwa Allah memerintahkan Jibril, untuk meniupkan sebagian ruhNya kepada sang calon bayi. itu berarti, kita adalah bagian kecil yang berasal dari Tuhan, meskipun tentu saja, karena kita hanya parsial, kita tidak bisa disamakan dengan Tuhan. ini juga ada dalam kristiani,kalau tidak salah yang menyebutkan aku ada di dalam Tuhan (atau sebaliknya, Tuhan ada di dalam aku ? tolong dibantu dong..temen-temen kristiani…) dan oleh sebab itu, setiap mahluk bukan hanya miliknya, tetapi adalah bagian dari diriNya, sebab, tanpa diri-Nya di dalam diri kita, kita tidak mempunyai daya hidup sama sekali.

    rkh :

    Benar, roh yg dimiliki manusia adalah dari Tuhan. Tapi tidak serta merta dg itu maka manusia bisa disebut Tuhan kan.. 🙂 Konteks bahasan kita di sini sehubungan dg pantheism, yg bisa menyembah banyak Tuhan. Dan kalau maksud anda itu ingin membawa ke ajaran pantheism, jelas sangat jauh berbeda. Manusia memang mendapatkan roh dari Tuhan, manusia memang punya sifat2x ketuhanan dalam dirinya. Itu benar. Tapi tentunya dalam batas kapasitasnya sbg manusia.

    Tuhan maha melihat, manusia juga maha melihat, Tuhan maha mendengar, manusia juga maha mendengar, dll. Tapi itu adalah dalam batas kemampuannya sbg manusia (yg diijinkan oleh Allah). Dan dg dikaruniai sebagian sifat2x ketuhanan itu, tidaklah lantas membuat manusia itu adalah sama dg Tuhan. Tidak. Manusia tetap hanya lah makhluk Tuhan. Tuhanlah yg benar2x maha pencipta dan maha kuasa. Kalau Tuhan berhak disembah, apakah lantas manusia juga menjadi berhak di sembah? Ajaran pantheism bisa menuju ke arah sana. Janganlah anda melencengkan ajaran Tauhid Islam dg mengatakan bahwa semua juga adalah Tuhan, anda tahu ajaran di Islam bukan spt itu.. Maaf, di sini saya tidak setuju dg anda.. 🙂

    Dan kalau maksud anda ingin membawa ke ajaran Kristen, itupun jelas jauh berbeda. Anda bisa baca tulisan saya “Trinitas tidak ada di Alkitab, tapi “Trinitas” ada di Al-Qur’an”. Tuhan itu maha Esa, tidak ada yg setara dan yg menyerupai-Nya. Anda lupa bunyi surat Al-Ikhlas yg 4 ayat itu? Dan tidak perlulah anda minta bantuan orang Kristen untuk mendukung konsep pantheism yg tampaknya mungkin juga anda dukung, dan menyalahkan konsep Tuhan yang maha Esa dalam Islam, dg menggunakan ayat Bible yg menurut orang Kristen menunjukkan bahwa Yesus adalah Tuhan. Anda mengaku orang Islam, tapi malah minta tolong ke orang Kristen untuk menyerang konsep utama ajaran Tauhid yg diajarkan di agama anda sendiri. Mungkin saya harus mengulangi pertanyaan saya.. anda orang Islam..? Mohon maaf, untuk yg satu ini, saya juga tidak setuju dg anda.. 🙂

    Bahkan tentang ayat dalam Bible itu saya tahu ayatnya, saya bisa bantu anda menyebutkannya, meskipun saya yakin anda sebenarnya sudah sangat tahu. Sekaligus saya bisa menunjukkan pada anda dg sangat jelas bahwa ayat itu tidak dimaksudkan untuk menyebutkan bahwa Yesus adalah Tuhan. Juga tidak dimaksudkan bahwa Yesus dan Allah adalah satu oknum yg sama. Itu hanyalah interpretasi yg salah. Insyaalah 100% saya bisa menjelaskannya pada anda dg gamblang, tapi itu tidak akan saya lakukan di sini, karena itu sudah sangat jauh OOT-nya.

    oh iya, terakhir, saya adalah satu dari orang yang tidak percaya bahwa hanya agama-agama semitik (islam dan nasrani) yang pantas disebut agama samawi. sebab, saya percaya firman Allah (Al Ilah : satu satunya yang dituju/disembah) bahwa untuk setiap kaum diturunkan nabi dari kaumnya sendiri. saya percaya di india, tempat agama hindu berasal, juga diturunkan Nabi (nabi lho, bukan rasul…)

    rkh :

    Saya tidak pernah mengelompokkan agama ke dalam agama samawi dan bukan samawi. Kalau tidak, saya mungkin tidak akan membuat 2 tulisan saya tentang Hindu dan Islam itu.. 🙂

    Ada nabi dan pemberi peringatan di setiap kaum, itu juga bisa anda baca di tulisan itu. Anda membaca tulisan saya sampai tuntas kan..? 🙂

    islam tidak berdakwah dengan kekerasan (setidaknya, itu tidak dilakukan oleh nabi Muhammad SAW), sebab yang dilakukan oleh beliau adalah mempertahankan diri (bisa diketahui sebab-sebabnya dengan membaca Sirah Nabawiyah, atau yang lebih lengkap Tarikh Muhammad) dan itu adalah ajaran yang sebenarnya. itu sebabnya, meskipun islam masuk ke India, tidak ada pengislaman atas India, tidak ada pemaksaan atas Agama.

    rkh :

    Ya, saya setuju. Islam adalah agama yg cinta damai, itu pasti. Dari jaman nabi sampai sekarang Islam selalu didakwahkan dg cinta dan kedamaian, karena memang itulah makna Islam. Itulah yg diajarkan dalam Islam. Kalau ada orang yg mendakwahkan Islam dg kekerasan, patut dipertanyakan lagi, apa sebenarnya yg dia dakwahkan?

    mengapa banyak orang islam yang juga mempelajari Yoga ?
    itulah kesalahan orang yang mengaku dirinya islam, sama seperti para teroris itu (teroris bukan jihad, setuju ?!)
    karena sifat dasar manusia yang mau enaknya sendiri… Yoga dianggap sebagai olah raga, dimana kita bisa memaksimalkan potensi jiwa dan raga dengan memaksimalkan pola pernafasan, dan pemusatan pikiran tanpa mau memahami ajaran yang melandasinya. dan anda benar, Islam juga mengajarkannya, hanya secara tersembunyi, melalui sholat (para penganut sufi, atau tarekat pasti tahu akan hal ini, seperti diakui oleh Kyai Ahmad Asrari Al Ishaqi, btw, mas sudah pernah dengerin ceramahnya belum ?). kenapa tersembunyi, karena itu adalah hikmah, yang diberikan pada orang yang benar-benar mencari. dan kemampuan-kemampuan seperti yang dimiliki oleh para yoga itu bukan hal yan paling penting bagi islam, karena, sekalilagi itu adalah hikmah, “hadiah” bagi pencari-Nya.

    rkh :

    Anda benar. Melalui sholat-pun sudah terdapat unsur2x meditasi, demikian juga dalam dzikir.. 🙂

    tetapi, itu bukan tujuan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad untuk kita cari. tugas kita sebagai umt islam untuk “mendatangi”Kyai kita, dan sebaliknya, tugas besar kyai kita juga untuk “mendatangi” umat islam yang sangat banyak ini, supaya lebih memahami islam, tul gak ?

    rkh :

    Ya, itu bagus. Asal jangan lupa pesan saya, cernalah apa yg diajarkan pada anda dg logika akal budi, dan pastikan terdapat rujukan yg valid untuk hal itu dari kitab suci yg paling utama. Jangan menerima begitu saja apa yg diberikan pada anda, sekalipun itu dari orang2x yg (mengaku) sekelas kiyai. Ini agar kita tidak mudah terjebak mengikuti arah yg salah. Apalagi sampai ikut2xan aliran sesat atau kelompok teroris berkedok Islam. 🙂

    marilah kita mengamalkan syariatnya, karena di dalamnya ada hikmah tersembunyi… (bang rkh, ayo sama-sama kita ucapkan Syahadatain lagi..he3)
    ayo, tunjukkan umat islam adalah ahsanu taqwim dengan tidak berbuat kerusakan di muka bumi dengan akhlakul karimah yang diajarkan nabi. jadikan akhlak kita sebagai hujjah atas kebenaran islam, tidak perlu hujat menghujat, tidak perlu menyorong-nyorongkan kebenaran, karena keyakinan adalah milik kita sendiri, bagimu agamamu, bagiku agamaku. cukuplah kita dengan dienul islam (ketundukkan / kepasrahan yang membawa pada keselamatan).

    rkh :

    Mengamalkan syariat, tidak membuat kerusakan, berakhlak yg baik, saya sangat setuju. Tapi janganlah lupa tugas seorang muslim untuk mendakwahkan kebenaran dg damai, pasrahkan hasilnya pada Allah, barulah terapkan “bagimu agamamu, bagiku agamaku”. Janganlah ungkapan itu lantas membuat kita egois dalam memandang kebenaran kita sendiri, karena kebenaran itu juga adalah milik semua orang.. 🙂

    lain kali kita silaturahmi fikr lagi ya…., insya Allah…
    maaf, ilmu saya ‘cethek’ dan tidak tertata, karena masuk blog ini tanpa persiapan…ha5 (kesasar gara-gara pingin tahu satanic verses)

    rkh :

    Terima kasih juga atas kunjungan dan tanggapannya. Saya selalu terbuka untuk diskusi yg sehat.

    Salam. 🙂

  20. Dy
    November 21, 2007 pukul 8:48 AM

    terima kasih atas ilmunya..
    ilmunya sangat berguna..

    saya pun jadi terpacu untuk mencari kebenaran yang lebih sejati…

    rkh :

    Halo mas dy.. 🙂

    Alhamdulillah.. terima kasih.

    Senang rasanya sharing ilmu saya yg masih minim ini bisa berguna.. 🙂

    Ilmu juga titipan Tuhan untuk diamalkan, dan ilmu adalah milik bersama, jadi harus disebarkan.. 🙂

    Semoga Allah memberikan hidayah-Nya pada anda..

  21. chubby
    November 21, 2007 pukul 4:51 PM

    agama tu tidak sama….

    tapi tuhan semua makhluk d jagat raya ini yang sama…

    buktinya mengapa kita dciptakan sma seandainya tuhan qta bebeda,, ??

    q bilang knapa agama tu tidak sama buktinya yaitu tujuan agama islam yaitu mencapai surga sedangkan agama hindu mempunyai tujuan yg lebih tinggi tidak sekedar surga,,,tetapi “Moksa” bersatunya sang jiwa(manusia) dengan sang pemilik jiwa(Tuhan)….

    maaf klw saya tidak setuju atas pendapat rkh…

    rkh :

    Boleh saja tidak setuju, tidak ada pemaksaan harus setuju kok.. 🙂

    Sbg jawaban yg sama anda bisa lihat di tanggapan saya atas komentar dari sdr. dipsie..

    Terima kasih.

  22. chubby
    November 21, 2007 pukul 5:09 PM

    1 lagi bwt umat hindu yg membaca blog ini…

    ibaratnya: qta sudah pada tingkat mahasiswa…

    bwt apa kita kembali pada tingkat yg lebih rendah…

    emang terkadang qta merindukan masa2 sma tetapi itu semua sudah qta lewati sekarang qta sudah mahasiswa..

    awalnya emang terasa sulit untuk menjalani kehidupan yg lebih tinggi tp seiiring berjalannya waktu qta pasti akan bisa dan menjadi lebih dewasa…..

    rkh :

    Kebodohan-lah yg membuat orang mau untuk belajar. Belajar-lah yg membuat orang menjadi pintar. Saat orang merasa pintar, saat itulah dia menjadi bodoh..

    Terima kasih. 🙂

  23. Nyoman
    November 22, 2007 pukul 12:50 AM

    5 anak Tuhan tersesat di dunia
    kemudian Tuhan menurunkan agama a
    tapi hanya 1 anak yang sadar
    karena kearifan yang berbeda
    Tuhan Maha Pengasih
    diturunkan agama b,c,d,e
    agar keempat anak itu sadar dan bisa menerima
    dan dapat kembali ke Tuhan

    rkh :

    Mas Nyoman, sebaiknya anda jelaskan langsung saja, mungkin saya dan pembaca lain tidak sepandai anda untk memahaminya.. 🙂

  24. bro
    November 22, 2007 pukul 11:50 AM

    saya seorang umat hindu dari bali,

    saya kira pemahaman anda masih dangkal akan hal tersebut(perbandingan), maaf bukannya saya sombong atopun lebih sombong,
    1. perbandingan anda masih berkutat dalam buku atopun literatur, dalam Veda menyebutkan “Aku takut didekati sama orang-orang bodoh”, dan itulah gunanya weda dipecah-pecah dalam berbagai bentuk, dan intinya pun tetap satu, dan kalopun anda itu membaca dan tau artinya, belum tentu anda memahami artinya, Tapi pernahkan anda menelaah atopun menganalisa itu lewat kaca spiritual(Batin anda?)

    2. Saya setuju kalo semua Agama itu dikatakan sama, Atas dasar sama2 Memuja Tuhan,

    simpel aja , kita sama2 memuja tuhan, itupun Beliau yang menurunkan Agama tsbt, kita manusia di kasi pilihan , Ayo pilih yang mana menurut anda cocok untuk menuju Beliau!!!
    Jangan ribut deh….

    Salam Damai.

    rkh :

    Terima kasih atas pujiannya.. 🙂

    Kedangkalan-lah yg membuat orang mau untuk belajar. Belajar-lah yg membuat orang menjadi pintar. Saat orang merasa pintar, saat itulah dia menjadi bodoh..

    Salam damai.

  25. pradnya
    November 25, 2007 pukul 2:20 AM

    Yth. mas rkh,
    Terima kasih sudah mau bersusah payah untuk menuliskan pemikiran anda dalam blog ini mengenai pemahaman tuhan / agama, tentunya hal ini dapat menjadi tambahan ilmu bagi kita ( maaf, tentunya anda juga tidak ingin apa yang anda tuliskan ini dianggap sebagai kebenaran mutlak oleh pembaca anda kan ..)

    rkh :

    Halo mas pradnya.. 🙂

    Ilmu adalah titipan Tuhan yg harus diamalkan. Ilmu adalah milik bersama. Informasi adalah hak semua orang. Saya menulis adalah untuk mengamalkan ilmu, berbagi informasi, berdakwah, serta berupaya untuk mendapat informasi yg lebih banyak lagi. Tentang tulisan saya ini dianggap sbg kebenaran mutlak atau tidak, itu berpulang pada masing2x pembaca. Saya bukan nabi yg menyampaikan sesuatu langsung dari Tuhan sehingga pasti bernilai kebenaran sejati. Saya hanya memberikan suatu wacana berpikir kepada para pembaca, dan membuka ruang diskusi untuk mencari kebenaran sejatinya.

    Jujur harus saya sampaikan bahwa saya bukan termasuk orang yang sangat mengerti tentang agama dari a-z, tapi ijinkan saya menyampaikan pandangan hidup saya :
    Semua ajaran agama adalah sama, hanya mungkin penyampaian dan penyajiannya berbeda. bahkan anda menuliskan bahwa banyak ajaran islam dan hindu yang sama (entahlah mana yang lebih dulu ada, saya sendiri tidak tahu, karena adanya beberapa pernyataan yang berbeda dari orang yang mengaku sudah mempelajari agama) Namun mengingat manusia memiliki keterbatasan ( pikiran, akal budai serta ego yang tinggi ) akhirnya pemahaman agama ini menjadi dangkal (meskipun ia mengaku ahli) kalau tidak, tentu tidak akan terjadi pembunuhan umat manusia atas nama agama bukan ( mis; bom bali). Kadang saya berpikir “seandainya manusia memiliki pemahaman yang sederhana saja tentang agama yaitu bahwa agama mengajarkan untuk berbuat kebaikan, pastinya dunia ini akan lebih indah” Tapi tentunya ini semua tidak terlepas dari rahasia Ilahi, bahwa semua diciptakan berbeda ( laki-perempuan, panas-dingin, baik-buruk, hitam-putih, dll )

    rkh :

    Saya juga bukan orang yg sangat memahami semua segi tentang agama, kita sama.. 🙂 Saya hanya selalu berusaha untuk belajar lebih banyak lagi untuk menambah pengetahuan saya. Saya tidak mau berhenti dan hanya diam saja terpaku pada apa yg saya ketahui saat ini dan menganggap itu semua sudah cukup buat saya.

    Tentang pemikiran bahwa semua agama adalah sama atau berbeda, setiap orang bisa punya pandangan yg berbeda juga. Yg super fanatik akan langsung mengatakan bahwa agamanya sajalah yg pasti benar, dan lainnya pasti salah. Yg pluralis dan liberal (dan termasuk juga yg tidak mau pusing2x memikirkan masalah ini) akan langsung mengatakan bahwa semua agama adalah sama. Akan tetapi kebanyakan pandangan mereka itu hanyalah didasarkan pada pendapat pribadi dan doktrin dari agama dan pemikirannya saja secara sekilas, tanpa mau mencari dan menggali informasi lebih dalam lagi bagaimana sesungguhnya suatu ajaran agama itu, kenapa ada keberagaman di sana, dan bagaimana seharusnya kita menyikapinya. Anda bisa membaca tulisan saya “Tuhan atau agama, mana yang anda pilih?”, semoga bisa menambah wawasan anda tentang pemikiran keagamaan dan keberagaman.

    Yg membuat pemahaman agama menjadi dangkal spt yg anda tulis itu umumnya adalah karena mereka hanya menerima ajaran agama mereka secara doktrinal. Mereka tidak mau berusaha untuk mengkaji ajaran agamanya dg lebih baik, dan hanya menelan saja bulat2x apa yg diberikan pada mereka. Dan para pemimpin agama mereka juga memperparah keadaan dg menerapkan sistem ajaran “pokoknya” pada umatnya dg tidak mau membuka pintu pemikiran dan diskusi yg lebih baik, bahkan sampai ada pula yg mengharamkan/diharamkan untuk berpikir, bertanya, berdiskusi, apalagi membantah dan mendebat. Suatu pola pendidikan agama akan bisa berpengaruh banyak pada cara berpikir seseorang tentang keagamaan. Itulah yg menyebabkan terjadinya hal2x yg anda sebut sbg kedangkalan dalam pemahaman agama itu, yg dalam sejarah telah terbukti dapat dilakukan oleh orang2x dari pemeluk agama apapun.

    Tentang pemikiran agama yg “sederhana” yg hanya berpikir bahwa agama mengajarkan untuk berbuat kebaikan, ternyata tidaklah sesederhana itu. Jika sebuah agama itu (dan semua ajaran2xnya) memang benar2x berasal dari Tuhan, pastilah semua agama itu mengajarkan untuk berbuat kebaikan. Itu pasti. Tapi dalam kenyataannya tidaklah persis spt itu. Hal ini karena tidak semua ajaran dari Tuhan benar2x masih dipertahankan keasliannya dan dipegang teguh oleh umatnya. Banyak ajaran2x dari Tuhan yg telah berubah/diubah sesuai dg keinginan manusia sendiri, baik secara sengaja maupun tidak. Dan itu bisa terbukti kalau kita mau untuk mempelajari lebih dalam tentang suatu agama, terutama dari kitab2x suci utamanya dan membandingkannya dg logika dan ajaran sehari-harinya.

    Sedangkan nilai2x “kebaikan” yg dibuat oleh manusia bisa sangat relatif tergantung pandangan dari si pembuat acuan kebaikan itu sendiri, dan sangat mungkin masih memuat ego, kepentingan, hawa nafsu, dll. dari si pembuatnya yg akan mempengaruhi kebaikan spt apa yg akan jadi ukuran. Bila si pembuat acuan kebaikan itu seorang yg “benar” maka ukuran kebaikan yg diterapkan juga bisa benar, tapi kalau ia orang yg “tidak benar” maka ukuran kebaikan yg ada itupun bisa melenceng dari rel yg semestinya.

    Saya setuju pendapat anda tentang jangan hanya memahami agama sebagai sebuah doktrin, tapi lebih ke bagaimana implementasinya dalam kehidupan sehari hari sehingga apa yang menjadi tujuan dari ajaran agama tersebut dapat tercapai. contoh ekstrimnya begini (mohon maaf, ini hanya contoh saja ) Semua agama mengajarkan untuk puasa guna menahan hawa nafsu yang menjadi musuh besar manusia. seandainya kita harus memilih hanya dari 2 opsi, orang orang mana yang akan kalian pilih; yang menjalankan puasa namun kelakuannya tidak baik, atau yang kelakuannya baik namun tidak pernah puasa ? (catatan; menurut saya; puasa adalah cara yang sangat efektif dalam meredam hawa nafsu yang ada dalam diri manusia, sayangnya masih banyak yang menganggap puasa hanya sebatas tidak makan dan minum).

    rkh :

    Sepanjang yg dilakukan adalah benar2x dari hati dan keimanan yg disertai dg kepasrahan yg tinggi, hal itu insyaallah akan memberikan efek yg baik pada yg melakukannya. Jika ada orang yg berpuasa tapi tidak mampu meredam/mengatur hawa nafsunya (bukan menghilangkan, karena hawa nafsu juga adalah kodrati manusiawi dari manusia), mungkin karena ia tidak melakukannya dg baik dan semestinya (atau malah hanya berpura-pura). Sedangkan bila orang yg mampu berkelakuan baik namun tidak pernah puasa, bila ia juga berpuasa pasti kelakuannya yg sudah baik akan menjadi makin mulia. Jadi pilihan terbaik seharusnya ada di nomor tiga (yg tidak ada dalam opsi anda), yaitu baik atau buruk kelakuannya, adalah lebih bernilai jika ia melakukan puasa.. 🙂

    saya ingin coment sedikit perihal adanya teman mas rkh yang menempelkan gambar di dinding. Saya jadi inget sewaktu saya SMA, ada temen yang sedang jatuh cinta pada seseorang dan memuja muja jantung hatinya. Ketika ia menerima surat dari kekasihnya tersebut, ia sangat senang sampai sampai menciumi surat tersebut berkali kali (bahkan surat tersebut diajak tidur dengan menaruhnya dibantal). kemudian ia juga membuat sketsa wajah pacarnya pada sebuah kertas (he..he.. dia gak ada bakat gambar sama sekali, hasilnya hancur banget deh..) sewaktu saya komentari, dia dengan percaya diri bilang bahwa meskipun gambar itu jelek, tapi itu adalah gambar bikinannya, dengan cintanya, dengan segala keterbatasan kemampuannya untuk menggambar dan yang saya salut, dengan adanya gambar tersebut (yang ditaruh didompetnya) dia tidak selingkuh, dia tetap setia, dan ketika ia melihat gadis cantik lain yang menggodanya, ia akan kembali melihat gambar yang “buruk” tersebut dan tetap menjadi seorang yang setia meskipun jauh dari pacarnya. (setelah sekian lama saya baru tau ternyata pacar temen saya ini saya sangat cantik, jauh dari gambar yang ia buat).
    nah kembali ke teman mas rkh tersebut, tentunya belum semua orang punya kemampuan berpikir seperti mas rkh, sehingga dengan keterbatasan manusia untuk menggambarkan cintanya pada Tuhan, untuk dapat merasakan kedekatan dirinya pada Tuhan, sampai dengan saat ini itulah yang dapat dilakukan oleh sebagian banyak orang, itulah simbol yang dapat membuat mereka untuk tetap ingat pada Tuhan-nya, untuk tetap mencintai-Nya, untuk tetap menjalankan ajaran-Nya. Sama seperti bendera pada setiap negara, merah putih adalah lambang bendera kita yang menggambarkan keberanian dan kesucian, tapi apakah itu juga menggambarkan bahwa seluruh masyarakat Indonesia berani dan suci ? (he..he… melihat kondisi sekarang, jadi bingung untuk menjawabnya)
    Tapi kalau ada orang asing yang menginjak nginjak bendera kita, pastinya kita sangat marah… meskipun secara logika kita akan bilang “ah itu kan hanya sebuah kain” so what gitu loh… tapi itulah bendera kita, yang membuat pejuang kita bersatu berani mati untuk menegakkan sang merah putih.

    rkh :

    Dua analogi tentang simbol suatu pemikiran, yaitu gambar dari wanita pujaan hati dan juga bendera, dalam pandangan saya tidaklah bisa dijadikan pembanding disahkannya penggambaran dari Tuhan sbg simbol penghayatan cinta kita pada-Nya. Gambar si wanita pujaan yg jauh lebih jelek ataupun jauh lebih cantik dari aslinya sesungguhnya tidaklah memberikan pengaruh apa2x. Kenapa? Karena si pria sudah mengetahui dg jelas spt apa rupa dari si wanita yg dicintainya. Gambar apapun bagi dia tidak akan mempengaruhi isi otaknya tentang si wanita. Bendera juga hanyalah sebuah simbol yg dibuat oleh manusia, dan diberi sifat2x dan diperlakukan seperti ditentukan oleh si pembuat ketentuan itu, spt harus dihormati, dll. Tapi hal itu tidak berlaku sama secara keseluruhan untuk hal2x lain. Kalau orang Islam sering memakai simbol bulan dan bintang, apakah itu berarti mereka harus menyembahnya? Tidak, karena memang tidak diberi nilai spt itu.

    Tapi sebuah gambar yg melukiskan bentuk dan rupa dari “Tuhan”, dan digunakan untuk berdoa dg menghadap dan memandang kearahnya, jelas2x dimaksudkan untuk menggambarkan “seperti itulah rupa Tuhan”. Dan kalau ajaran agamanya tidak menyuruhnya melakukan hal itu, bahkan melarangnya, apakah hal itu akan tetap dianggap wajar?

    tentang pemahaman tentang kehidupan, Tuhan dan agama, saya merasa sama seperti kita menjalani hidup ini. Dari mulai belajar bicara, belajar jalan, belajar membaca, dst.. semuanya harus diajarkan step by step. tentunya sangat sulit untuk mengajarkan materi kuliah anak SMA , SMP, SD apalagi TK. hal ini bisa kita analogikan dengan pemahaman kita tentang Tuhan. Dulu orang mengatakan dunia itu datar, matahari mengelilingi bumi, tidak mungkin orang bisa ke bulan, dll yang akhirnya seiring dengan berjalannya waktu semuanya yang dulu dianggap sebagai suatu kebenaran akhirnya terbantahkan. mungkin (entah ribuan tahun lagi), suatu saat ketika Tuhan merasa kita sudah siap, beliau akan menunjukkan wujud-Nya (maaf agak ngawur.., tapi kita tidak bisa meramal masa depan dan mengecilkan kemampuan-Nya)

    rkh :

    Tentang pengajaran step by step itu saya setuju. Konsep itulah yg juga digunakan Tuhan dalam menurunkan ajarannya pada manusia melalui ajaran2x dan kitab2x suci yg semuanya disempurnakan-Nya melalui utusan terakhirnya yaitu nabi Muhammad dg agama Islam dan Al-Qur’an-nya. Seperti itulah konsep dalam ajaran Islam.

    Banyak “keajaiban2x” iptek yg baru ditemukan manusia abad ini, ternyata sudah digambarkan dalam Al-Qur’an, hanya saja berabad-abad yg lalu orang masih belum bisa membuktikannya. Anda bisa lihat dalam tulisan2x saya yg lain spt “Atmosfir dan tujuh langit” dan “Keajaiban keseimbangan kata dalam Al-Qur’an”

    Karena kita tidak bisa melihat apa yg akan terjadi di masa depan (tapi mungkin saja ada yg mengaku bisa.. 🙂 ), kita hanya bisa melihatnya dari apa yg diajarkan pada kita lewat informasi kitab suci dan agama. Itulah pegangan kita. Tuhan mengatakan bahwa bumi itu bulat, dulu kita belum “ngeh” dan belum bisa membuktikannya, tapi sekarang itu telah terbukti benar. Kalau Tuhan mengatakan dalam kitab suci bahwa tidak ada yg menyerupainya, sampai kapanpun itulah yg akan berlaku. Kecuali kalau Tuhan sendiri yg mengubah informasi itu, tapi apakah itu mungkin?

    Jadi menurut saya, apa yang disampaikan oleh mas rkh (yang diambil dari Dr.Zakir Naik) dapat dijadikan tambahan wawasan yang patut kita diskusikan lagi mengingat pemahaman tentang kehidupan, Tuhan dan agama tidak terbatas hanya pada saat manusia lahir dan mati namun pada saat bumi tercipta sampai dengan …. (entahlah, mungkin sampai bumi hancur, ya Tuhan semuanya kami pasrahkan kepadaMu). kehidupan kita ini hanya secuil dari perjalanan bumi, mungkin sama seperti 1 tahun kita mengikuti kelas 1 SD, untuk berikutnya naik kelas 2 dst.. entahlah kita sekarang seperti hidup di kelas berapa, tentunya terbuka peluang apa yang dianggap benar saat ini belum tentu benar nantinya, apa yang menjadi pandangan benar kita saat ini akan berbeda oleh masyarakat nantinya. Jadi kita jangan dikerdilkan oleh keterbatasan kita sebagai manusia, teruslah belajar dan membuka pikiran agar kita lulus ujian kehidupan ini.

    rkh :

    Benar. Belum tentu apa yg kita anggap benar saat ini, akan selamanya benar. Itu kalau melalui pemikiran manusia yg manusiawi. Tapi kalau suatu informasi diberikan oleh sebuah kitab suci yg dipercaya berisi informasi dari Tuhan, tentunya harus kita percayai kebenarannya akan berlaku selamanya. Misalnya ya topik kita ini, kalau kita menggambarkan Tuhan menjadi sekian banyak wujud, dan menganggapnya benar, belum tentu nantinya akan terus menjadi dianggap benar, karena di kitab suci di informasikan bahwa “tidak ada rupa bagi Tuhan”. Maka kalau informasi itu memang berasal dari Tuhan, sejalan dg kebenaran yg akan semakin terkuak, nantinya pemahaman itu pasti akan menuju ke sana. Jadi tugas kita saat ini adalah berusaha mencari “kebenaran sejati” itu untuk kemudian kita jadikan pegangan.

    Terakhir, terus terang wawasan saya kurang perihal Dr.Zakir Naik, tapi kalau pada saat beliau menyampaikan pandangan beliau dan tidak ada yang membantah tentunya bukan berarti yang disampaikan pasti merupakan kebenaran mutlak, banyak kemungkinannya mengapa tidak ditanggapi secara frontal; mis; perlu mempelajari lagi apa yang disampaikan Dr.Zakir sehingga tidak perlu sampai berdebat kusir, dan tanggapan yang akan disampaikan dapat dipahami semua pihak, atau mungkin ada forum dan lembaga yang lebih berwenang untuk memberikan tanggapan dan kemungkinan lainnya.

    rkh :

    Ada hal2x yg memang tidak bisa didiskusikan langsung saat itu karena harus dilakukan kajian lebih dahulu dg mendalam. Itu bagus, setidaknya ada kemauan untuk mengkaji lebih dalam lagi. Tapi ada juga hal2x yg sebenarnya sudah sangat jelas kalau mau didiskusikan saat itu, dan kalau tidak ada yg melakukannya, sangat wajar kalau kita anggap hadirin juga setuju dgnya. Spt cobntohnya tentang pengelompokan kitab2x Hindu, yg ada komentator di blog ini yg mengatakan berbeda, sedangkan hadirin disana yg banyak terdapat para pendeta Hindu pun tidak ada yg membantahnya. Dg kondisi ini mana yg bisa saya anggap lebih benar? Ya tentunya Dr Zakir sbg ahli perbandingan agama kelas dunia yg mumpuni dan kenyataan dalam ceramahnya tidak ada pendeta Hindu yg membantah informasi itu.

    untuk mas rkh,
    kata kata “karena saya tahu betul dari beberapa orang India Hindu yg saya kenal, mereka mengaku punya Tuhan masing2x yg berbeda satu sama lain, yg mereka pajang gambarnya di rumah dan meja kerjanya.”
    tolong kalau untuk diposting sebagai bahan dari tulisan mas rkh terutama masalah hindu, mohon dipelajari lagi lebih dalam karena dapat saja teman teman yang lain akan mengatakan “dari beberapa orang islam yang saya kenal…….” dan mengatakan yang tidak sesuai (karena kurang pemahaman, baik narasumber maupun penulis) tentang islam. Saya rasa cek & ricek dari sumber informasi yang layak harus dilakukan sebelum melakukan posting ke media umum yang dibaca berbagai kalangan masyarakat.

    rkh :

    Yg saya katakan itu benar, dan cukup layak. Anda orang Hindu? Kalau ya, mestinya anda tahu juga itu. Tidak usah jauh2x, semua orang juga bisa melihatnya di banyak film2x India yg beredar di TV. Dan itu saya tampilkan adalah untuk memberi penggambaran bagaimana orang Hindu mewujudkan dan menyembah Tuhan-nya.

    Mengenai apakah mereka benar atau salah, itu masalah lain. Justru itulah yg akan berusaha kita buktikan dg adanya diskusi2x ini. Kalau mereka benar, apa dasarnya. Dan kalau mereka salah, berarti kemungkinan kajian Dr. Zakir itu benar. Dan mana yg seharusnya benar, itulah yg seharusnya disampaikan dan diimani.

    Apakah tulisan mas rkh itu memang diambil langsung dari ceramah Dr.Zakir ( ikut didalam ceramah tersebut secara langsung) atau hanya dari info pihak ke tiga ? saya khawatir ada situasi / informasi yang tidak sampai ke mas kalau hanya berasal dari pihak ketiga.

    rkh :

    Sudah jelas saya sampaikan kalau saya melihatnya dari video ceramah, bukan menghadiri langsung ceramahnya. Meskipun hanya dari video, tapi banyak aspek dapat kita ketahui sesuai dg aslinya. Kalaupun ada informasi yg tidak sampai ke saya dari media itu, itu memang mungkin saja. Makanya saya membuka diskusi terbuka di sini, termasuk menampilkan link2x pembahasan dari tokoh2x lain yg pro dan kontra dg kajian itu, untuk mencari informasi yg lebih lengkap. Untuk lebih jelasnya coba anda cari video ceramahnya itu dan lihat sendiri apa yg disampaikan di sana.

    Kehidupan ini hanya sebagian kecil dari kehidupan dunia, agama dan kebesaran Tuhan. Kedangkalan-lah yg membuat orang mau untuk belajar. Belajar-lah yg membuat orang menjadi tahu. Saat orang yang tahu ini menganggap pengetahuannya sebagai kebenaran mutlak, saat itulah dia menjadi salah..

    Salam damai.

    rkh :

    Ya, benar. Lebih salah lagi kalau ada informasi yg sangat penting, tapi orang menganggapnya hanyalah sambil lalu saja karena menganggap apa yg diketahuinya sudah pasti benar dan menolak semua informasi yg datang padanya.. 🙂

    Salam damai.

  26. Komang adhi
    November 26, 2007 pukul 2:35 PM

    “5 anak Tuhan tersesat di dunia
    kemudian Tuhan menurunkan agama a
    tapi hanya 1 anak yang sadar
    karena kearifan yang berbeda
    Tuhan Maha Pengasih
    diturunkan agama b,c,d,e
    agar keempat anak itu sadar dan bisa menerima
    dan dapat kembali ke Tuhan”

    menurut saya:
    Anak pertama adalah Agama A yang paling pertama lahir didunia, kemudian agama B,C,D,E
    Si X pertama kali memeluk agama A, tetapi saya tidak bisa menerapkan ajarannya dan tidak klop dengan hati nurani , atopun dengan alasan lainnya thdp Si X pun bingung,
    Kemudian Si X berpindah agama B dan disitulah dia menemukan jalan yang sangat klop untuk menuju Beliau

    Agama A,B,C,D,E saling melengkapi, itupun jalan menuju Beliau, karena beliau Maha Pengasih, Beliau pun Maha Tahu bahwa manusia itu punya rasa dan tidak bisa dipaksakan, jadi beliau menurunkan agama B,C,D,E

    Tentukanlah pilihan Anda!!!

    rkh :

    Pendapat yg cukup bagus.. 🙂

    Hanya saja, menurut saya Tuhan tidak pernah menyuruh manusia untuk memilih dari beberapa agama yg katanya sekarang inipun semuanya murni dari Tuhan, karena yg diajarkan di masing2x agama itu jelas2x berbeda termasuk pada konsep paling pokoknya sekalipun, yaitu tentang ketuhanan, bahkan saling bertentangan. Anda bisa lihat di tulisan saya “Tuhan atau agama, mana yang anda pilih”.

    Dan kalau hanya disuruh memilih, berarti kan semuanya benar, padahal dg segala perbedaan yg bertentangan dalam masing2x agama itu, Tuhan akan terlihat plin-plan karena memberikan informasi untuk dipercayai manusia yg berbeda2x antara umat satu agama dan agama lainnya. Dan itu tidak mungkin.

    Ilmu logika juga menyatakan bahwa bila ada 2 hal yg bertentangan, kemungkinannya cuma dua, salah satunya benar dan lainnya salah, atau keduanya salah. Tidak mungkin keduanya benar. Dalam masalah ini kalau keduanya salah, juga tidak mungkin, karena itu berarti Tuhan telah berbohong pada manusia dg tidak memberikan ajaran yg benar.

    Nah, karena tidak semuanya benar dan tidak semuanya salah, maka pasti ada salah satu diantaranya yg benar. Kita harus mencari seperti apakah ajaran yg benar itu, dan dari ajaran2x yg ada, yg manakah yg memenuhi itu untuk bisa dikatakan sbg kebenaran sejati.

    Jadi konsep bahwa Tuhan menurunkan banyak agama (ajaran) dan lalu menyuruh manusia untuk memilih diantaranya, menurut saya adalah hal yg tidak mungkin. Secara manusiawi juga, manusia pasti akan memilih suatu agama yg paling dia sukai, paling mudah buat dia, dll. Padahal ketentuan Tuhan belum tentu sesuai dg keinginan manusia.

    Jadi kalaupun manusia harus memilih dari agama2x yg ada, maka dasar pilihannya bukanlah “like or dislike”, bukan suka atau tidak suka, tapi adalah dari nilai kebenaran sejatinya itu. Agama yg paling mengandung kebenaran sejati itulah yg harus diimani oleh manusia.

    So,,,, Blog ini saya rasa kontroversial, saling menghormatilah bagi kedua belah pihak yang disebutkan,
    saya terima kasih sudah mengangkat topik seperti ini, kita memang perlu belajar dan lebih memahami untuk mendapatkan kebenaran sejati, tidak ada manusia paling pinter atopun sempurna, Hanya Beliaulah,
    Kita diharuskan untuk menuju Beliau dengan jalan yang sudah ada, itulah sebabnya Beliau menurunkan berbagai agama, dan intisarinya pun sama

    rkh :

    Suatu blog dipandang bagus, jelek, atau kontroversial, itu sangat relatif. Dan sebenarnya tidak tergantung dari isinya yg harus sesuai dg keinginan pembacanya. Kalau menurut anda demikian mungkin saja karena anda tidak sependapat dg saya, sedangkan bagi orang yg lain mungkin saja berbeda. Saya tidak akan mempermasalahkan itu.. 🙂

    Saling menghormati itu pasti, saya sangat setuju itu. Tapi jangan menyamakan antara saling menghormati dg pencarian kebenaran. Saya menulis untuk membuka wacana berpikir bagi pembaca agar mau melakukan kajian lebih dalam lagi tentang agama. Sedangkan saya tetap menghormati semua pembaca dg membuka ruang diskusi dg para komentator baik yg pro maupun kontra, dan selalu berusaha menanggapi semuanya dg baik2x.

    Ada blog2x yg membuat tulisan provokatif yg tidak jelas juntrungannya, kemudian tidak mau menerima komentar dg menutup kolom komentar. Tapi saya tidak begitu, di sini semua terbuka, dan semua tulisan saya insyaallah juga dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan logis dalam suatu diskusi ilmiah.

    Di sini tidak boleh ada saling hina2xan dan maki2xan. Terus terang memang ada beberapa komentar yg terpaksa tidak saya tampilkan karena isinya yg tidak etis dan hanya berisi provokasi murahan. Tapi selain itu, semuanya saya tanggapi dg baik.

    Kita memang bodoh dan terus dituntut untuk belajar, saya kira topik ini tidak terlalu “direpotkan” bagi orang2 yang lebih memahami intisari agamanya masing-masing

    “Kedangkalan-lah yg membuat orang mau untuk belajar. Belajar-lah yg membuat orang menjadi pintar. Saat orang merasa pintar, saat itulah dia menjadi bodoh..”

    = itulah manusia, manusia punya rasa, rasa gini lah , rasa gitu lah
    tapi syukur juga jadi manusia yang bisa belajar dengan rasa untuk mencari kebenaran sejati, dan saya menyadari kebenaran sejati itu ada dalam diri kita sendiri

    Aku Adalah Kamu, Kamu adalah Aku
    Apanya? =Find out by yourself!!!!

    salam damai,

    rkh :

    Salam damai.. 🙂

  27. David Ardan
    Desember 2, 2007 pukul 12:52 AM

    Wah2 panas nih

    Ternyata tulisan mas Rkh tentang pesamaan hindu dan islam justru menimbulkan pertidaksamaan pendapat yang beragam,inilah indahnnya demokrasi.

    rkh :

    Kenapa selalu berpanas-panas..? Berbeda pendapat tentu boleh saja kan.. cuma bagaimana cara kita menanggapi dan mengekspresikannya itu yg penting.. 🙂

    Kepada tuan Rkh, Kalau ada yang mengkoreksi tulisan anda, yang ada kutip dari ceramah DR Zakir Naik jangan selalu berlindung dengan kata “pas ceramah pak Zakir nga pernah dikoreksi koq, padahal dia didengar oleh banyak pendeta2”.

    Apa tidak mungkin para pendeta itu tidak mengkoreksi pada saat ceramah karena takut terbawa emosi, jadi jawaban yang disertai dengan emosi tentu kurang baik.

    rkh :

    Wah.. apa pula nih pake tuan2x segala.. 😀

    Oh.. itu anda anggap berlindung? 🙂 Ya, terserah saja sih.. Bagi saya itu cuma meyampaikan apa adanya. Karena biarpun anda koreksi tulisan saya sampai babak belur sekalipun, kalau kenyataan dari sumber referensinya begitu ya mau diapakan lagi, kecuali anda mengirimkan koreksinya ke alamat Dr. Zakir yg saya juga belum tahu di mana.. 🙂

    Sebelum Dr. Zakir mulai ceramah, acara didahului dg pembacaan ayat2x Qur’an dan Weda oleh wakil dari Islam dan wakil dari Hindu. Ada banyak pendeta Hindu di sana. Dr. Zakir tidak mungkin berani menyampaikan hal2x dasar (belum menyangkut kajiannya) tentang kitab2x Hindu, pandangan umum ajaran Hindu, dll. kalau ia tidak yakin itu benar dan tidak akan diprotes oleh para pendeta itu.

    Kalaupun ada yg bertanya pada sesi tanya jawab, itu bukan mempersoalkan hal2x dasar spt apakah Weda itu terdiri dari 4 kitab atau 5 kitab, apakah Bagawat Gita & Mahabarata termasuk Weda atau bukan, dll. Hal2x dasar spt itu sudah tidak ada yg mempersoalkan, jadi tentu saja saya menganggap apa yg ditampilkan di sana lebih bernilai kebenaran daripada beberapa dari anda para komentator yg ngotot mengatakan bahwa Weda itu bukan cuma 4 kitab itu saja, tapi juga termasuk kitab2x lain, spt Bagawat Gita, Mahabarata, dll.

    Kalau anda melihat ceramahnya, anda akan tahu kalau suasana di sana jauh dari kesan emosional spt yg anda kira. Orang2x di sana tampak memahami betul mana pembahasan ilmiah, dan mana hujat-hujatan. Meskipun ada wajah2x pengunjung yg terlihat tidak setuju dg apa yg diungkapkan Dr. Zakir, itu bukanlah wajah2x orang marah atau emosional, tapi lebih pada wajah2x heran dan takjub. Dan ketika setelah ceramah diadakan sesi tanya jawab secara langsung dg Dr. Zakir, para penanya yg umumnya umat Hindu itu juga melakukannya dg tertib dan tenang. Jadi pendapat anda jelas tidak relevan, anda terlalu meremehkan kedewasaan berpikir dan bersikap dari para peserta ceramahnya, baik itu pendeta maupun umat Hindu awam. Dan sikap spt itulah yg seharusnya diadaptasi oleh orang2x Hindu di sini, supaya mau belajar bahwa diskusi agama tidaklah selalu berarti hujat-hujatan.. 🙂

    Oh ya anda sepertinnya demen ama yang berbau persamaan agama.Coba Baca buku yang judulnnya “Islam Esoteris”. Kayaknnya pas deh

    Kalo anda sekarang mengutip Zakir Naik, mungkin lain waktu anda mau mengutip apa yang ditulis oleh Achmad Chodjim di buku itu.

    rkh :

    Anda keliru.. 🙂 Saya bukan selalu menyukai asal berbau persamaan agama, apalagi asal mengutip. Yg lebih penting adalah nilai kebenarannya, dan kearah mana kebenaran itu memandang. Nah, kalau buku itu cukup memberi informasi yg bagus dan layak dipandang bernilai kebenaran, itu boleh saja. Mudah2xan lain kali saya bisa membacanya. Saya juga membaca buku2x Achmad Chodjim yg lain, dan memang lumayan bagus.

    Ok bro terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk bikin penuh blog anda.

    Terima kasih

    Salam

    David Ardan Wirayudha

    rkh :

    Terima kasih kembali. Salam. 🙂

  28. David Ardan
    Desember 4, 2007 pukul 12:58 AM

    wuih panas jek

    Yahud banget pembahasannya, ckckcck

    DR Zakir Naik emang pinter bisa membuat suatu ceramah yang sangat menarik an dibikin panas tentunnya.


    rkh :

    Halo mas david.. apanya nih yg panas.. di sana gak pake AC yah.. 🙂
    Alhamdulillah di sini adem ayem aja kok..

    Rkh yang baik yang bisa jelaskan sedikit soal persamaan hindu dengan islam.

    Mungkin saya bisa jelaskan sedikit tentang perbedaan hindu dengan islam.

    Di tulisan anda yang menarik diatas yang juga mengutip weda maupun quran disebutkan bahwa surga hindu dan surga islam sama, tapi sayangnnya surga bukan final stop bagi sebagian orang hindu ( setidaknya bagi saya dan orang2 yang saya kenal, kalo yang belom kenal belom sempet nanyak), tujuan akhir umat hindu adalah yang kami sebut Moksa, yaitu bersatunya penyebab hidup kita yaitu “atma” dengan SI PUNYA HIDUP ( Whatever you may called)

    rkh :

    Tentang moksa ini sudah saya bahas dg beberapa komentator lain sebelumnya. Anda bisa lihat di komentar2 sebelumnya dimana saya nyatakan bahwa konsep moksa yg mana manusia setelah mati akan bersatu dg penciptanya tampaknya tidak berbeda dg konsep Islam dimana manusia setelah mati akan kembali pada penciptanya. Penjabaran detailnya saja yg mungkin beda, intinya sebetulnya tampak sama.

    Saya nga tau ini di sloka nomor berapa di karena jujur saya nga pernah baca weda dan belom mau baca weda, aneh ya koq ngomentarin orang yang udah pernah baca weda sampe jumpalitan, dasar saya kurang ajar.

    Tapi saya punya alasan untuk itu karena saya percaya kitab suci agama apapun memang bukan untuk dibaca tapi untuk dipahami dan dihayati, kalo sekedar membaca itu kerjaan anak TK. Kalau kita tidak paham dan menjadi sok paham kita akan sembarangan menafsirkan kitab suci.

    rkh :

    Benar mas, kitab suci itu adalah untuk dipahami dan dihayati, bukan sekedar di baca. Nah, darimana anda bisa memahami dan menghayatinya sebelum anda membacanya..? Di Islam anak TK juga sudah diajari baca Qur’an lho mas.. tentunya tidak disuruh baca dan tafsirkan sendiri, tapi diajari dari awal. Sejalan dg berkembangnya usia dan kemampuannya, dia akan mulai berusaha memahaminya sendiri. 🙂

    Sikap yg tidak mau membaca dan mempelajari kitab suci dg alasan takut menjadi sok paham adalah tidak beralasan. Tidak ada yg melarang anda untuk membacanya bersama pendamping yg lebih memahami, asal jangan menelan semua yg diajarkannya mentah2x tanpa berusaha mencernanya dg akal budi. Kalau perlu tanyakan hal2xyg kurang jelas. Bahkan kalau tidak setuju boleh saja anda mendebatnya asalkan punya alasan2x yg benar, kemudian mendiskusikannya secara ilmiah dan bertanggung jawab.

    Begitulah semestinya belajar mengkaji ajaran agama, bukan menyerahkan semuanya pada “pihak yg berwenang” spt para pendeta dll. karena menganggap hanya mereka yg layak membuka kitab suci. Peng-eksklusivan kitab suci spt itu hanya akan menjauhkan umat dari kebenaran apa yg disampaikan kitab suci. Konsep Islam untuk hal ini sangat baik dg mengharuskan semua umat Islam untuk membaca kitab sucinya meskipun dg pendamping kalau belum mampu sendiri.

    Soal reinkarnasi anda mengatakan Para cendekiawan Hindu mengatakan bahwa tidak pernah ada konsep perpindahan roh / reinkarnasi dalam Weda. Saya mo tanya cendikiawan dari mana?

    rkh :

    Anda tanya saja pada Dr. Zakir yg menyampaikannya begitu.. 🙂 Kemungkinan ya dari India sana sbg negara asalnya dan sebagai pusat cendekiawan Hindu.

    Tidak tersurat dalam belum tentu tidak tersirat kan, mo bukti gampangnnya gini deh saya bisa ngutip salah satu ayat quran dan membuktikan reinkarnasi itu ada dalam quran. Ehem ehem (Jadi Zakir Naik dulu):

    QS 16: 70- “Allah menciptaan kamu kemudian mewafatkan kamu,dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinnya. sesunguhny Allah Maha Mengetahui dan Maha Kuasa”

    perhatikan ayat yang saya kutip diatas pada kalimat dikembalikan kepada umur yang paling lemah, bukan kah kita paling lemah pada saat kita bayi, tapi ayat ini juga mengatakan hanya sebagian yang dikembalikan, jadi siapa yang termasuk sebagian yang dikembalikan?
    Nga usah dijawab saya juga belom tau pasti jawabannya, tapi kalo bisa bagus sih soalnya entar saya dapat pencerahan

    and bos kalo saya ngutip salah wajar kan saya kan nyari pembenaran dalil yang saya percayai, nga jauh beda sama Bung Zakir Naik

    Thanks Bos

    rkh :

    Oh ayat itu menurut anda menjelaskan tentang reinkarnasi? Maaf mas, anda salah.. 🙂
    Lho.. anda ingin saya jawab atau tidak? Kok gak jelas gitu..? 🙂
    Sebenarnya ini agak OOT, tapi karena anda menganggapnya sbg ayat yg menjelaskan reinkarnasi, bolehlah saya akan jelaskan pada anda.

    Begini mas..

    Surat An-Nahl ayat 70 itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk menjelaskan tentang reinkarnasi. Tidak. Ayat itu adalah untuk menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Tuhan.

    Bunyi ayatnya dalam Terjemahan Qur’an departemen agama yg saya punya :

    QS. An-Nahl ayat 70 : “Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun) supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.”

    Kalau anda sbg orang awam mau lebih memahami tentang sebuah ayat, pertama kali baca ayat itu, lalu baca juga beberapa ayat sebelum dan sesudah ayat tsb, kalau bisa bahkan satu surat itu penuh. Dg cara itu anda akan mendapat gambaran yg lebih jelas. Tentu saja harus berpikir, bukan membacanya spt anak TK. 🙂

    Ayat itu dan ayat2x sebelum dan sesudahnya menjelaskan tentang kebesaran Allah yg mana kalau manusia mau berpikir, maka ia akan menemukan kebenaran & kebesaran Allah di sana, termasuk tentang berbagai ciptaan2x Allah spt lebah dg madunya, juga dg diciptakannya manusia berpasangan dg jenisnya sendiri, dll. yg semuanya itu untuk menjelaskan kebesaran Allah, maka mengapakah manusia masih mendustakan ayat2x-Nya? Itulah yg dijelaskan dalam rangkaian ayat2x itu.

    Dan pada ayat 70 itu Allah menjelaskan bahwa Dia-lah yg menciptakan manusia dan Dia juga yg mewafatkannya. Topik selanjutnya bukan kelanjutan yg sebelumnya karena dibatasi pemisah titik koma ( ; ) dan tidak ada kalimat “kemudian” lagi di sana. Selanjutnya yg dijelaskan adalah bahwa semasa manusia hidup itu ada sebagian diantara manusia yg dikembalikan pada umur yg terlemah sehingga tidak bisa mengetahui lagi sesuatu yg pernah diketahuinya. Yg dimaksudkan usia terlemah di sini adalah bukan bayi tapi pada saat manusia tua dan pikun.

    Hal ini dapat kita lihat contohnya dalam sebuah doa yg diajarkan nabi Muhammad, yg artinya :

    “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau daripada bakhil dan pemalas, dan tua dan kembali pikun dan daripada siksa kubur dan fitnah Dajjal dan fitnah hidup dan fitnah mati.” (Riwayat Bukhara daripada Anas bin Malik)

    Kenapa yg dikatakan usia paling lemah adalah setelah tua pikun, bukan saat masih bayi? Seorang bayi memang sepintas tampak lemah, tapi ternyata tidak demikian, setidaknya dibandingkan orang pikun. Orang pikun banyak yg bahkan sudah tidak dapat lagi mengenali sekelilingnya, lupa banyak hal yg dulunya diingatnya dg baik, sudah sulit untuk bergerak, sulit bersuara, sulit mendengar, panca indranya sudah sulit memberikan respon.

    Sedangkan seorang bayi tidaklah selemah itu (kalau anda punya anak ataupun tahu dari keluarga atau teman2x anda yg punya anak, anda akan setuju ini). Justru seorang bayi itu fisik dan pikirannya sudah kuat dan akan terus berkembang sesuai perkembangan usianya. Seorang bayi tidak kesulitan bersuara dan bergerak, dia begitu lahir akan menangis keras2x dan meronta-ronta, kalau ia tidak menangis, dokter akan menamparnya supaya dia menangis, karena itu baik buat kesehatannya. Jelas bayi lebih mudah bergerak dan lebih mudah bersuara dari orang tua pikun. Kulitnya lebih peka menerima rangsangan daripada orang pikun sehingga waktu ditampar akan langsung menangis. Bayi yg baru berusia bbrp bulan sudah dapat mengenali lingkungannya, dia bisa membedakan siapa ayah ibunya, siapa yg sedang menggendongnya, dll. sedangkan orang tua pikun seringkali bahkan sudah tidak mengenali orang2x disekelilingnya. Jelas seorang tua pikun tidak lebih kuat fisik dan daya pikirnya dari seorang bayi.

    Itulah penjelasan logisnya. 🙂

    Jadi jelas usia paling lemah dari manusia itu adalah saat dia tua pikun, karena bahkan lebih lemah dari seorang bayi. maka benarlah yg dimaksud di ayat tsb bahwa dikembalikan ke usia paling lemah adalah dibiarkan menjadi tua sampai pikun, begitulah cara bahasa Qur’an yg diturunkan dalam bahasa Arab dalam menyampaikannya, spt juga yg bisa kita lihat dalam doa yg diajarkan nabi Muhammad itu tadi.

    Sedangkan kenapa hanya sebagian yg dibiarkan menjadi pikun, ya karena sebagian lainnya sudah diwafatkan Allah pada usia yg lebih muda sehingga tidak sempat mengalami masa pikun itu.

    Jadi tidak ada hubungannya ayat itu dg konsep reinkarnasi yg anda persoalkan. Anda hanya belum mampu untuk memahaminya dg benar.

    Anda mau menjadi spt Dr. Zakir dg mengutip ayat tadi dan menjelaskannya spt itu? Tidak, sangat jauh perbedaannya. Dr. Zakir sudah menguasai, memahami, bahkan menghapal isi dari kitab sucinya sebelum dia membuka kitab suci lain. Sedangkan anda membaca kitab suci sendiri saja belum pernah malah sudah berani menjelaskan isi kitab suci agama lain.. 🙂

    Ya saya tidak menyalahkan anda kalau belum mampu memahami ayat tsb, karena untuk melakukannya butuh pemahaman dulu bagaimana cara untuk membaca kitab suci dg baik agar pemahaman yg didapat juga tidak melenceng dari yg dimaksud. Betapapun saya hargai usaha anda, meskipun akan lebih baik kalau anda berusaha membaca dan memahami dulu kitab suci anda sebelum melakukannya pada kitab suci agama lain.

    Terima kasih. 🙂

  29. Desember 7, 2007 pukul 4:37 AM

    per-tama2, koreksi dari saya silahkan diganti kata2 “Sanata Dharma” menjadi “Sanatana Dharma”, karena itu bahasa weda,
    sedangkan “Sanata Dharma” nama perguruan tinggi milik yayasan kristen di Yogyakarta :).
    tapi kalo itu memang dari referensi yang anda peroleh, ini adalah sebuah koreksi terhadap referensi tersebut.

    rkh :

    Halo mas agus made.. 🙂

    Pertama-tama, saya tidak akan mengkoreksi tulisan saya tentang itu sebelum ada bukti nyata kalau itu salah.. 🙂

    Yg saya tangkap dalam ceramah itu ya spt yg saya tulis itu. Terus terang dari segi bahasa, saya memang tidak tahu persis apakah arti dari sanata dan sanatana adalah sama atau berbeda, spt apakah avtar, avatar, autar, dan awatara itu berbeda (karena ada juga komentator yg mempermasalahkannya). Mungkin saja itu hanya masalah pengucapan saja, spt Veda, Vedic, dan Weda; spt avtar, autar, avatar, dan awatara, dll. Yg menurut saya sebenarnya sama saja artinya.

    Anda benar, Di Jogja memang ada perguruan tinggi kristen bernama Sanata Dharma. Dan percaya atau tidak, saat saya mendengar kata sanata dharma dalam ceramah itu, yg pertama kali terlintas di pikiran saya adalah perguruan tinggi itu. Ini benar.. 🙂

    Tapi bagi saya itu malah membuat saya yakin kalau sanata dharma itu memang memiliki arti yg bagus dan religius, karena spt anda bilang, perguruan tinggi itu memang milik sebuah yayasan kristen. Adalah sangat beralasan kalau mereka bermaksud menyatakan bahwa kristen itu adalah sebuah agama yg abadi dg meminjam sebuah istilah dari Hindu sbg nama mereka. Sanata Dharma = agama yg abadi.

    komentar saya :

    Diskusi semacam ini di Indonesia sangat riskan, sebagai orang Hindu (yang agak agnostik) saya sangat setuju dengan diskusi semacam ini, bahkan debat agama sekalipun. Sayangnya beberapa orang Indonesia belum memiliki kesadaran untuk menghargai pendapat orang lain. Sebab dalam beberapa diskusi (dialog atau forum agama) sering diakhiri dengan pertikaian. Tapi jangan salah, bukannya saya tidak setuju dengan pertikaian, saya bahkan setuju dengan adanya perang. Tapi perang melawan pelanggar kemanusiaan. mungkin karena itu ada HAM (hak asasi manusia), sederhananya saya setuju kepada siapa saja yang memerangi pelanggar HAM.

    rkh :

    Beberapa komentator juga ada yg menyatakan spt kalimat awal anda itu, tapi itu tentu saja tidak relevan.

    Ada beberapa alasan untuk itu :

    1. Dari mana anda bisa berpendapat bahwa tulisan ini “di Indonesia”? Anda bilang sudah lama bercokol di dunia maya. Anda juga seorang kuli IT spt saya (sorry, saya tahu karena saya tadi mengintip sedikit ke blog anda.. 🙂 ). Anda tahu kan yg anda bilang dunia maya itu spt apa? Kalau saya tidak menyatakan kalau saya berdomisili di Jakarta dan tidak menggunakan bahasa Indonesia dalam menulis, apa anda juga bisa mengatakan kalau tulisan saya itu berdomisili di Indonesia? Tidak kan.. 🙂 Seluruh dunia bisa mengakses tulisan saya, spt yg bisa saya lihat pada IP yg mereka gunakan yg tidak hanya berasal dari Indonesia.

    2. Dunia maya Internet adalah media bebas. Dan saya sudah memanfaatkannya secara bertanggung jawab. Saya menulis topik yg ada yg bilang bagus, ada yg bilang jelek, ada yg bilang kontroversial, dll. (ya, itu cuma masalah selera dan kepentingan saja) tapi yg jelas tidak ngawur, dan layak untuk sebuah diskusi ilmiah yg beretika, logis, dan ber-referensi. Dan saya memang membuka diskusi dg para pembaca. Ada blog2x lain yg menulis tulisan provokatif yg tidak jelas juntrungannya, berkata-kata kasar, dll. lantas menutup kolom komentar. Tidak, saya bukan orang pengecut spt itu.. saya menulis secara bertanggung jawab. 🙂

    3. Saya sudah membuat peringatan dalam halaman “About me & this blog” di blog ini, bahwa blog ini adalah blog “khusus dewasa” (detailnya bisa anda lihat sendiri), yaitu orang2x yg bisa berdiskusi dg baik, bukan yg emosional dan suka gontok2xan. Halaman itu pasti menjadi tujuan bagi pembaca yg ingin tahu siapa yg menulis spt ini? Dan juga halaman itu lah yg pertama kali akan tampil saat ada yg mengakses blog saya dg halaman default. Singkatnya, kalau ada pembaca yg “belum layak” untuk membaca beberapa tulisan saya di sini, ya jangan membacanya. Saya berharap (dan menganggap) yg membaca tulisan saya adalah orang2x yg memang berkualitas untuk itu. Maka komentar2x yg saya tampilkan mestinya juga yg saya anggap berkualitas untuk diskusi.

    4. Justru di sini bisa menjadi pembelajaran untuk mampu mendiskusikan agama tidak dalam artian menang2xan, hujat2xan, hina2xan, dll. tapi benar2x dalam upaya mencari kebenaran sejati. Itulah salah satu pesan yg ingin saya sampaikan pada semua pembaca blog saya.

    Tentang diskusi2x yg sering berakhir dg pertikaian itu, makanya anda jangan berkunjung ke forum2x dan milis2x debat kusir agama spt itu yg memang banyak terdapat di Internet. Contohnya adalah yg anda tampilkan link-nya di sini tadi. 🙂 Mereka2x yg terlibat di sana memang bukan mencari penyelesaian, titik temu, kebenaran sejati, dll. tapi mereka memang berniat untuk saling hujat-hujatan, itu saja. Sedangkan moderatornya tidak akan menyensor apapun karena memang tujuannya mengumpulkan hit sebanyak-banyaknya untuk cari uang. Anda tidak akan mendapatkan apapun dari forum2x spt itu.. 🙂

    Saya juga tidak belajar perbandingan agama dari forum2x spt itu. Saat2x awal belajar dulu saya pernah beberapa kali berkunjung ke forum2x itu sbg pembaca yg berharap mendapatkan sesuatu di sana, tapi yg saya dapat kemudian tidak lain dari rasa muak akan cara diskusi di sana yg tidak akan menghasilkan apa2x dan sejak itu tidak pernah balik2x lagi.

    Saya menggantinya dg memenuhi rak buku saya di rumah dg puluhan buku2x (ratusan bila ditambah dg e-book2x di harddisk). Jadi sekali lagi, kalau anda ingin belajar perbandingan agama, jangan pernah mengunjungi forum2x spt itu, yah.. kecuali kalau anda memang hanya ingin bisa mengutip beberapa topik di sana untuk bisa digunakan menyerang agama orang lain tanpa dasar yg benar..

    Tentang perang melawan kebathilan, jelas saya setuju. Salah satu misi utama Islam adalah itu, memerangi kebathilan. Itu sangat jelas sekali.

    Namun dalam konteks diskusi agama, kita diskusi untuk mencari kebenaran, bagaimana kita bisa mendapatkan kebenaran jika saat mencari-nya kita bertikai.
    Intinya dalam diskusi online-pun jarang orang yang menggunakan identitas asli, karena hal tersebut mengancam nyawanya.

    rkh :

    Benar. Untuk apa kita bertikai..? Kalau orang melakukannya dg benar, tidak ada yg perlu ditakutkan. Mereka yg (merasa) terancam itu adalah karena memang mereka melakukannya dg tidak benar. Mereka memang hanya berniat menghujat, itu saja. Itu berbeda dg yg saya lakukan di sini.

    Dr. Zakir dan juga Ahmed Deedat (yg debatnya lebih keras) juga tidak mempermasalahkannya. Mereka bahkan berbicara langsung di jantung negara2x kristen spt di amerika dan eropa, juga di India sbg jantung agama Hindu, dll. dan mereka melakukannya dg terang2xan, tidak menyembunyikan apapun identitas mereka. Dan tidak ada masalah. Saya juga sering berdiskusi dg orang2x non Islam secara langsung termasuk dg pendeta2xnya, malah itu lebih bagus karena diskusi dapat lebih terarah, tidak bisa ngawur dan ngomong seenaknya spt di forum2x Internet, karena dapat menyembunyikan identitas.

    Dalam blog spt ini juga lebih bagus untuk berdiskusi agama dibanding dg forum2x yg tidak bertanggung jawab itu. Di sini kalau ada komentar2x yg saya nilai “berlebihan” dan berpotensi menjadi provokator, tidak akan saya tampilkan, cukup saya telan saja sendiri, karena saya harus dapat membedakan, mana komentar yg baik untuk diskusi, dan mana yg “sampah”. Sedangkan di forum2x itu tadi memang tidak ada sensor sama sekali, karena tujuannya memang memberikan fasilitas untuk saling menghujat, itu saja. 🙂

    Tapi sekali lagi saya setuju dengan diskusi semacam ini, sebagai perbandinya sekedar informasi, ada forum
    http://www.faithfreedom.org/ atau
    http://indonesia.faithfreedom.org/ (versi Indonesia-nya) didirikan oleh Dr Ali Sina (orang Iran yang sudah murtad), bahkan anda di hadiahkan $50.000(bisa jadi hartawan nih…)+forum ditutup jika ada yang bisa membuktikan kesalahan hujatannya terhadap Islam.

    rkh :

    Kalau anda setuju dg diskusi seperti di blog saya ini, itu bagus. Tapi saya sesalkan kenapa anda malah memberikan link tempat debat kusir dan menghujat agama itu? Supaya dikunjungi? Karena konsep pembentukannya memang untuk menjelek2xan Islam? Supaya orang Hindu yg membaca tulisan ini terus bisa mencari2x kejelekan Islam? Saya juga tahu link2x lain yg konsepnya adalah untuk meng-counter tuduhan2x di link itu? Tapi tidak akan saya berikan di sini. Itu bukan tujuan saya. Anda bisa mencarinya sendiri dg bertanya pada mbah google. Apa yg saya lakukan di blog ini sangat jauh berbeda dg yg ada di forum2x spt itu.

    Tentang Dr. Ali Sina yg anda sebut itu, maksud anda dia murtad dari Islam? Apakah dia juga bilang dia sekarang beragama apa? Seharusnya untuk lebih netralnya, hadiahnya ditambah lagi $50.000 kalau dia tidak bisa membuktikan bahwa agamanya sekarang ini lebih benar dari agama lamanya. Itu akan lebih adil dan lebih menarik.. 😉

    Kemudian suruh dia mengundang ulama2x spt Dr. Zakir Naik dalam debat ilmiah terbuka, dan kita lihat apa yg bisa dia lakukan di sana.. 🙂
    Kalau hanya koar2x spt itu sudah sangat banyak yg melakukannya. Itu tidak berarti apa2x. Itu cuma joke.

    Yg jelas kalaupun ada orang Islam yg dapat mematahkan kesombongannya itu (dan pasti ada.. 🙂 ) saya yakin tidak akan ada yg mau melakukannya untuk $50.000 itu. Orang Islam akan malu atau bahkan marah dg pemberian hadiah itu. Pembuktian kebenaran itu bukanlah untuk dinilai secara materi spt itu. Itu sangatlah murah dari nilai kebenaran yg sesungguhnya..

    Kaitannya dengan diskusi ini, saya quote kalimat berikut :
    “Dalam pandangan Islam, mungkin saja kitab Hindu adalah dari Tuhan dan tokoh2xnya adalah nabi utusan Tuhan. Tapi andaikata itu benar, itu hanya untuk masa lalu, setelah nabi Muhammad datang dg ajarannya, itulah yg harus diikuti..”.

    dalam pandangan sederhana saya, “ikuti yang benar, bukan yang salah”, benar dan salah tidak ada kaitannya dengan baru atau lama.
    Sebagai contoh : “mencuri itu salah, karena kita juga tidak suka kecurian”. jadi dulu atau sekarang mencuri tetap salah, ada agama atau tidak ada agama mencuri tetap salah.

    Itu contoh golden rule, yang dipake untuk aturan Hak Asasi Manusia Sedunia, agar tidak ada interfensi agama didalamnya.

    rkh :

    Sebenarnya yg anda kutip itu adalah saya tujukan pada umat Islam, karena awalnya ada menyinggung tentang ahli kitab, karena ada yg mengatakan kalau konsep ahli kitab di Islam itu hanya untuk yahudi dan nasrani, agama lainnya bukan. Jadi saya memberikan wacana baru di sana untuk memikirkannya lagi. Tapi kalau anda menanggapinya dari sudut pandang seorang Hindu ya juga boleh2x saja. 🙂

    “Ikuti yg benar, bukan yg salah. Benar dan salah tidak ada kaitannya dg baru atau lama.”

    Anda benar sekali. hanya saja tidak tepat. Kenapa? Benar atau salah memang tidak ada kaitannya dg baru atau lama, dg catatan bila yg baru dan lama itu memang sama dan tidak berubah ajarannya. Sedangkan dalam konsep Islam, Islam memang datang untuk membenarkan, meluruskan, menyempurnakan, dan menyatukan semua ajaran2x Tuhan sebelumnya yg sengaja atau tidak sudah banyak berubah atau diubah.

    Saya berikan contoh dalam kepercayaan yg dibilang orang agama2x semitik, yahudi, kristen dan Islam. Islam menyatakan bahwa ajaran yg dibawa Musa (yg dipercaya umat Yahudi), Isa (yg dipercaya umat kristen), dan Muhammad (yg dipercaya umat Islam yg juga percaya pada Musa dan Isa) adalah sama, yaitu ajaran tauhid yg mengajarkan satu Tuhan sbg penguasa alam semesta, sbg Tuhan semua manusia.

    Ketika ajaran Musa diselewengkan umatnya, diutuslah Isa (Yesus) untuk meluruskannya kembali. Dan ketika ajaran Yesus diselewengkan dan dibajak oleh orang2x paganis romawi/yunani, diutuslah Muhammad untuk meluruskan ajaran2x sebelumnya yg telah diselewengkan itu.

    Umat Islam percaya bahwa yg diajarkan Musa dan Yesus itu benar, tapi itu bukan yg dipakai oleh orang yahudi dan kristen sekarang ini. Bila mereka menerapkan ajaran Musa dan Yesus yg benar, umat Islam mungkin tidak berkeberatan, karena inti ajarannya sama, jadi bagi bangsa yahudi misalnya, tidak ada masalah untuk mengikuti ajaran Musa, Isa, atau Muhammad, kalau kondisi ajarannya tetap tidak berubah. Tapi kenyataannya?

    Ajaran yg dipakai yahudi dan kristen sekarang ini bukanlah ajaran Musa dan Isa yg asli. Kalau anda belajar perbandingan agama & kristologi dg cukup dalam, anda akan tahu tentang ini. Sebagai awal, anda bisa baca tulisan saya “Trinitas tidak ada di Alkitab, tapi trinitas ada di Al-Qur’an” dimana saya buktikan di sana bahwa ajaran asli kitab2x yahudi dan kristen adalah sama dg di Islam dan yg diungkapkan Dr. Zakir di Hindu, yaitu ajaran tentang Tuhan yg maha Esa, tidak ada yg menyerupai-Nya, dan tidak ada yg setara dg-Nya.

    Selagi ajaran lama itu masih “lurus” tidak ada masalah dg lama atau baru, itu benar. Tapi ketika ajaran lama itu kemungkinan sudah tidak lurus lagi, maka lama dan baru itu menjadi masalah, karena yg baru adalah untuk meluruskan kembali yg lama yg telah berubah dari ajaran aslinya.

    Dan kembali pada topik agama Hindu, kalau kemudian terbukti ayat2x yg ditampilkan Dr. Zakir itu memang menunjukkan spt itu, artinya mengandung nilai2x yg sama dg ajaran Islam. Maka mungkin tidak ada masalah kalau ajaran itu diterapkan spt apa adanya di kitab sucinya. Tapi kalau berbeda?

    Mungkin sampai di sini anda sudah bisa menemukan korelasi dari apa yg saya tulis itu, yg juga diucapkan oleh Dr. Zakir dalam ceramahnya. 🙂

    Komentar saya soal Jihad:
    Mungkin semua agama mendukung perang, sejauh untuk membasmi kejahatan (seperti pelanggar HAM, yang saya contohkan tadi), seperti halnya dengan hampir semua agama setuju akan adanya hukuman bagi pencuri.

    rkh :

    Benar sekali. Saya setuju itu.

    Tapi Jihad dalam al-qur’an bukan membasmi kejahatan tapi membasmi Kafir dan Musyrik, dan maha penyayang Allah hanya berlaku jika mereka sudah Islam, berikut adalah contoh ayat al-qur’an mengenai hal ini:

    “…Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.” (8:12)

    “…maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan mendirikan salat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (9:5)

    Sedangkan Bhagavad Gita, tidak membahas agama lain, tapi “perangi kejahatan”. Jadi, ada perbedaan.

    rkh :

    Nah.. kan, anda sebenarnya mulai memasuki wilayah OOT dan debat kusir dg menampilkan topik itu untuk menyerang Islam, dan bukannya berusaha memberikan informasi yg benar sesuai topik kalau anda merasa tulisan saya tidak benar, spt yg seharusnya dalam sebuah diskusi ilmiah.

    Saya sebenarnya tidak bermaksud membahas topik itu di sini, karena itu OOT. Anda mengulangi yg dilakukan sdr. monkeg, yg akhirnya dg terpaksa harus saya keluarkan dari diskusi. Tapi bolehlah saya bahas sedikit agar insyaallah bisa menjadi pencerahan buat anda dan pembaca lain.

    Pemotongan dua ayat itu untuk menyerang Islam dan menyatakannya sbg kejelekan Islam adalah sudah biasa, dan sudah saya dengar dan baca puluhan bahkan mungkin ratusan kali, dan bisa anda temukan di banyak forum2x debat kusir yg tersebar di Internet. Mungkin saja anda juga cuma mencomotnya dari sana kan.. 😉

    Bismillah.
    Begini mas..

    Pertama, saya harus meluruskan dulu pemahaman anda tentang Jihad dalam Islam. Sebaiknya anda membaca dulu tulisan saya “Terorisme bukan Jihad !” di blog ini sebelum melanjutkan diskusi ini. 🙂

    Salah satu makna Jihad dalam Islam adalah membela kebenaran dan melawan kebatilan. Dan itu tidak terbatas untuk suatu golongan saja, tapi berlaku secara general.

    Anda mengatakan kalau Jihad dalam Islam adalah perang melawan orang kafir dan musyrik saja (yg anda anggap adalah umat agama lain). dan di Hindu adalah memerangi kejahatan, bukan golongan tertentu. Dan anda mengambil contoh dg mengutip potongan dua ayat tadi. Saya harus katakan di sini bahwa anda sangat keliru.

    Seperti pada komentar sebelumnya dari mas David Ardan, dimana dia juga mengutip ayat Qur’an untuk menyatakan bahwa konsep reinkarnasi juga ada dan didukung dalam Qur’an, di mana saya sudah buktikan kalau ia keliru, saya sudah menyampaikan bahwa memahami maksud suatu ayat dalam kitab suci tidak bisa dg hanya menggunakan sepotong atau sepenggal ayat yg dicabut dari konteksnya. Dan konteks suatu ayat bisa didapatkan dg membaca ayat2x sebelumnya, ayat2x sesudahnya, bahkan kalau perlu satu surat. Dan itu harus dilakukan dg berpikir serta kadang2x membutuhkan pemahaman dulu tentang latar belakang ayat tsb, tidak bisa mencomot potongan ayat spt itu dan mengartikannya begitu saja spt anak TK (meminjam istilah dari mas David) 🙂

    Dua ayat yg anda potong dan cabut dari konteksnya itu, adalah menceritakan kisah dalam peperangan dalam masa nabi Muhammad hidup. Itu harus dipahami dulu. Jadi tidak semua kisah itu dapat dipersamakan begitu saja kondisinya dg keadaan sekarang.

    Saat nabi Muhammad lahir, lingkungannya sedang berada dalam jaman jahiliyah yg menyembah berhala dan berkelakuan barbar. Perampokan, pemerkosaan, dan kejahatan2x lain adalah hal yg wajar saat itu. Bahkan saking barbarnya mereka juga tidak segan2x untuk mengubur hidup2x bayinya sendiri bila mengetahui anaknya itu berkelamin perempuan. Tidak ada kedamaian lagi di sana.

    Nabi Muhammad datang membawa cahaya kebenaran dan kedamaian bagi manusia. Bagi mereka yg menerimanya, mereka akan mendapatkan kedamaian dg merubah cara hidupnya secara drastis maupun bertahap. Bagi mereka yg tidak mau menerimanya, mereka tetap dalam kondisinya sbg orang2x jahiliyah. Bahkan perbuatan mereka semakin jahat dg menyiksa, membunuh, dan memerangi orang2x Islam saat itu. Dan menurut saya, mereka adalah orang2x jahat. Entah kalau menurut anda.. 🙂

    Jadi kalau ayat itu menceritakan tentang perang melawan orang2x kafir dan musyrik yg tidak mau menerima cahaya yg dibawa nabi Muhammad, bahkan melawan dan menghalang-halangi usaha nabi untuk menciptakan kedamaian di sana, itu adalah peperangan melawan kejahatan. Hanya saja pada saat itu, dalam peperangan itu, orang2x jahat adalah diwakili oleh orang2x kafir dan musryik saat itu yg memang terdiri dari orang2x jahat. Dan kalau mereka mau menyerah, kemudian mau menerima nabi Muhammad dan ajarannya, maka ia akan menjadi orang baik yg akan berperan juga dalam menciptakan kedamaian. Maka nabi Muhammad akan mengampuni dan membebaskan mereka spt juga Allah yg akan mengampuni manusia yg mau bertobat. Itu wajar saja, tidak ada yg aneh di sana.

    Hal ini sama saja dg di Hindu. Anda bilang bahwa di Hindu peperangan bukan memerangi suatu kelompok tertentu tapi melawan kejahatan. Anda tahu kan dalam Mahabarata mengisahkan peperangan antara Pandawa dan Kurawa. Pandawa sbg pihak kebaikan kenapa memerangi Kurawa yg masih saudara sendiri, bukannya melawan kejahatan? Ya, karena Kurawa adalah terdiri dari orang2x jahat. Orang2x jahat di kisah itu diwakili oleh Kurawa, jadi sebenarnya Pandawa sbg kumpulan orang baik berperang melawan Kurawa yg melambangkan kejahatan.

    Begitu kan..? itu sama saja. Baik dalam kisah perang di Qur’an maupun kisah perang di Mahabarata dalam Hindu sama2x mengisahkan peperangan antara kebaikan melawan kejahatan, yg diwakili oleh kelompok orang baik yg berperang melawan kelompok orang jahat. Tidak ada yg berbeda di sana dalam spiritnya, hanya kisahnya saja yg berbeda. Jadi dalam hal ini sudah jelas kalau pendapat anda tidak relevan di sini. 🙂

    Kemudian saya tambahkan juga, sebagian orang (baca: pembenci Islam) dg sengaja mengambil potongan ayat itu untuk mengatakan kalau Islam itu agama yg kejam dan mengajarkan kekerasan pada manusia. Itu juga tidak benar.

    Ayat2x itu turun adalah untuk memberi semangat pada umat Islam kala itu dalam peperangan melawan orang2x jahat tadi. Dan dalam peperangan berlaku sebuah hukum yg juga masih berlaku sampai sekarang, yaitu : membunuh atau dibunuh. Jadi nabi Muhammad menerima ayat2x itu dari Allah adalah untuk memberi semangat pada umatnya yg sedang berperang untuk tidak gentar melawan musuh yg diatas kertas seringkali lebih kuat, dg tidak ragu2x untuk membunuh mereka.

    Memenggal kepala adalah cara membunuh paling efektif dan tidak terlalu lama menyiksa si korban. Sedangkan kalau tidak mau membunuh, lukai tangannya yg memegang pedang, tombak, atau panah, maka ia tidak bisa berperang lagi sehingga pilihannya cuma tetap melawan dan mati, atau menyerah. Itu anjuran yg sangat logis dalam suatu peperangan jaman itu yg umumnya hanya bersenjata pedang, tombak, dan panah..

    Dan itu sangat wajar dalam sebuah peperangan. Dalam Bagawat Gita terdapat hal yg sama. Krisna memberi semangat pada Arjuna untuk tidak ragu2x maju berperang dan membunuh musuh, bahkan kalaupun musuhnya itu adalah saudara sendiri. Saya sudah menulis tentang ini di tulisan saya itu. Anda sudah membacanya kan..? Bhagavat Gita juga berisi nasihat Sri Krisna kepada Arjuna di medan pertempuran.

    Bhagavat Gita Ch.1 V. 42-46 –> Arjuna berkata pada Sri Krisna kalau ia lebih baik mati tak bersenjata tanpa perang daripada harus membunuh saudara sepupu (Kurawa)

    Bhagavat GitaCh. 2 : 2 –> Krisna berkata, “Oh Arjuna kenapa pikiran kotor itu bisa masuk ke dalam benakmu? Kalau engkau enggan berperang, engkau tidak akan masuk surga, kenapa engkau berkata seperti itu, itu bisa melemahkan hatimu.”

    Bhagavat Gita Ch. 2 : V.31-33 –> Hai Arjuna, kamu ini satria, kamu harus berperang. Dengan begitu engkau akan masuk surga, mereka tidak.

    Anda lihat ayat2x itu? Situasinya sama kan..? Tidak ada yg berbeda dalam hal spiritnya.

    Bahkan kalau tidak main potong ayat dan main cabut dari konteksnya, sebenarnya kelanjutan ayat Qur’an yg anda kutip itu menunjukkan keluhuran nilai2x Islam yg mana umumnya diabaikan oleh para penyerang Islam. Anda bisa baca ayat itu dan lanjutannya untuk melihat makna sesungguhnya :

    Apabila sudah habis bulan2x haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan mendirikan salat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS At-Tawbah ayat 5)

    “Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka adalah kaum yang tidak mengetahui.” (QS At-Tawbah ayat 6)

    Yg saya tebalkan itu sengaja tidak ditampilkan kan? Padahal itulah yg menjelaskan kondisi saat itu. Apalagi ayat2x sebelumnya yg menjelaskan tentang topik perang dan gencatan senjata, jelas tidak akan digubris. Dan anda lihat ayat lanjutannya yg bernilai mulia itu. Ayat lanjutannya (9:6) itu tidak pernah ikut dicantumkan oleh orang2x pembenci Islam itu dalam mengutip ayat sebelumnya (9:5) tadi.

    Dalam perang di jaman apapun, seorang yg menyerah dalam suatu peperangan, tidak boleh dibunuh, umumnya mereka ditawan atau paling banter dibebaskan begitu saja di medan perang. Tapi ajaran di Islam bahkan menyuruh prajurit2x Islam untuk melindungi mereka dan mengantarkannya ke tempat yg aman agar tidak secara tidak sengaja terbunuh atau terluka di medan perang! Tidak ada ajaran manapun yg menyuruh prajurit perangnya melakukan hal semulia itu. Itulah Islam. Tapi ayat ini diloncati dan diabaikan begitu saja oleh orang2x yg mengeksploitasi ayat itu untuk menimbulkan kesan jelek dan brutal pada ajaran Islam.

    Jadi ayat2x itu adalah sangat wajar dalam suatu peperangan. Tapi kebanyakan para penyerang Islam dg sengaja menggunakan ayat itu seolah2x itu berlaku pada saat ini dalam kondisi apapun. Jadi misalnya kalau orang Islam bertemu dg orang non Islam di mal atau pasar, ia harus membunuh orang itu, harus memenggal kepalanya dan melukai jari tangannya. Hal ini akan tampak sadis. Dan tidak mungkin Tuhan memberikan ajaran spt itu kan..? Tapi memang itulah pemahaman yg ingin mereka paksakan pada orang2x non Islam agar mereka membenci Islam dan agar tidak pernah mau melihat ajaran Islam sesungguhnya yg adalah ajaran yg mulia.

    Sampai di sini semoga anda sudah bisa melihat dg lebih baik bagaimana sebenarnya topik yg anda permasalahkan itu. Tidak ada yg aneh, janggal, ataupun berlebihan dg ayat itu kalau anda mau untuk memahaminya dg benar, bukan dg nafsu ingin menjelekkan atau menjatuhkan. Sebagai orang yg mampu menggunakan pikirannya dg baik (saya yakin sekali hal ini), semestinya sekarang anda sudah bisa mempunyai pandangan yg lebih baik tentang topik itu.. 🙂

    Penjelasan lebih detail bisa sangat panjang sekali, dan tidak sesuai dg topik di sini. Saya harap itu sudah cukup untuk bisa membuat pikiran anda bekerja lebih baik untuk mampu memahami permasalahan itu.

    Kalau anda mengaku juga mempunyai jiwa agnostik, ingin mencari kebenaran, dan ingin sungguh2x belajar untuk mencari kebenaran itu (dan ini juga berlaku buat siapa saja), saya sarankan agar anda jangan pernah lagi untuk mengikuti debat2x kusir di forum2x itu. Anda tidak akan mendapatkan apapun di sana selain kemarahan & kebencian, yg sebenarnya tujuan akhirnya malah dimaksudkan untuk menghilangkan respek orang terhadap agama. Anda akan sulit untuk melihat kebenaran dalam forum2x spt itu. Kecuali kalau tujuan anda memang sama dg forum2x itu, yaitu hanya untuk bisa hujat-hujatan..

    Kalau anda serius ingin terjun mencari kebenaran sejati, pelajari agama2x yg ada melalui jalur yg benar dan dg pemikiran yg benar. Dan mulailah dari agama anda sendiri. Bahkan kalau anda serius mungkin saya bisa ikut membantu anda. 🙂

    Sekedar saran dari saya, jangan gunakan agama untuk menghakimi agama, gunakan otak dan kemampuan berpikir (serperti istlah belajar dalam bahasa anda). Saya kurang setuju dengan penyebaran agama (dakwah), saya lebih setuju membantu mereka yang tidak mampu, ketimbang mereka dicekoki ajaran untuk membenci sesama (karena ada agama memang mendidik seperti itu).

    rkh :

    Saran anda saya terima, karena insyaallah sudah saya jalankan dari dulu. Saya selalu mengedepankan logika, sumber, dan dalil yg valid untuk menjelaskan sesuatu. Itu bisa anda lihat pada semua tulisan saya di blog ini.

    Mungkin sebaiknya anda juga mulai gunakan kemampuan berpikir anda yg saya tahu cukup mumpuni sesuai profesi anda, untuk mulai bisa melakukan hal2x yg benar dalam upaya pencarian kebenaran sejati. Bukan cuma mencomot potongan ayat dari forum2x debat kusir dan menggunakannya untuk menyerang agama lain. Juga bukan cuma menghakimi agama lain tanpa mau tahu bagaimana ajaran agama itu sesungguhnya dan bagaimana ajaran agama anda sebenarnya. 🙂

    Akan lebih berguna bagi anda kalau anda mau membuka kitab suci anda sendiri untuk berusaha menemukan jawaban yg pasti dalam topik yg sedang kita bahas di sini, kemudian baru melanjutkan diskusi.

    Anda mengaku punya jiwa agnostik. Apa yg sudah anda lakukan untuk itu? Sudahkah anda berusaha mencari kebenaran itu dg berusaha membaca dan memahami kitab suci anda? Lakukan itu dulu, baru mencoba untuk melihat kitab suci agama lain. Itulah yg saya utamakan di sini. Itulah yg seharusnya anda tangkap dalam tulisan saya itu kalau anda mampu membacanya tidak dg kacamata emosi 😉

    Orang memang bisa berpandangan berbeda dalam memahami agamanya tentang dakwah dan membantu sesama, itu adalah urusannya dg Tuhan. Kalau anda berpendapat begitu ya itu hak anda..

    Orang yg berjiwa ingin mencari kebenaran tidak akan bersikap spt anda, yg dalam beberapa bagian komentar anda ada yg sebenarnya tidak cukup pantas untuk suatu diskusi ilmiah. Seperti misalnya kalimat terakhir anda yg mengatakan bahwa ada agama yg mengajarkan untuk membenci sesama dg tidak menyebutkan agama apa. Dan karena dalam konteks diskusi dg saya serta sesuai dg isi komentar anda, tampaknya itu anda tujukan pada agama Islam dg mengatakan bahwa saya ingin mencekoki pembaca dg ajaran Islam untuk membenci sesama Tapi diatas tadi sudah saya buktikan bahwa semua pendapat anda tentang kejelekan Islam berdasar ayat2x itu adalah keliru. Malah ada kemungkinan pendapat anda itu juga bisa ditujukan pada ajaran kitab2x Hindu sendiri mengingat topik yg saya sampaikan di tulisan saya memang tentang persamaan ajaran2x pada Hindu dari kitab2xnya dan Islam. Saya pernah mengeluarkan seorang komentator dari diskusi karena melakukan hal semacam itu. Mudah2xan lain kali anda dapat melakukannya dg lebih baik..

    Saya sangat menghargai anda yg ngotot ingin tahu pendapat saya atas komentar anda ini. Saya sangat menghargai anda sbg orang seprofesi dg saya yg saya yakin biasa menggunakan daya pikir secara baik dan logis. Maka saya sempatkan untuk mengaduk-aduk sampah spam saya untuk menemukan komentar anda ini yg ternyata dibuang ke sampah karena anda mencantumkan link lebih dari 2 buah sbg standard default di wordpress..

    Jadi semoga diskusi ini juga bisa menjadi pembelajaran bagi anda untuk mampu memandang dg lebih baik lagi topik2x seperti ini. 🙂

    Semoga bisa menjadi masukan buat teman-teman,

    terima kasih
    Agus Made K
    menanggapi artikel : https://religiku.wordpress.com/2007/09/10/hindu-dan-islam-ternyata-sama/

    rkh :

    Terima kasih. 🙂

    Semoga Allah memberikan hidayah-Nya pada anda.
    May Allah bless you

  30. hrpwt
    Desember 7, 2007 pukul 2:08 AM

    Mas rkh yang pintar,
    Saya setuju sekali dengan mas rkh klo agama hindu dan islam sama, sehingga ngga ada salahnya kan kalo mas rkh menjadi hindu atau memeluk agama hindu dengan melepaskan agama islam ya kan

    rkh :

    Ehm.. siapa yg bilang bahwa Hindu dan Islam itu sama (dalam artian benar2x semuanya sama)? Saya tidak menyampaikan spt itu kok.. 🙂

    Dan kalau ternyata Hindu dan Islam itu memang sama, sama2x menyembah Tuhan yg maha Esa, sama2x mengakui bahwa nabi Muhammad adalah utusan terakhir yg membawa ajaran yg benar untuk meluruskan dan menyempurnakan agama/ajaran2x yg turun sebelumnya, maka saya akan memilih untuk tetap beragama Islam. Kenapa? Ya, karena bagi saya, yg harus kita ikuti adalah ajaran yg diturunkan paling belakangan, karena itulah yg paling sempurna dan diturunkan untuk seluruh umat manusia. Kalau ada versi yg lebih benar, lebih lengkap, lebih sempurna, kenapa saya harus pakai versi lamanya? 🙂

    Kalau sama2x mengakui Muhammad adalah utusan terakhir, berarti ajaran beliau harus kita percayai & ikuti kan? Dan kalau mau mengikuti ajaran nabi Muhammad dg lebih baik dan benar, bagi saya akan lebih baik kalau saya tetap di agama Islam.

    Begitu mas/mbak hrpwt.. terima kasih untuk ajakannya.. 🙂

    NB :
    Penting untuk diperhatikan !!
    Komentar tanggapan saya di kolom ini adalah pendapat pribadi saya tentang ajakan meninggalkan Islam dan memeluk Hindu. Dan itulah pendapat pribadi saya sebagai seorang yg beragama Islam dan sesuai dg apa yg saya ketahui. Buat anda umat Hindu terserah saja apa pendapat anda. Jadi jangan sampai apa yg saya tulis ini mempengaruhi anda.

    Terima kasih.. 🙂

  31. Desember 22, 2007 pukul 12:57 AM

    memang,guru saya juga pernah bilang hal seperti ini..
    tapi yang perlu diingat,
    Semua inti ajaran Agama Islam,Budha ada di Hindu,
    tapi ajaran Hindu belum sepenuhnya ada di Islam dan agama lainnya.
    maka dari itu,beberapa hari yang lalu ada puluhan orang dari agama budha kalo ga salah,masuk ke hindu karena mereka melihat ajaran yang sama.jika tidak percaya,kontak Bali TV.saya menonton sendiri acara itu di Bali TV.

    rkh :

    Halo mas gede.. 🙂

    Yg paling penting memang adalah ajaran intinya. Kalau ajaran pelengkapnya mungkin memang bisa berbeda karena bisa dipengaruhi oleh budaya dan cara berpikir masyarakatnya, sesuai waktu dan tempat diturunkannya.

    Dan kalau ada ajaran Hindu yg anda bilang belum sepenuhnya ada di Islam, bukan berarti itulah yg benar dan yg seharusnya ada di agama lainnya. Bisa jadi justru itu adalah ajaran pelengkap yg tidak murni berasal dari agamanya, tapi hanyalah bawaan dari tradisi & kebudayaan setempat.

    Semua agama sesuai keyakinan pemeluknya di suatu daerah yg berbeda, memang terbukti juga bisa memuat ajaran pelengkap yg berbeda. Spt Islam di Jawa Timur bisa jadi berbeda dg Islam di timur Tengah dan Eropa dalam penerapan kesehariannya karena pengaruh budaya setempat. Sepanjang itu tidak menyimpang dari kaidah Islam yg benar, juga tidak ada masalah.

    Kalau berita orang Budha pindah ke Hindu, saya percaya saja, tidak ada ruginya buat saya.. 🙂
    Saya tahu dan menyadari bahwa ada orang2x yg berpindah agama, dan itu terjadi dalam semua agama. Itu hal yg normal saja. itu hak asasi mereka. Mereka juga yg akan mempertanggung jawabkannya secara pribadi nanti dg Tuhannya. Sepanjang mereka melakukan itu dg ikhlas dan kesadaran penuh, tidak ada masalah. Kalau kepindahannya karena dipaksa, dibohongi, dirayu dg sembako, dll. itu yg perlu untuk dilawan, karena cara2x itu tidak etis untuk membuat orang berpindah agama

    jangan samakan Hindu India dan Hindu Bali.
    hindu bali sudah mengalami proses akulturasi namun tetap pada intinya.

    rkh :

    Maksudnya bagaimana? Apa dg itu Hindu di Bali berbeda dan lebih baik dari di India, atau justru kebalikannya. Apa itu juga berarti kalau Hindu di Bali adalah sebuah agama yg berbeda dg Hindu di India? Sepanjang nama yg digunakan tetap Hindu, garis besar ajarannya juga pasti sama. Berbedapun mungkin hanya dalam ajaran pelengkapnya saja yg mungkin saja hanya berasal dari budaya setempat. Tidak ada masalah dg itu. Bagi saya, itu tetap Hindu yg sama.. 😉

    apa yang di bilang komang ada benernya..
    kalo memang ga ada perbedaan,kenapa ga semua orang pintar masuk islam aja?kalo orang bali menurut saya sih mungkin karena mereka masih menghormati Leluhur,karena
    leluhur orang bali kan menganut agama hindu.(silahkan berkunjung ke Monumen Perjuangan Rakyat Bali jika tidak percaya)

    rkh :

    Komentar komang yg mana? Komang menulis komentar cukup banyak di sini.

    Siapa juga yg bilang kalau kedua agama benar2x identik alias persis sama? Saya tidak bilang spt itu kok..

    Kenapa gak semua orang pintar masuk Islam? Bisa jadi karena banyak orang yg meskipun pintar tapi tidak mau mendalami agama. Ada juga yg karena pintarnya malah keblinger gak percaya agama dan Tuhan. Dan kalaupun mereka mengetahui kebenaran dan keindahan Islam, belum tentu mudah bagi mereka untuk terang2xan menyatakan memeluk Islam. Ada banyak hal yg bisa mempengaruhi spt kondisi sosial sekitarnya. Di banyak daerah dimana umat Islam adalah minoritas, menyatakan keislaman bisa jadi akan membunuh kehidupan sosialnya bahkan mata pencahariannya. Banyak kisah2x muallaf yg saya baca, terdapat orang2x yg menyembunyikan keislamannya bertahun-tahun karena alasan kondisi sosial dan pekerjaan.

    Itulah pertanyaannya. Orang beragama itu adalah karena tradisi ataukah karena kesadaran penuh? Mana yg lebih baik menurut anda? Kalaupun kita beragama adalah karena keturunan, sudah selayaknya setelah dewasa kita mempertimbangkan lagi agama kita dg mengkajinya lebih baik, dan sebisa mungkin memahami juga agama lain sehingga bisa jadi bahan perbandingan. Penggunaan akal budi adalah suatu hal yg harus dan selayaknya di sini.

    bukannya berprasangka jelek,tapi memang kenyataan
    dahulu sewaktu jaman Majapahit bangsa ini makmur sentosa dengan wilayah kekuasaan yang luas.tapi sekarang?semenjak berganti kekuasaan bangsa ini semakin hancur!(baca buku Sejarah)

    rkh :

    Wah.. apa hubungannya? 🙂

    Apa anda menganggap bahwa bangsa ini semakin hancur dan itu disebabkan setelah mayoritas bangsa ini bukan beragama Hindu? Mas gede.. anda pernah diajari sejarah kan sejak SD? Apa anda tidak tahu kalau kerajaan2x Hindu, Budha, dan Islam silih beganti pernah berjaya di nusantara ini? Apa anda tidak tahu kalau melemahnya (yg berakhir dg hancurnya) kerajaan Majapahit itu terjadi saat orang2x penting kerajaan masih beragama Hindu? Pendapat anda benar2x tidak ilmiah.. 🙂

    Tidak ada hubungan secara langsung maupun tidak langsung dg kondisi bangsa ini karena memeluk suatu agama tertentu, yg ada justru adalah tidak dijalankannya agama dg benar sehingga menimbulkan banyak kebobrokan. Juga penjajahan selama 3,5 abad sangat berperan dalam mencetak kondisi bangsa ini sekarang. Dan anda tahu kan siapa dan bagaimana para penjajah bangsa ini? Apakah mereka orang2x Islam? Anda juga pasti tahu jawabannya.. 🙂

    saya tau anda malu untuk mengakui kekalahan,maka ga usah panjang lebar bales komen saya.
    cukup intinya saja.

    rkh :

    Haha.. (maaf mas, saya gak bisa nahan tawa dg bagian komentar anda yg ini.. 😀 )

    Saya sudah katakan berkali-kali kalau diskusi2x di sini itu bukan untuk menang2xan, hujat2xan, hina2xan, dll. Kalau mental diskusi anda adalah mental menang-kalah, silakan anda ikuti forum2x debat kusir agama. Di sana mungkin lebih cocok untuk anda.. 😉

    Terima kasih.. 🙂

  32. aRie
    Januari 5, 2008 pukul 11:16 AM

    Hmmm… saya ndak akan komentar banyak, cuman saya tetep ‘menghormati’ apa yang sering2 disebutkan :
    “Agamaku adalah agamaku, agamamu adalah agamamu”.
    Yakini apa yang anda yakini. Perbandingan tidak akan memberikan apa2 jika tidak disikapi secara bijak dan dewasa. Semua informasi adalah berguna, tapi untuk hal yang satu ini ada baiknya simpan untuk diri anda sendiri terlebih lagi ini adalah menyangkut hubungan anda dengan Tuhan. Disampaikannya sesuatu informasi dengan ‘sok tau’ dan kurang tepat hanya akan buat yang membaca tertawa, terlebih lagi jika hanya dipahami sebatas arti sebuah tulisan tanpa tau lebih mendalam apa maknanya. Apa pun tulisan yang muncul tidak membuat saya berkomentar apa pun, karena hal yang saya yakini tetaplah yang saya anggap paling benar.

    Semoga itu juga berguna untuk anda sekalian 🙂

    rkh :

    Halo mas Arie.. 🙂

    Tulisan2x saya di sini memang adalah untuk orang2x yg dewasa kok.. Dan bagi orang yg dewasa, semua informasi itu adalah berguna, termasuk untuk masalah agama dan lintas agama.

    Para pembaca blog saya memang ada yg tertawa, ada yg kesal, ada yg marah2x, ada yg terharu, ada yg berpikir, ada yg merenung, ada yg berterima kasih, ada yg sadar, ada yg bebal, dll. Itu terserah saja, itu hak mereka, itu manusiawi. Saya tidak mewajibkan mereka untuk selalu menyetujui semua yg saya sampaikan.

    Tulisan2x di sini juga memang untuk orang yg mau berpikir dan mau mencari kebenaran dg dasar yg kuat. Bagi yg tidak mau, dan yg merasa bahwa doktrin sudahlah cukup dalam beragama, ya silahkan saja. Tidak ada paksaan adalam agama. Di sini mungkin bukan tempat bagi mereka pemeluk agama doktrin, mereka yg menutup mata dan telinganya terhadap informasi apapun, apalagi yg sok tau menganggap dirinya sudah mengetahui secara mendalam topik yg ada dan menganggap hanya pendapatnya sajalah yg paling benar.. 😉

    Anda bilang tidak akan berkomentar apapun, tapi nyatanya anda sudah berkomentar.. 🙂 Dan komentar anda menyiratkan bahwa anda adalah seorang yg beragama dg doktrin, yg tanpa pernah memikirkannya sudah menyatakan bahwa apa yg anda yakini adalah sudah pasti benar & pendapat orang lain sudah pasti salah, bahkan tanpa menjelaskan dasar pemikirannya sama sekali..

    “Perbandingan tidak akan memberikan apa2 jika tidak disikapi secara bijak dan dewasa.” Tampaknya anda membuat kalimat yg ditujukan pada diri sendiri? Orang yg berpikiran bijak dan dewasa tidak akan bersikap spt anda dalam menyikapi perbedaan dan perbandingan.. 😉

    Oh iya, satu lagi.. Mohon maaf mas, saya rasa komentar anda ini tidak berguna apapun buat pembaca lain. Pembaca yg dewasa pasti ingin mendapat suatu informasi, baik itu pro ataupun kontra dg tulisan saya untuk mendapatkan kejelasan tentang topik yg ada, dan komentar anda tidak memberikan informasi sama sekali. Akan lebih baik kalau lain kali anda membuat komentar yg berguna.. 🙂

    Terima kasih.. 🙂

  33. Januari 6, 2008 pukul 9:04 AM

    Sorry baru saya respon agak disibukkan oleh banjir bojonegoro :
    saya hanya menggunakan penggalan2 biar tidak terlalu makan tempat. Moga tidak mengubah makna, untuk lengkapnya silahkan anda baca tanggapan di atas.
    …tidak akan mengkoreksi tulisan saya tentang itu sebelum ada bukti nyata kalau itu salah.. 🙂
    –>Oke, tidak masalah, hanya kata-kata, biar tidak semakin OOT.

    …perguruan tinggi itu memang milik sebuah yayasan kristen. Adalah sangat beralasan kalau mereka bermaksud menyatakan bahwa kristen itu adalah sebuah agama yg abadi dg meminjam sebuah istilah dari Hindu sbg nama mereka. Sanata Dharma = agama yg abadi.
    –>Semoga

    1. Dari mana anda bisa berpendapat bahwa tulisan ini “di Indonesia”? Anda bilang sudah lama bercokol di dunia maya…
    –>Saya tidak bilang “tulisan ini di indonesia”, tapi “Diskusi semacam ini di Indonesia sangat riskan” terserah dimaknai bagaimana (karena juga tidak terlalu penting), maksud saya “riskan untuk di indonesia”.

    rkh :

    Mohon maaf sekali, karena sesuatu hal, saya harus “libur”dari nge-blog sudah 2 bulan ini, tapi sekarang saya sudah bisa online lagi.. 🙂

    Mungkin pendapat anda ada benarnya, ada sedikit berbau “riskan” juga dalam artian memang ada (mungkin banyak) orang2x yg tidak mau mengakui kalau pendapat orang lain itu mungkin saja lebih benar, dan cenderung untuk mempertahankan pendapatnya mati-matian meskipun sudah terbukti keliru atau tidak relevan.. 🙂

    Tapi sejujurnya, yg saya kuatirkan dalam menulis dan berdiskusi di blog ini hanya satu, yaitu kekuatiran kalau saya tidak dapat konsisten dalam komitmen saya untuk berbagi informasi di sini karena kesibukan saya sehari-hari. Dan ternyata itu memang sempat terjadi tempo hari.

    2. Dunia maya Internet adalah media bebas. Dan saya sudah memanfaatkannya secara bertanggung jawab…
    –>Bagus, memang seharusnya begitu.

    3. Saya sudah membuat peringatan dalam halaman “About me & this blog” di blog ini, bahwa blog ini adalah blog “khusus dewasa” … yaitu orang2x yg bisa berdiskusi dg baik, bukan yg emosional dan suka gontok2xan.
    –>Saya setuju

    4. Justru di sini bisa menjadi pembelajaran untuk mampu mendiskusikan agama tidak dalam artian menang2xan, hujat2xan, hina2xan, dll. tapi benar2x dalam upaya mencari kebenaran sejati.
    –>Saya setuju, tapi hujat2an (baca tuduhan) pun saya setuju, sejauh mau mempertanggung-jawabkan, saya rasa itu yg sedang anda lakukan.

    rkh :

    Ada sedikit perbedaannya (tapi banyak maknanya) antara berdiskusi dg menghujat. Saya membuat semua tulisan saya dg didasari sumber2x yg sangat baik, seperti logika, referensi, dan dalil2x yg valid. Dan itu bukan menghujat. Tidak ada unsur menjelek-jelekkan di sana. Saya tidak pernah mengatakan bahwa Hindu adalah agama yg jelek (misalnya mengajarkan membenci sesama, dll.). Saya cenderung untuk positive thinking bahwa semua agama, kalau ajarannya memang dari Tuhan, pasti benar dan mengajarkan kebaikan. Kalau ada yg salah dalam suatu agama, itu pasti faktor manusianya, bukan agamanya.

    Dasar dari tulisan saya itu juga cukup kuat. Terbukti dari jumlah total komentar di dua tulisan saya itu yg sudah lebih dari seratus, tampaknya belum ada pendapat yg benar2x dapat menyanggah isi tulisan saya itu dg memuaskan.

    Berbeda dg yg anda lakukan, yg tanpa dasar2x yg benar telah dg berani menyatakan bahwa Islam adalah agama yg mengajarkan untuk membenci sesama, dg mengandalkan dari dua buah potongan ayat Qur’an yg pemahamannya sudah diselewengkan sedemikian rupa itu. Dan anda menyatakannya dg cara seakan-akan semua pendapat anda itu sudah pasti benar. Padahal dg sekali penjelasan saja saya bisa membuktikan di sana bahwa semua pendapat anda itu sangat keliru. Nah, itulah yg disebut menghujat, menyatakan sesuatu dg menjelek-jelekkan agama melalui cara yg tidak benar, tidak berdasar, dan tidak dapat dipertanggungjawabkan seperti itu. 🙂

    Tentang diskusi2x yg sering berakhir dg pertikaian itu, makanya anda jangan berkunjung ke forum2x dan milis2x debat kusir agama spt itu yg memang banyak terdapat di Internet. Contohnya adalah yg anda tampilkan link-nya di sini tadi. 🙂
    –>Setiap orang punya cara belajar yang berbeda, saya menghargai bagaimanapun caranya. Anda tidak berhak melarang, mereka untuk ikut milis, atau forum apa saja. dan anda juga tidak berhak memvonis sebuah forum adalah debat kusir. Anda punya aturan untuk web anda, mereka punya aturan untuk web mereka. Apalagi anda mencontohkan link yang saya sertakan, forum itu sangat bertanggung jawab, bahkan si pemilik siap mati demi kebenaran. Kalo baru ngeliat sebentar anda sudah menganggap debat kusir, saya sarankan anda baca visi dan misi pembuatnya. Kenapa disana begitu banyak ‘sampah’ yang tampil dan dibiarkan, itu adalah cara pemilik untuk menunjukkan bahwa tidak ada intervensi dari pemilik, dan tentu ‘sampah’ itu bukan karya sipemilik. Bukankah kita cukup dewasa untuk membedakan antara berlian dengan sampah.

    rkh :

    Ya, kalau orang2x itu ingin mengambil jalur itu ya itu hak masing2x, saya memang tidak berhak melarang, karena tujuan orang itu bisa berbeda-beda. Kalau tujuan orang hanya untuk bisa saling hujat-hujatan saja tanpa mau tahu kebenaran, ya silahkan ambil jalur itu. Saya berkata seperti itu karena anda mengatakan termasuk orang yg punya jiwa ingin mencari kebenaran. Dan kalau anda ingin mencari kebenaran, saya cuma ingin “menasehati” anda untuk tidak salah jalur, tapi kalau anda memang cuma ingin bisa hujat-hujatan ya silahkan saja, itu hak anda.

    Dan saran saya itu bukannya tanpa alasan, sebab kemudian terbukti bahwa semua pendapat anda di komentar pertama anda itu semuanya tidak ada yg beralasan, dan jelas disebabkan karena ketidaktahuan anda tentang ajaran Islam. Itulah buah dari mengikuti forum2x yg tidak bertanggung jawab itu tadi. Itu tidak akan terjadi kalau anda mau untuk mempelajari Islam melalui jalur yg benar. Pemahaman yg tidak benar itulah yg bila ditambah dg emosi yg tidak stabil akan mengakibatkan perselisihan dan pertikaian.

    Visi dan misi pembuatnya? Apa keunggulan visi dan misinya sehingga orang2x seperti anda ini begitu menyanjungnya? Misi untuk menyatakan kalau agama itu salah? Atau untuk menyatakan kalau Tuhan itu tidak ada? Atau bahwa agama itu tidak ada? Komentar anda telah menggambarkan dg jelas bahwa anda mengetahui dan memahami siapa si pemilik blog itu yg begitu anda sanjung, yg ternyata adalah seorang ATHEIS ! Sangat saya sesalkan, seorang yg mengaku beragama, telah menyanjung dan mendukung kegiatan seorang yg berupaya untuk menentang agama..! Saya tidak perlu mengomentari lebih jauh lagi tentang hal ini..

    Sampah itu bukan “karya” sipemilik, mungkin itu benar, tapi membiarkan “sampah” itu bertaburan dg menghina, menghujat, memaki-maki, berkata kotor, dll. terhadap Tuhan, nabi, ajaran, dan umat dari sebuah agama, apakah anda menganggap itu suatu hal yg baik dan menunjukkan itikad baik pemilik blog? Dan itu anda katakan sebagai tindakan yg “sangat bertanggung jawab” dari si pemilik blog? Tampaknya sangat mungkin memang seperti itu anggapan anda, mengingat anda juga melakukannya pada komentar anda di sini (meskipun dg bahasa yg “lebih sopan”).

    Juga terbukti bahwa ternyata pembaca blog itu kemudian tidak dapat membedakan mana “informasi sampah” dan mana informasi yg berguna, yg jelas terlihat dg adanya tuduhan anda bahwa Islam adalah agama yg mengajarkan untuk membenci sesama dg merujuk pada dua potongan ayat yg ternyata anda pahami jauh menyimpang dari makna sebenarnya. Informasi itu jelas adalah “sampah” (dan ternyata anda tidak berhasil membedakannya dg informasi yg valid kan..?) yg juga telah saya buktikan “kesampahannya” di sana. Inilah hal2x jelek yg akan timbul kalau seseorang mempelajarinya dari jalur yg salah. Itulah sebabnya saya menganjurkan anda untuk dapat melakukannya dg lebih baik ketimbang mengikuti forum2x seperti itu.

    Yg saya katakan adalah kalau anda ingin dapat belajar perbandingan agama dg benar, ingin mencari kebenaran dg cara yg benar, sepanjang anda hanya mengikuti forum2x spt itu tanpa mau menggunakan cara yg benar & pemikiran yg benar dan jernih, anda akan sulit untuk menemukan kebenaran sejati di sana, kecuali kalau memang tujuan anda bukan untuk itu.

    Mereka2x yg terlibat di sana memang bukan mencari penyelesaian, titik temu, kebenaran sejati, dll. tapi mereka memang berniat untuk saling hujat-hujatan, itu saja. Sedangkan moderatornya tidak akan menyensor apapun karena memang tujuannya mengumpulkan hit sebanyak-banyaknya untuk cari uang. Anda tidak akan mendapatkan apapun dari forum2x spt itu.. 🙂
    –>Itu pendapat anda, saya rasa tidak sepenuhnya benar, dan biarkan orang-orang dewasa menggunakan cara belajar mereka masing2.

    rkh :

    Ya, sudah.. dan hasilnya adalah komentar pertama anda itu yg menurut saya benar2x tidak dewasa, dan sudah saya buktikan berisi hal2x yg tidak benar, sekalipun mungkin saja tidak anda akui.

    …Saya juga tidak belajar perbandingan agama dari forum2x spt itu…
    …tapi yg saya dapat kemudian tidak lain dari rasa muak akan cara diskusi di sana yg tidak akan menghasilkan apa2x…
    …sekali lagi, kalau anda ingin belajar perbandingan agama, jangan pernah mengunjungi forum2x spt itu, yah…
    –>Saya hanya berharap pendapat ini bukan hanya karena anda kelabakan menghadapi kebenaran yg ternyata berlawanan dg keyakinan. Untuk orang yg senang belajar seperti anda, kenapa anda gunakan kebencian begitu mendalam, bukankah itu bisa membuat anda berhenti untuk berpikir dan berhenti untuk mencari.

    rkh :

    Saya tidak menggunakan kebencian terhadap agama apapun, hanya memang menyesali cara diskusi di sana (mungkin saya salah, mungkin itu memang bukan diskusi, melainkan memang cuma hujat-hujatan..). Dan hal itu tidak membuat saya berhenti berpikir dan mencari, hanya saja saya mengalihkannya dg mencari dari jalur yg lebih bisa dipertanggung jawabkan, itu saja. Sebenarnya tidak masalah juga dg mengikuti forum2x spt itu asalkan mampu secara paralel juga mencari informasi2x dr sumber lain sbg pembanding. Saya sekali2x juga masih melakukannya.

    Beda dg anda yg jelas2x menyatakan kebencian anda terhadap Islam dg mengatakannya sbg agama yg mengajarkan untuk membenci sesama, tanpa dasar yg jelas, karena hanya mengambilnya dari forum2x seperti itu, dan kemudian juga sudah saya buktikan ke-ngawuran-nya.

    Kelabakan? 🙂 Oh, itu tidak perlu mas, bahkan hujatan berdasar potongan dua ayat itu seperti yg anda tampilkan, alhamdulillah saya mampu memahaminya dg baik dan bisa menjelaskannya pada anda dan semua pembaca, yg mungkin memang ada orang2x Islam lain yg tidak dapat menjelaskannya dg baik seperti yg pernah saya lihat di beberapa forum.

    kecuali kalau anda memang hanya ingin bisa mengutip beberapa topik di sana untuk bisa digunakan menyerang agama orang lain tanpa dasar yg benar..
    –>Bagaimana jika digunakan untuk menyerang agama orang lain dengan dasar yg benar dan diperoleh dari sumber yang bersangkutan?

    rkh :

    Kenyataan yg anda tampilkan bukan seperti itu, melainkan memang hanya mengutip potongan ayat yg anda gunakan untuk menyerang agama lain tanpa dasar yg benar, dari sumber manapun anda mendapatkannya. Dan saya sudah membuktikan dg penjelasan saya yg panjang, betapa ngawurnya hujatan anda itu…

    …Kalau orang melakukannya dg benar, tidak ada yg perlu ditakutkan. Mereka yg (merasa) terancam itu adalah karena memang mereka melakukannya dg tidak benar. Mereka memang hanya berniat menghujat, itu saja…
    –>Saya rasa tidak semua orang memiliki tingkat keberanian yg sama, sekalipun dg cara yg benar untuk tujuan yg benar. dan itu bukan sebuah kejahatan, yg jahat dalam hal ini adalah yg memperlakukan tidakan keji terhadap pembela kebenaran karena bertentangan dengan keyakinan si pelaku.

    rkh :

    Terima kasih kalau anda mengatakan saya termasuk orang yg “berani” 🙂
    Sepanjang dilakukan dg benar, itu bukan suatu kejahatan, saya setuju. Saya juga sudah menyatakan seperti itu. Tindakan keji karena bertentangan dg keyakinan, saya setuju adalah suatu hal yg jahat. Dan anda juga setuju kan kalau umat beragama itu harus membela kebenaran dan melawan kejahatan.. 🙂

    Dr. Zakir dan juga Ahmed Deedat (yg debatnya lebih keras) juga tidak mempermasalahkannya. Mereka bahkan berbicara langsung di jantung negara2x kristen spt di amerika dan eropa, juga di India sbg jantung agama Hindu, dll. mereka melakukannya dg terang2xan, tidak menyembunyikan apapun identitas mereka.
    –>Sungguh amerika, eropa dan India memiliki toleransi yg tinggi, mungkin negara lain perlu mencontoh negara2 tersebut.

    rkh :

    Pertama, mereka melakukannya secara baik & benar, maka tidak ada kekhawatiran bagi mereka. Kedua, memang dalam hal ini sebaiknya orang2x di negara lain perlu meniru, ya, misalnya saja Indonesia dg orang2x spt anda ini… 🙂 Dan salah satu tujuan utama blog ini juga ke arah sana, untuk membiasakan mampu mendiskusikan hal2x yg mungkin bagi orang2x tertentu adalah hal suatu hal yg “riskan”.

    Dalam blog spt ini juga lebih bagus untuk berdiskusi agama dibanding dg forum2x yg tidak bertanggung jawab itu. Di sini kalau ada komentar2x yg saya nilai “berlebihan” dan berpotensi menjadi provokator, tidak akan saya tampilkan, cukup saya telan saja sendiri, karena saya harus dapat membedakan, mana komentar yg baik untuk diskusi, dan mana yg “sampah”. Sedangkan di forum2x itu tadi memang tidak ada sensor sama sekali, karena tujuannya memang memberikan fasilitas untuk saling menghujat, itu saja. 🙂
    –>Saya menyayangkan cara berpikir anda. Saya tidak pernah melarang anda melakukan sensor (itu hak anda), tapi tidakkah anda bepikir ada yg memandang anda terlalu subyektif. Oke, untuk tujuan membuang ‘sampah’, saya setuju. Tapi adalah hak mereka juga berlaku berbeda untuk tujuan obyektif (dari sudut pandang mereka).

    rkh :

    Justru saya yg menyayangkan cara berpikir anda. Saya tidak pernah menyensor suatu komentar karena komentar itu bertentangan dg pendapat saya, kalau itu jelas subyektif. Bisa anda lihat sendiri kalau sebagian besar komentar2x yg tampil di dua tulisan saya itu adalah justru dari mereka yg “kontra” dg pendapat saya (termasuk anda 🙂 ). Kalau saya berpikiran subyektif dan menyensor itu semua, komentar yg muncul pasti tidak akan sebanyak itu. Yg saya sensor adalah komentar2x yg sangat tidak etis untuk ditampilkan seperti berteriak-teriak, memaki-maki, berkata-kata kotor dan mengatai Tuhan, nabi, agama dan umatnya, menyerang secara personal, memprovokasi, mengancam, dll. Dalam etika blog secara umum ataupun secara khusus untuk blog saya, saya tidak memasukkan kategori2x itu sebagai komentar yg harus diberi “hak tayang”. Kalau anda menganggap yg seperti itu adalah yg termasuk harus diberi “hak tayang”, mohon maaf mas, kita memang berbeda.. 🙂

    Tapi saya sesalkan kenapa anda malah memberikan link tempat debat kusir dan menghujat agama itu? Supaya dikunjungi? Karena konsep pembentukannya memang untuk menjelek2xan Islam? Supaya orang Hindu yg membaca tulisan ini terus bisa mencari2x kejelekan Islam? Saya juga tahu link2x lain yg konsepnya adalah untuk meng-counter tuduhan2x di link itu? Tapi tidak akan saya berikan di sini. Itu bukan tujuan saya.
    –>FaithFreedom memang menjelek2kan (lebih tepatnya menghujat) Islam, karena Ali Sina (pemilik) beranggapan bahwa agama islam itu salah, dia menggunakan alasan yg menurut saya cukup bertanggung jawab.

    rkh :

    Anda mengakui bahwa pendapat Ali Sina itu menghujat, dan anda malah terang2xan mendukungnya. Dan anda menganggap itu benar? Lalu apakah dg itu lantas anda akan menganggap dia akan menyatakan kalau agama lain diluar Islam (termasuk Hindu) itu benar? Kalau memang seperti itu, dia tidak akan menjadi seorang ATHEIS. Kalau dia menyatakan Islam itu salah, itu juga akan dia tujukan pada semua agama, karena dia memang ATHEIS. Dan tidak ada sebuah alasan yg dapat membenarkan seorang yg beragama untuk mendukung upaya seorang ATHEIS untuk menyerang agama..! Itu tidak dapat diterima oleh pikiran sehat, karena itu sama saja dg menampar muka sendiri..

    Cukup bertanggung jawab? Misalnya seperti menghujat dg dua potongan ayat Qur’an yg diselewengkan maknanya itu? Ah.. anda bercanda rupanya.. 🙂

    Tentang Dr. Ali Sina yg anda sebut itu, maksud anda dia murtad dari Islam? Apakah dia juga bilang dia sekarang beragama apa? Seharusnya untuk lebih netralnya, hadiahnya ditambah lagi $50.000 kalau dia tidak bisa membuktikan bahwa agamanya sekarang ini lebih benar dari agama lamanya. Itu akan lebih adil dan lebih menarik.. 😉
    –>Saya maklum anda tidak tahu misi Ali Sina, karena anda memang tidak mau (atau menghindari) untuk membacanya 🙂 Bagi Ali Sina tidaklah penting agamanya apa, karena menurut Ali Sina Atheis pun lebih baik dari pada Islam.

    rkh :

    Bukan tidak penting agamanya apa, tapi memang bagi dia tidak ada agama yg penting, karena dia seorang ATHEIS. Kalau anda setuju bahwa ATHEIS itu lebih baik dari Islam, itu sama saja anda juga menyatakan bahwa ATHEIS itu lebih baik dari semua agama, termasuk agama anda. Hal ini adalah karena dia seorang ATHEIS, kalau dia menyatakan memeluk suatu agama tertentu, bolehlah umat agama tersebut menyanjung dan membela dia. Tapi untuk seorang yg beragama, mendukung seorang ATHEIS untuk menyerang agama, bagi saya sama saja dg menampar muka sendiri.. 🙂

    Kemudian suruh dia mengundang ulama2x spt Dr. Zakir Naik dalam debat ilmiah terbuka, dan kita lihat apa yg bisa dia lakukan di sana.
    –>Silahkan anda cek link ini :
    http://www.faithfreedom.org/debates/ZakirNaik.htm
    terdiri dari dua halaman berisi undangan dari berbagai pihak (termasuk Ali Sina) terhadap Zakir Naik untuk debat dengan Ali Sina, anda juga dapat membaca tanggapan Zakir atas undangan tersebut serta respon Ali Sina atas tanggapan Zakir. saya harap anda bisa membacannya dg kepala dingin dan dapat menarik kesimpulan sendiri.
    Ali Sina juga sudah berdebat dengan sekitar 100 tokoh Islam dunia silahkan cek di :
    http://www.faithfreedom.org/debates.htm

    rkh :

    🙂

    Saya tahu anda akan menampilkan link2x semacam itu, dan itu bukan berarti saya tidak mau membacanya. Dan alhamdulillah saya juga sudah melakukannya sesuai harapan anda, dg kepala dingin. Bahkan lebih dari itu, dg perasaan gembira, karena persis seperti perkiraan saya. Dan tanpa anda berikan link2x itu, saya tetap akan mengatakan hal yg sama.

    Dengan link2x itu, semua pembaca lain yg membaca diskusi ini akan dapat melihat bukti yg anda berikan sendiri bahwa :

    1.Ali Sina memang adalah seorang ATHEIS (anda mengetahuinya dg jelas, dan anda sbg orang yg mengaku beragama tetap terang2xan mendukungnya.. 😦 ).

    2.Siapakah Ali Sina? Layakkah dia untuk berdebat dg Dr. Zakir Naik, seorang pakar perbandingan agama kelas dunia yg sudah terbukti sbg salah satu yg terbaik di bidangnya? Ternyata Dr. Zakir lebih memilih untuk memenuhi jadwal padatnya untuk berdebat dg “orang2x beragama” yg lebih “punya kualitas” untuk itu daripada memenuhi permohonan seorang ATHEIS seperti Ali Sina yg sibuk berkoar-koar bahwa dia adalah seorang yg layak dan se-level (bahkan lebih baik) dari Dr. Zakir untuk berdebat dengannya. Padahal jelas dia tidak selevel dg Dr. Zakir apalagi lebih baik darinya, karena dia hanyalah seorang “penghujat agama” (dia memang tidak beragama, jadi tidak layak disebut ahli agama)

    Dan perkiraan saya tepat sekali bahwa :

    1.Ali Sina bukanlah seorang yg sepadan untuk berdebat dg Dr. Zakir, karena hujatan2xnya ternyata memang sudah basi, dan tidak perlu seorang sekualitas Dr. Zakir untuk bisa menjawab tuduhan2xnya. Dan itu sudah terbukti di sini.. 😉

    2.Ali Sina adalah seorang ATHEIS yg menghujat agama, bukan berkeinginan untuk membandingkan agama untuk mencari kebenaran dalam agama. Tidak ada relevansinya bagi Dr. Zakir untuk meladeni dia, Dr. Zakir adalah seorang ahli perbandingan agama, untuk melihat dan mencari kebenaran dalam Tuhan dan agama. Karena itu dia akan berdiskusi dan berdebat dengan sesama umat beragama untuk mencari kebenaran. Sedangkan Ali Sina bertujuan untuk membuktikan bahwa pilihannya menjadi ATHEIS itu tidak salah dg mengambil target serang agama Islam, sebuah agama besar yg dalam banyak perdebatan dan diskusi2x perbandingan agama tingkat tinggi di dunia, telah berhasil membuktikan diri melalui ulama2xnya adalah sebuah agama yg benar dan indah, jauh dari yg dituduhkan para pembencinya. Jadi dia berharap, kalau dia bisa membuktikan bahwa Islam itu salah, otomatis tidak akan ada kesulitan berarti buat dia untuk menyatakan hal yg sama pada agama lain, dan dia akan menyatakan bahwa ATHEIS-lah yg benar..! Orang seperti inikah yg anda sanjung dan dukung itu..??

    Saya senang Dr. Zakir bisa mengambil langkah yg benar untuk tidak meladeni si Ali Sina itu. Karena kalau itu dia lakukan akan menurunkan respek dan komitmennya sebagai seorang pakar perbandingan agama yg mencari dan membuktikan kebenaran dalam Tuhan dan agama, bukan seperti Ali Sina yg bisanya cuma menghujat untuk berusaha membuktikan kejelekan agama (yg ternyata juga didukung oleh orang2x yg mengaku umat beragama seperti anda.. 😦 )..

    Pendapat saya untuk menganjurkan Ali Sina untuk mengundang Dr. Zakir dalam sebuah debat adalah untuk debat perbandingan agama, karena sebelumnya saya bertanya pada anda apakah dia mengatakan sekarang memeluk agama apa, dan apakah ia bisa membuktikan bahwa agamanya sekarang lebih baik dan lebih benar dari agama lamanya. Dan karena anda telah memberikan bukti bahwa Ali Sina ternyata memang seorang ATHEIS, maka dg sendirinya anjuran saya itu tidak berlaku lagi. 🙂

    …saya yakin tidak akan ada yg mau melakukannya untuk $50.000 itu…
    –>Saya sangat setuju, sangat memalukan jika kebenaran ditukar dengan uang. Tapi uang itu hanyalah ucapan terimakasih karena telah menunjukkan kebenaran kepadanya. Bahkan dalam sebuah debat Ali Sina mengatakan siap dibunuh, karena mati jauh lebih baik daripada mempertahankan kesalahan.

    rkh :

    Hmm.. kalau begitu, anda jangan mengatakan pada dia ada diskusi kita ini.. Karena kalau “kelas” hujatannya hanya semacam yg anda tampilkan itu, saya kuatir itu akan membahayakan keselamatan jiwa dan kantongnya.. (hehe.. sori, yg ini sedikit becanda.. 🙂 )

    Siap untuk mati kalau pendapatnya salah juga adalah ucapan seorang yg tidak bertanggung jawab. Yg lebih tepat adalah kalau dia berani hidup terus dan bersedia untuk meninggalkan pendapatnya yg salah dan siap mengikuti kebenaran yg terbukti itu, sekaligus mohon ampun pada Allah dan seumur hidup terus menyesali kebodohannya itu.. 🙂

    …Sedangkan dalam konsep Islam, Islam memang datang untuk membenarkan, meluruskan, menyempurnakan, dan menyatukan semua ajaran2x Tuhan sebelumnya yg sengaja atau tidak sudah banyak berubah atau diubah…
    –>Kata2 ini “dalam konsep Islam, Islam memang datang untuk membenarkan, meluruskan…” menurut saya sangat narsis, memberi penilaian terbaik untuk diri sendiri, bagaimana menurut anda? Misalnya: saya bilang “saya adalah yg terhebat, terbaik…” ini adalah kelemahan yang sangat manusiawi untuk sebuah agama yang berasal dari Tuhan.

    rkh :

    Nah.. itulah, anda tampaknya memang masih jauh dari upaya2x yg seharusnya dilakukan oleh orang yg mengaku ingin mencari kebenaran. Kalau anda sudah melakukannya, insyaallah anda akan mengerti maksud saya. Pernyataan itu adalah justru untuk menghormati semua agama lain. Islam menyatakan bahwa semua agama – kalau itu memang dari Tuhan – sesungguhnya adalah ajaran yang sama, penyebutan kita saja yg berbeda. Manusialah yg membuat agama2x itu jadi terlihat berbeda.

    Tuhan tidak akan membuat banyak agama yg berbeda-beda yg masing2x berisi informasi yg berbeda dan bertentangan dalam banyak hal, bahkan termasuk tentang-Nya sendiri, karena dg itu Tuhan akan terlihat plin-plan (baca tulisan saya : “Tuhan atau agama, mana yg anda pilih?”). Kalau ada yg terlihat bertentangan, itu adalah faktor manusianya, bukan agamanya. Manusialah yg membuat wajah agama menjadi tampak berbeda dan akhirnya membuat banyak orang bingung dalam menyikapinya.

    Ada yg mencampurkannya dg adat setempat dan mengklaimnya adalah ajaran agama yg berasal dari Tuhan, ada yg kehilangan sumber lalu berusaha menyusun kitabnya lagi tanpa dasar yg kuat sehingga isi kitabnya tidak lagi kredibel, ada yg mempunyai informasi ajaran yg benar tapi salah memahami dan lalu salah mengajarkan pada orang lain yg kemudian berangsur-angsur malah dianggap itulah yg benar, ada lagi yg punya informasi ajaran yg benar tapi malah tidak mempercayainya karena sudah salah kaprah dalam waktu yg lama sampai sekian generasi, ada juga yg bahkan dg sengaja merubah ajaran dari Tuhan untuk keuntungan pribadinya semata dan mengatakannya berasal dari Tuhan, termasuk yg sengaja merubah ajaran Tuhan dg maksud memang untuk menyesatkan orang lain, dll. !

    Untuk itulah Tuhan menurunkan nabi2x berturut-turut yg seakan-akan membawa ajaran baru yg berbeda, padahal sebenarnya hanya meluruskan kembali dan melengkapi saja dari ajaran sebelumnya yg belum lengkap dan yg sudah banyak berubah ajarannya karena faktor2x spt yg saya jelaskan tadi, sampai kemudian Tuhan menurunkan utusan pamungkasnya yg membawa ajaran yg meluruskan kembali dan melengkapi semua ajaran Tuhan yg diturunkan sebelumnya, dan menjanjikan sendiri untuk menjaganya.

    Dalam Qur’an Allah menyatakan bahwa Dia sendirilah yg akan menjaga kitab suci Al-Qur’an. Dan secara menakjubkan hal itu tetap bisa kita buktikan sekarang ini, dimana Al-Qur’an yg berumur lebih dari 1400 tahun itu tetap tidak berubah isinya persis seperti aslinya yg bisa dilihat dalam mushaf Utsmani (pembukuan resmi AL-Quran di jaman khalifah sahabat nabi, Utsman bin Affan) yg masih bisa dilihat sampai sekarang, dan selalu bisa dihapalkan oleh jutaan orang di dunia dalam setiap generasi yg memudahkan mengidentifikasi setiap ada upaya untuk merubah isinya..

    Bagi saya, konsep ini adalah sebuah konsep yg terbaik untuk bisa menjelaskan kenyataan yg ada bahwa ajaran berbagai agama itu benar2x tampak berbeda bahkan bertentangan satu sama lain dalam memberikan informasi, sehingga kalau semuanya dikatakan sebagai ajaran yg benar dari Tuhan, itu akan membuat Tuhan terlihat plin-plan (baca diskusi saya di ; “Tuhan atau Agama, mana yang anda pilih?”)..

    Apakah menurut anda Tuhan itu plin-plan? Menurut saya, tentu saja tidak.. 🙂

    masih berlanjut…

    Agus Made K

  34. Januari 6, 2008 pukul 9:27 AM

    lanjutan…
    …Ketika ajaran Musa diselewengkan umatnya, diutuslah Isa (Yesus) untuk meluruskannya kembali. Dan ketika ajaran Yesus diselewengkan dan dibajak oleh orang2x paganis romawi/yunani, diutuslah Muhammad untuk meluruskan ajaran2x sebelumnya yg telah diselewengkan itu.
    Umat Islam percaya bahwa yg diajarkan Musa dan Yesus itu benar,…Tapi kenyataannya?
    Ajaran yg dipakai yahudi dan kristen sekarang ini bukanlah ajaran Musa dan Isa yg asli. Kalau anda belajar perbandingan agama & kristologi dg cukup dalam, anda akan tahu tentang ini. Sebagai awal, anda bisa baca tulisan saya “Trinitas tidak ada di Alkitab, tapi trinitas ada di Al-Qur’an” dimana saya buktikan di sana bahwa ajaran asli kitab2x yahudi dan kristen adalah sama dg di Islam dan yg diungkapkan Dr. Zakir di Hindu, yaitu ajaran tentang Tuhan yg maha Esa, tidak ada yg menyerupai-Nya, dan tidak ada yg setara dg-Nya. Baca juga “Antara DaVinci Code dan ayat2x setan”.
    –>Maaf, saat ini saya kurang berkepentingan untuk membahas Musa, yesus, kristen dan sebagainya.

    rkh :

    OK, tidak masalah.. 🙂 Itu hanya sebagai pengantar untuk pemahaman selanjutnya bahwa apa yg berusaha ditunjukkan oleh Dr. Zakir dalam topik ini adalah mirip dengan kasus itu, bahwa sebenarnya tidak ada yg salah dalam ajaran asli sebuah agama, hanya manusianya-lah yg membuat ajaran itu kemudian menjadi tampak berbeda.

    Saya juga cuma ingin lihat respon anda terhadap ajaran agama lain, seperti Yahudi dan Kristen, dan apakah anda ingin tahu (atau sudah tahu) lebih banyak tentang itu. Kalau anda memang seorang pencari kebenaran, anda pasti akan tertarik untuk mengetahui tentang itu. Dan tampaknya anda memang tidak tertarik.. 🙂

    Selagi ajaran lama itu masih “lurus” tidak ada masalah dg lama atau baru, itu benar. Tapi ketika ajaran lama itu kemungkinan sudah tidak lurus lagi, maka lama dan baru itu menjadi masalah, karena yg baru adalah untuk meluruskan kembali yg lama yg telah berubah dari ajaran aslinya.
    Dan kembali pada topik agama Hindu, kalau kemudian terbukti ayat2x yg ditampilkan Dr. Zakir itu memang menunjukkan spt itu, artinya mengandung nilai2x yg sama dg ajaran Islam. Maka mungkin tidak ada masalah kalau ajaran itu diterapkan spt apa adanya di kitab sucinya. Tapi kalau berbeda?
    –>sebagian besar orang Hindu menerapkan ajarannya sesuai asliya, atau setidaknya berusaha untuk itu. Dengan sederhana dapat saya simpulkan kata2 anda bahwa “islam tidak akan berguna jika semua agama sebelumnya diterapkan sesuai aslinya” :), setuju? saya harap kesimpulan saya salah 🙂

    rkh :

    Jawabannya: bisa benar, dan bisa salah. 😉

    Pertama : Benar, dalam artian : untuk tujuan sebagai pelurus kembali ajaran sebelumnya – kalau itu memang dari Tuhan – yg sudah berbelok atau berubah dari ajaran aslinya, saya tidak keberatan dg pendapat anda itu, mungkin saja itu tidak ada artinya kalau ajaran sebelumnya memang tetap dijalankan sesuai aslinya.

    Tapi dalam kenyataannya ajaran2x sebelumnya itu tampaknya memang sudah berubah dari aslinya sehingga perlu diturunkan ajaran pelurus agar dapat mengembalikan lagi ajaran Tuhan yg benar. Dan alhamdulillah itu sudah bisa saya buktikan dalam ajaran Yahudi dan Kristen, seperti yg saya bahas di tulisan saya yg lain.

    Dan kajian dari ahli2x seperti Dr. Zakir Naik, Abdul Haq Vidyarthi, Pundit Vaid Parkash, dll. terhadap kitab2x Hindu telah menyiratkan hal yg sama, bahwa ajaran inti di sana sebenarnya adalah tidak berbeda dg ajaran inti di agama Yahudi, Kristen, dan Islam, masalahnya apakah itu memang dipercayai dan dijalankan seperti aslinya? Kalau memang ya, lantas kenapa banyak umat Hindu yg keberatan dg hasil kajian itu (mungkin termasuk anda juga)?

    Dari banyaknya komentar2x yg tidak setuju dg hasil kajian itu, saya dapat menyimpulkan bahwa apa yg dipercaya dan djalankan oleh umat Hindu dalam kesehariannya tidaklah sesuai dg kenyataan ajaran asli dari kitab2x utama Hindu seperti yg diungkapkan oleh para ahli itu. Untuk itulah saya membuka diskusi di sini dg anda2x semua untuk menyampaikan, mendiskusikan, dan membuktikan kebenarannya.

    Kedua : Salah, dalam artian : saya sudah sampaikan juga bahwa dalam konsep Islam, semua ajaran agama dari Tuhan itu intinya adalah sama yg diturunkan secara bertahap dan disesuaikan dg kemampuan dan pola pikir masyarakat dalam lingkungan dan jaman saat mana ajaran itu diturunkan. Karena itu ajaran yg diturunkan belakangan selalu memuat penyesuaian2x dan pelengkap2x yg belum ada pada ajaran sebelumnya.

    Begitulah terjadi berturut2x berkesinambungan dalam ajaran2x yg dibawa oleh utusan Tuhan yg berbeda-beda dalam berbagai jaman, sampai akhirnya manusia dianggap sudah “siap” untuk menerima ajaran pamungkas yg universal dan yg menyempurnakan semua ajaran sebelumnya, yg mana Allah menentukannya untuk diturunkan di tanah arab.

    Dan dalam hal ini, ajaran yg diturunkan belakangan jelas dibutuhkan untuk melengkapi ajaran2x sebelumnya meskipun yg lama tetap dijalankan sesuai aslinya. Dan anda pasti sudah tahu bahwa dalam sejarah, agama Islam adalah agama besar dan utama yg diturunkan paling belakangan dibanding semua agama utama yg lainnya.

    Begitu mas agus made, semoga anda bisa menyimpulkannya sendiri.. 🙂

    Komentar soal Jihad:
    …memahami maksud suatu ayat dalam kitab suci tidak bisa dg hanya menggunakan sepotong atau sepenggal ayat yg dicabut dari konteksnya. Dan konteks suatu ayat bisa didapatkan dg membaca ayat2x sebelumnya, ayat2x sesudahnya…
    –>Ok, sy memenggalnya hanya karna bermaksud untuk tidak mengangkat hal2 yg saya rasa tidak ada kaitannya dg diskusi, sederhananya saat membahas soal jihad saya tidak mungkin mengangkat masalah perempuan, karena memang kita berdiskusi masalah jihad. Tapi jika bagian yg saya penggal justru bagian yg paling penting untuk dikaitkan, oke kita gunakan.

    rkh :

    Apapun tujuan anda, kalau anda bermaksud menyampaikan pemahaman terhadap sebuah ayat dg menuliskan ayatnya, anda harus menuliskannya secara lengkap, kecuali kalau anda hanya mengatakan bahwa ayat itu menyatakan begini, ayat itu bermaksud begitu, dll.

    Memotong bunyi ayat seperti itu mungkin masih bisa anda lakukan kalau anda yakin 100% bahwa yg anda potong itu tidak ada hubungannya dg yg ingin anda sampaikan. Tapi kalau ternyata itu justru adalah bagian yg penting untuk menjelaskan maksud ayat, maka ada 3 kemungkinannya : satu, anda tidak tahu benar maksud ayat itu, sehingga anda kira bagian itu tidak ada hubungannya sama sekali dg yg ingin anda sampaikan. Dua, anda tidak tahu kalau bunyi ayatnya tidak lengkap karena ada bagian yg terpotong. Ini menunjukkan kalau anda tidak tahu bunyi ayat yg sebenarnya, artinya anda mengambilnya dari sumber yg tidak valid, dan tidak melakukan pengecekan dulu ke sumber yg valid. Tiga, anda tahu bunyi ayatnya, dan tahu ada bagian yg terpotong, tapi memang sengaja tidak menampilkannya untuk mengaburkan maksud ayat yg sebenarnya, dan agar cocok dg tujuan anda untuk mendiskreditkan ajaran Islam.

    Dari tiga kemungkinan itu (salah satunya pasti yg anda lakukan) semuanya akan menunjukkan kecerobohan anda dalam melakukan diskusi agama, atau bahkan malah menunjukkan itikad jelek dari anda.

    …serta kadang2x membutuhkan pemahaman dulu tentang latar belakang ayat tsb…
    –>Wah, kalau sebuah kitab suci harus dilihat latar belakang kemunculannya, apalagi dalam implementasi sangat terkait dengan jaman itu, kitab tersebut jadi sangat tidak relevan digunakan sekarang.

    rkh :

    Kelihatan sekali anda tidak pernah berusaha untuk mempelajari agama dg benar. Dalam semua kajian agama, dari yg kelas kampung sampai kelas professor sekalipun, kajian tentang sejarah agama dan yg berhubungan dgnya seperti tokoh2xnya, kitab sucinya, peristiwa2x yg menyertainya, dll. semua harus dipahami dg baik untuk membentuk suatu pemahaman yg menyeluruh dan dalam terhadap suatu agama, karena itu semua saling berhubungan. Anda boleh tanya pada mahasiswa sekolah agama dari agama manapun.. 🙂

    Kitab suci umumnya berisi ajaran, semangat, dan kisah2x. Dari situ kita harus mampu memilah-milah apa yg ada di dalamnya. Peristiwa dan latar belakang turunnya suatu ajaran (ayat tertentu) adalah sangat penting untuk diketahui dan dipahami untuk mendapatkan suatu pemahaman yg lengkap dari suatu ayat agar tidak salah mengartikan dan memahaminya. Apalagi dalam konteks agama Islam dimana ayat2x Qur’an diturunkan tidak sekaligus, tapi bertahap dalam suatu masa yg sangat panjang, yaitu 22 tahun, 2 bulan, 22 hari dalam kehidupan nabi Muhammad. Yg mana banyak diantaranya yg diturunkan adalah untuk merespon atau menjawab berbagai permasalahan dan kejadian yg terjadi saat itu.

    Di sana kita harus bisa memahami mana yg merupakan ajaran yg berupa perintah langsung yg harus diterapkan sampai kapanpun, dan mana yg berupa kisah2x saat itu dan masa lalu yg bisa kita ambil hikmah, pelajaran, dan semangatnya untuk diterapkan saat ini. Membawa semua kisah dan kondisi lingkungan saat itu dan menerapkannya bulat2x di jaman sekarang ini dalam kondisi apapun adalah suatu kebodohan.

    Kalau itu dilakukan, maka semua umat Islam saat ini seharusnya bepergian naik unta dan kuda, mengenakan pakaian jubah arab, menulis di tulang dan batu, dll. karena itulah yg dilakukan orang di lingkungan itu saat Al-Qur’an diturunkan. Jelas bukan seperti itu maksudnya. Di semua agamapun pasti juga seperti itu.

    Semoga anda dapat menyimpulkan sendiri dari penjelasan saya itu. 🙂

    …Dua ayat yg anda potong dan cabut dari konteksnya itu, adalah menceritakan kisah dalam peperangan dalam masa nabi Muhammad hidup. Itu harus dipahami dulu. Jadi tidak semua kisah itu dapat dipersamakan begitu saja kondisinya dg keadaan sekarang.
    –>Ok, ayat itu hanya berlaku di masanya.:)

    rkh :

    Ayat itu menceritakan kisah peperangan, pemberian semangat dan perintah untuk berperang dg musuh. Semangat memerangi kejahatan, serta melakukan yg terbaik, cerdik, dan taktis dalam suatu peperangan melawan kejahatan itu bisa diterapkan kapan saja, tapi bukan membawa isi dari kisah peperangan itu untuk diterapkan dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi apapun. Siapapun tidak akan mendapatkan konteks yg benar kalau dia melakukan hal itu.

    …Jadi kalau ayat itu menceritakan tentang perang melawan orang2x kafir dan musyrik yg tidak mau menerima cahaya yg dibawa nabi Muhammad, bahkan melawan dan menghalang-halangi usaha nabi untuk menciptakan kedamaian di sana, itu adalah peperangan melawan kejahatan. Hanya saja pada saat itu, dalam peperangan itu, orang2x jahat adalah diwakili oleh orang2x kafir dan musryik saat itu yg memang terdiri dari orang2x jahat.
    –>Ok, sangat kontekstual dan kondisional. Apakah tidak ada pilihan kata lain hingga akhirnya menggunakan kata kafir dan musyrik untuk mewakili kejahatan dan islam untuk mewakili kebenaran. bukankankah lebih baik menggunakan kata ‘kejahatan’ dan ‘kebenaran’ agar qur’an bisa tetap sesuai untuk dibaca sekarang, atau kapan saja? qur’an jadi tidak siap untuk menerima saat dimana orang islam jahat dan orang kafir baik.

    rkh :

    Sekali lagi terlihat kalau anda tidak memahami Islam dan ajarannya dg baik. Anda harus memahami dulu dg baik apa yg dimaksud dg kafir dan musrik itu, konteks penyebutannya, siapa2x saja yg termasuk di sana sesuai konteks itu, dll. Dan kemudian juga memilah-milah menurut konteks kejadian, latar belakang, dan kondisi yg ada. Tanpa itu anda akan sulit mendapatkan pemahaman yg benar tentangnya.

    Tampaknya anda hanya menganggap kalau semua orang diluar yg mengaku memeluk agama Islam, dan di luar yg di KTPnya tercantum kata I-S-L-A-M adalah termasuk kafir dan musyrik, yg pemahamannya juga sama dalam semua bagian Qur’an dan ajaran Islam, seperti misalnya dalam ayat yg anda kutip, sehingga kemudian bisa timbul anggapan bahwa Islam adalah agama yg mengajarkan membenci sesama. Sedangkan Qur’an dan hadits saja tidak memperlakukan semuanya dg sama. Itulah gunanya kalau saya katakan bahwa anda harus mengetahui konteks suatu ayat dg baik, dan lebih baik juga kalau memahami latar belakang dan sejarah diturunkannya suatu ayat dg baik pula untuk mendapatkan pemahaman yg bulat dan menyeluruh tentang apa yg dimaksudkan di sana.

    Untuk mengetahui hal ini juga tidak sulit asal anda memang punya kemauan untuk itu, cenderung positive thinking, dan mau menggunakan logika dan pemikiran yg jernih. Bukan dg tujuan hanya untuk menjelekkan dan menjatuhkan saja. Itulah juga kenapa saya menganjurkan anda untuk tidak mengikuti forum2x debat kusir itu dimana anda akan sulit untuk mendapatkan informasi2x spt itu karena kebanyakan di sana memang hanya berniat saling menjatuhkan saja, yg kalau diberi penjelasan yg sangat tepat sekalipun tetap saja tidak mau mengakui dan malah balik menyerang.. 🙂

    Terlebih lagi dalam konteks ayat itu yg menceritakan tentang peperangan di masa itu. Konteks situasi dan kondisi masyarakat saat itulah yg dipakai dalam kisah di ayat itu. Kalau konteks penyebutan tidak disesuaikan dg kondisi saat itu malah mungkin saja pemahaman orang saat itu bisa berbeda dg yg dimaksud sebenarnya.

    Sekali lagi saya jelaskan bahwa ayat itu adalah perintah, semangat, dan petunjuk yg diberikan oleh Allah melalui ayat2x yg kemudian disampaikan oleh nabi Muhammad pada umatnya saat itu yg sedang dalam kondisi menghadapi peperangan melawan orang2x kafir dan musryik. Dalam konteks kondisi saat itu, memang kata itu adalah kata yg terbaik yg mampu dipahami dg mudah oleh masyarakat Islam arab saat itu. Sedangkan dalam kondisi, situasi, lingkungan, dan jaman yg berbeda dg saat itu, yg juga telah memungkinkan manusia untuk mempunyai pola & kemampuan berpikir yg lebih baik dari umat jaman itu, pemahamannya bisa tidak harus benar2x sama. Itulah gunanya menggunakan akal dalam memahami ajaran agama, bukan hanya menjalankannya sebagai suatu doktrin belaka.

    Dengan penjelasan saya itu, ayat2x Qur’an tetap relevan untuk dibaca sekarang ataupun kapan saja oleh siapa saja, asalkan ia mau menggunakan akal budinya dg baik dan menggunakan logika jernih untuk memahaminya. Dan di Qur’an memang banyak sekali ayat2x yg menyebutkan bahwa ajaran2x Islam yg bersumber utama dari Al-Qur’an itu memang adalah untuk orang2x yg berakal dan mau berpikir. 😉

    Dan kalau mereka mau menyerah, kemudian mau menerima nabi Muhammad dan ajarannya, maka ia akan menjadi orang baik yg akan berperan juga dalam menciptakan kedamaian. Maka nabi Muhammad akan mengampuni dan membebaskan mereka…
    –>Kok seperti parpol saat penggalangan massa. 🙂 Ini yg saya maksud “maha penyayang allah hanya berlaku jika mereka sudah islam”.

    rkh :

    Itukan anggapan anda dari sudut pandang anda yg terlihat belum memahami secara menyeluruh, padahal tadi anda mengaku sudah memahami penjelasan saya tentang ayat itu yg memang sangat kontekstual dan kondisional. Di bagian ini pemahaman anda malah terlihat mundur. Dg penjelasan saya di atas tadi, semoga pemahaman anda bisa menjadi lebih baik. 🙂

    Kalau anda sudah memahami konteksnya dan kondisinya dg baik, dan mau berpikir jernih, saya yakin anda akan punya pemahaman yg berbeda. Kecuali kalau anda bukannya tidak mampu memahami tapi memang tidak mau. 🙂

    Nabi Muhammad akan mengampuni mereka kalau mereka mau menerima nabi dan ajarannya, yg tentunya dg itu mereka akan menjadi orang baik. Konteks yg harus anda pahami adalah bahwa dg menerima ajaran nabi maka mereka akan menjadi orang baik, itulah tujuan utamanya. Dan untuk apa terus memusuhi orang yg sudah menjadi baik? Janganlah berpikir picik dg mengatakannya seperti penggalangan massa oleh parpol. Cara berpikir anda sungguh mengenaskan..

    Itu wajar saja, tidak ada yg aneh di sana.
    –>Maaf kalau saya merasa sangat banyak kejanggalan untuk sebuah kitab suci.

    rkh :

    Maka itulah sebaiknya anda belajar dulu dg lebih baik tentang ajaran suatu agama dg sumber2x yg benar. Dan belajar bagaimana cara untuk memahami agama dan kitab suci. Kalau anda hanya berkutat di forum2x debat kusir saja tanpa mau berusaha mencari dan memahami dg lebih baik dari sumber2x lain yg lebih dapat dipertanggung jawabkan, pemikiran anda akan sulit untuk bisa beranjak maju. 🙂

    Hal ini sama saja dg di Hindu. Anda bilang bahwa di Hindu peperangan bukan memerangi suatu kelompok tertentu tapi melawan kejahatan. Anda tahu kan dalam Mahabarata mengisahkan peperangan antara Pandawa dan Kurawa. Pandawa sbg pihak kebaikan kenapa memerangi Kurawa yg masih saudara sendiri, bukannya melawan kejahatan? Ya, karena Kurawa adalah terdiri dari orang2x jahat. Orang2x jahat di kisah itu diwakili oleh Kurawa, jadi sebenarnya Pandawa sbg kumpulan orang baik berperang melawan Kurawa yg melambangkan kejahatan.
    –>Ini perbedaan yg besar tidak ada kemiripan di sini, Kurawa bukanlah sebuah keyakinan atau pemahaman spiritual, sedangkan kafir dan musyrik adalah keyakinan atau pandangan spiritual. Dan pembelaan yg dilakukan oleh Pandawa dalam hal ini adalah membela kebenaran, bukan Hindu atau Sanatana Dharma. Jelas sangat berbeda.

    rkh :

    Sudah saya jelaskan bahwa kisah2x itu adalah sama dalam hal spirit, bukan dalam kisah dan konteks kejadiannya, yaitu perjuangan pihak yg benar melawan pihak yg salah, perjuangan kebaikan melawan kejahatan. Kalau anda sudah memahami penjelasan saya tentang konteks kisah perang di ayat Qur’an yg saya jelaskan tadi, anda seharusnya sudah memahaminya sekarang.

    Kalau anda masih saja “ngeyel” dg pendapat anda itu, itu sama saja dg kalau saya katakan spt ini :

    Ya, spirit kedua kisah itu tidak sama, ada perbedaan yg besar, tidak ada kemiripan di sini. Kisah di Qur’an adalah perjuangan kelompok orang baik karena beragama dg kelompok orang jahat karena tidak beragama, sedangkan yg di Mahabarata adalah kisah peperangan antara kelompok orang baik melawan saudaranya. Kafir dan musyrik di kisah itu adalah orang2x jahat & tidak beragama yg menentang orang2x baik yg beragama, baik itu saudaranya ataupun bukan. Dan itu adalah perjuangan kebaikan melawan kejahatan. Sedangkan Khrisna memerintahkan Pandawa sbg orang2x baik untuk memerangi saudaranya dan jangan ragu2x untuk membunuhnya. Berarti saudara orang baik adalah orang yg harus diperangi dan dibunuh. Jadi ajaran itu harus diterapkan sampai saat ini dalam kondisi apapun, artinya semua orang yg ingin menjadi orang baik, harus memerangi dan membunuh saudaranya..! Jelas sangat berbeda.

    Anda lihat kan.. 🙂

    Kalau saya ingin mengambil spirit dari kisah perang Mahabarata itu dg melakukan seperti yg anda lakukan dg mengambilnya dari sudut pandang negatif, jelas saja pemahaman yg didapat akan sangat jauh berbeda, karena saya memahaminya diluar konteks sebenarnya. Dan kalau semua orang menerapkan pemahaman spt itu, mungkin manusia bisa punah.. 🙂

    Dan juga, saya bisa saja mengatakan bahwa jelas saja Pandawa tidak membela Hindu atau Sanata Dharma karena memang kisah itu bukanlah kisah nyata dari kehidupan seorang nabi utusan Tuhan seperti dalam kisah nabi Muhammad, tapi hanya merupakan sebuah cerita rakyat saja yg tidak pernah tercatat dalam sejarah, yg bahkan di Indonesia hanya termasuk dalam kisah pewayangan yg tidak ada hubungannya dg agama apapun, yg dalam hal ini secara kebetulan diangkat dan dianggap sbg kisah agama karena pencampuran antara agama dg budaya setempat.. Tapi saya tidak ingin memandang dari sudut itu, karena saya selalu berusaha memandang dari sisi yg paling baik..

    Tapi itu hanya untuk pengantar penjelasan saja, saya tidak bermaksud untuk mengatakan seperti itu. Saya cenderung melihat sesuatu dari sudut pandang positive thinking, kecuali kalau itu sudah benar2x nyata bernilai negatif. Semoga dg gambaran seperti itu, bisa membantu anda untuk lebih mudah memahaminya.. 🙂

    Begitu kan..? itu sama saja. Baik dalam kisah perang di Qur’an maupun kisah perang di Mahabarata dalam Hindu sama2x mengisahkan peperangan antara kebaikan melawan kejahatan.
    –>sekali lagi saya pisahkan
    dalam kisah Mahabharata
    Pandawa:membela kebenaran, melawan Kurawa
    Kurawa:Kelompok penjahat.

    dalam Qur’an
    Muhammad+pengikut:membela islam, melawan Kafir dan Musyrik
    Kafir+Musyrik:Jenis keyakinan (pemahaman spiritual) yg berbeda dg islam, yg kebetulan waktu itu jahat.

    rkh :

    Sudah saya jelaskan dg gamblang di atas tadi. Anda pasti tidak ingin saya berpendapat seperti ini :

    Dalam Qur’an

    Muhammad & umatnya : membela kebenaran & kebaikan yg diajarkan Tuhan

    Kafir & Musryik : kelompok orang jahat yg tidak mau menerima ajaran Tuhan untuk menjadi baik, dan selalu menentang, menghalangi, dan memusuhi orang2x baik yg mau menuruti perintah Tuhan.

    Dalam Mahabarata

    Pandawa : kelompok orang baik yg menuruti perintah Khrisna untuk memerangi dan membunuh saudaranya

    Kurawa : adalah orang2x yg kebetulan saat itu adalah saudara dari Pandawa yg harus dibunuh oleh Pandawa

    Dalam konteks itu, Dalam Qur’an memang perjuangan membela kebenaran melawan kejahatan, sedangkan dalam Mahabarata adalah pembunuhan yg dilakukan oleh orang2x baik terhadap saudaranya..

    I think we clear now.. 🙂

    Kemudian saya tambahkan juga, sebagian orang (baca: pembenci Islam) dg sengaja mengambil potongan ayat itu untuk mengatakan kalau Islam itu agama yg kejam dan mengajarkan kekerasan pada manusia. Itu juga tidak benar.
    –>Tapi saya mengambil potongan ayat itu hanya karna saya mengutipnya, tentu akan sangat lucu jika saya mengutip seluruh isi qur’an.

    rkh :

    Kalau anda mengutip dg tidak lengkap tapi mampu menjelaskannya dg benar, saya rasa tidak ada masalah. Tapi karena anda mengutipnya tidak lengkap dan menjelaskannya dg salah, yg mana orang yg membacanya juga bisa berpikiran salah karena ia tidak tahu ada bagian yg hilang dari ayat itu yg menjelaskan pemahaman sebenarnya, justru itu yg akan terlihat lucu..

    Saya sudah jelaskan tadi tentang 3 kemungkinan yg salah satunya pasti anda lakukan dg tidak menampilkan ayatnya dg lengkap. Dan menampilkan ayatnya dg lengkap tidaklah berarti mengutip seluruh Qur’an yg berisi ribuan ayat, anda juga pasti tahu itu. Tidak perlu ribuan ayat lain kalau satu ayat saja tidak anda lengkapi bunyinya. Kelihatan sekali anda hanya berusaha melakukan pembelaan diri saja dg mengatakan itu, inilah efek bawaan dari mengikuti forum2x debat kusir tanpa mengimbanginya dg menggunakan sumber2x yg valid.. 🙂

    Tapi saya masih memahaminya karena saya tahu anda hanya mengambil dari forum2x debat kusir itu yg memang banyak sekali yg saya tahu menuliskannya demikian. Kenapa? karena kalau orang tahu bagian yg hilang itu, orang akan bertanya-tanya, kenapa perintah untuk memburu dan mengepung musuh itu tertulis diperintahkan setelah habis bulan2x Haram? Lalu untuk mengetahui itu ia akan berusaha mengetahuinya dg mencari dan membaca ayat2x sebelumnya. Kalau itu ia lakukan, ia akan tahu kalau di sana sedang menjelaskan tentang suatu gencatan senjata dalam peperangan yg dilakukan oleh nabi Muhammad & umatnya selama bulan2x Haram karena dilarang berperang oleh Allah, dan kemudian setelah habis bulan2x Haram itu, Allah memerintahkan umat Islam, memberi mereka semangat & petunjuk untuk melanjutkan peperangan dg musuh.

    Oh, jadi ayat2x perintah membunuh orang2x kafir dan musyrik dimana saja menjumpai mereka itu adalah dalam perang toh.. mereka akan memahami begitu. Dan setelah memahami itu, ia akan tertarik untuk melihat ayat2x lanjutannya, maka ia akan melihat keluhuran dan keindahan ajaran Islam di sana dg berlaku kasih dan memberikan perlindungan pada musuh yg menyerah dan mau bertobat, seperti yg sudah saya jelaskan dalam tanggapan saya terhadap komentar anda yg pertama..

    Pemahaman yg benar seperti itu lah yg tidak diinginkan oleh para penghujat Islam itu. Mereka tidak ingin orang yg membaca ayat itu menjadi tahu makna sesungguhnya, tapi memang berharap agar orang keliru memahaminya dan kemudian membenci Islam, maka itu mereka memotong bagian ayat yg bisa menggagalkan tujuan mereka sedemikian rupa dan menjelaskannya sesuai dg keinginan mereka. Dan celakanya, orang2x seperti anda begitu membacanya lalu langsung mengernyitkan alis dan berkata Oh, begitu toh ajaran Islam itu, dasar agama jahat.. lalu kemudian ikut mengutipnya persis spt itu dan menjelaskan pada orang lain persis spt itu juga..!

    Makanya saya bilang cara2x ini sudah basi, tapi karena memang tidak ada cara lain dan tidak bisa menemukan kejelekan di ajaran Islam yg benar dan mulia itu, maka trik2x spt itupun mereka halalkan. Inikah yg menurut anda “bertanggung jawab” dalam forum2x debat kusir itu..??

    Ayat2x itu turun adalah untuk memberi semangat pada umat Islam kala itu dalam peperangan melawan orang2x jahat tadi. Dan dalam peperangan berlaku sebuah hukum yg juga masih berlaku sampai sekarang, yaitu : membunuh atau dibunuh. Jadi nabi Muhammad menerima ayat2x itu dari Allah adalah untuk memberi semangat pada umatnya yg sedang berperang untuk tidak gentar melawan musuh yg diatas kertas seringkali lebih kuat, dg tidak ragu2x untuk membunuh mereka.
    –>Dan besar harapan saya, semoga hal itu tidak dilakukan orang sekarang, menyebut dirinya menerima wahyu dari Allah untuk mendapat dukungan.

    rkh :

    Itulah makanya saya seringkali mengingatkan dalam banyak tulisan saya untuk beragama dg menggunakan logika, bukan doktrin, Di sini anda jadi tahu kan kalau perintah membunuh yg di ayat2x yg anda kutip itu adalah untuk kondisi dalam perang yg sesuai dg kondisi saat itu, dan otomatis tidak selalu berarti harus diterapkan oleh semua umat Islam dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi apapun kan..?

    Kalau ada orang2x yg mengenakan atribut spt banyak dipakai orang arab Islam, lalu mengaku beragama Islam, lalu membuat teror terhadap orang yg tidak tepat, lalu anda mengatakan bahwa itu adalah ajaran Islam? Lalu mereka memanfaatkan orang2x lugu yg bisa di doktrin dg mencuci otak mereka untuk mau mendukung gerakannya melakukan terrorisme dg mengatas namakan perjuangan membela agama, lalu anda akan mengatakan mereka mengajarkan ajaran Islam??

    Kalau mau melakukannya, tidak sulit bagi siapapun untuk mengenakan jubah pendeta atau atribut2x “orang suci” lain dalam suatu agama, lalu bertindak melakukan terorisme dg mengatasnamakan agama tertentu itu. Untuk menguatkannya lalu mencari orang2x lugu yg bisa di doktrin untuk memberi kesan memang ajaran agamanya spt itu. Tapi orang2x yg “benar” tidak akan mampu melakukannya. Inilah gerakan “bawah tanah” yg dilakukan oleh musuh2x Islam untuk mendiskreditkannya sbg agama teroris. Dan itu semua berhubungan dg sesuatu yg bernama “Zionisme”. Jika berminat, lain kali anda boleh cari tahu tentang itu..

    …Dalam Bagawat Gita terdapat hal yg sama. Krisna memberi semangat pada Arjuna untuk tidak ragu2x maju berperang dan membunuh musuh, bahkan kalaupun musuhnya itu adalah saudara sendiri….

    Bhagavat Gita Ch.1 V. 42-46 –> Arjuna berkata pada Sri Krisna kalau ia lebih baik mati tak bersenjata tanpa perang daripada harus membunuh saudara sepupu (Kurawa)
    –>Wajar, sifat manusia yg cinta damai.

    rkh :

    Saya percaya itu.. 🙂

    Bhagavat GitaCh. 2 : 2 –> Krisna berkata, “Oh Arjuna kenapa pikiran kotor itu bisa masuk ke dalam benakmu? Kalau engkau enggan berperang, engkau tidak akan masuk surga, kenapa engkau berkata seperti itu, itu bisa melemahkan hatimu.”
    –>”pikiran kotor” yg dimaksud disini adalah “membunuh saudara sepupu”, seharusnya dia tidak berpikiran seperti itu, membasmi kejahatan dalam konteks Dharma adalah mem-pralina (mengembalikan keasalnya) tubuh yg kotor untuk menyelamatkan atma(jiwa) si pelaku kejahatan.
    Hindu percaya kekekalan atma dan reinkarnasi.
    dalam BhagavadGita terdapat sloka: Tidak ada saat di mana aku, engkau dan para raja ini tidak ada, sekalipun setelah ini.

    rkh :

    Ya, benar. Konteksnya bukan seperti itu. Itu sudah saya jelaskan, dan sudah saya pahami sejak awal karena saya melihatnya dg sudut pandang pikiran jernih dan positive thinking. Hanya saya memandang secara simpel, bahwa perintah Khrisna untuk membunuh Kurawa itu adalah dalam konteks melawan dan membasmi kejahatan yg sudah tidak bisa diperbaiki lagi, siapapun pelakunya itu, termasuk kalau ia saudara sendiri. Jadi bukan dalam konteks Kurawa sebagai saudaranya.

    Selebihnya tentang reinkarnasi sudah saya sebutkan dalam tulisan saya bahwa menurut Dr. Zakir, konsep reinkarnasi tidak ada dalam Weda, sekalipun mungkin memang ada di Bagawat Gita. Lengkapnya bisa anda lihat lagi di sana.

    Bhagavat Gita Ch. 2 : V.31-33 –> Hai Arjuna, kamu ini satria, kamu harus berperang. Dengan begitu engkau akan masuk surga, mereka tidak.
    –>Ya, kewajiban ksatria memang bela negara. 🙂 sedangkan yg bukan ksatria memiliki kewajiban yg berbeda.

    rkh :

    Ya, dalam Islam juga spt itu. Jihad mempunyai banyak arti (baca tulisan saya : “Terorisme bukan Jihad !”). Bagi prajurit dan orang yg sedang berperang, jihad adalah berperang melawan musuh untuk menegakkan kebenaran dan menghancurkan kebathilan. Sedang bagi seorang anak, berjihad bisa dg membantu orang tuanya, bagi orang tua jihad bisa dg menafkahi keluarganya, jihad bisa dg mengatakan yg sebenarnya dlm melawan kebathilan, jihad bisa dg berdakwah, dll. karen arti kata Jihad adalah : berusaha dg sungguh2x di jalan Tuhan.

    Jadi mestinya tugas seorang satria bukanlah sekedar bela negara, tapi lebih dari itu, adalah kewajiban membela kebenaran dan kebaikan kan? Dan semua orang yg mengaku beragama harus melakukannya dalam konteks dan kemampuan mereka sendiri tentunya.. Dan jangan dilupakan bahwa dlm ayat2x yg anda sebutkan itu, tercantum bahwa hal2x itu erat hubungannya dg ganjaran surga sebagaimana konsep jihad di Islam.. 🙂

    Anda lihat ayat2x itu? Situasinya sama kan..? Tidak ada yg berbeda dalam hal spiritnya.
    –>Sangat berbeda, seperti yg saya jelaskan sebelumnya.

    rkh :

    Sama saja dalam spirit, berbeda dalam konteks kejadiannya. Saya sudah jelaskan berulang kali dg sangat gamblang. Saya yakin penjelasan saya itu bisa diterima oleh pikiran sehat yg jernih, entah kalau pikiran yg tendensius.

    Yg saya tebalkan itu sengaja tidak ditampilkan kan? Padahal itulah yg menjelaskan kondisi saat itu.
    –>Terimakasih atas masukan anda, sengaja tidak saya tampilkan karena menurut saya OOT, karena ternyata itu penting menurut anda, saya setuju untuk digunakan.

    rkh :

    Setidaknya di sini anda sudah mau mengaku kalau anda sebelumnya tidak memahami ayat itu sehingga telah menjelaskan dg salah, dimana seharusnya bagian yg hilang itu adalah bagian yg sangat penting untuk memahami maksud ayat.

    Berarti anda menyatakan masuk dalam kategori nomor satu dari 3 kemungkinan yg saya sebutkan tadi. Yah, masih lebih baiklah dari pada yg kedua apalagi yg ketiga, walaupun sebenarnya tidak menutup kemungkinan adalah termasuk yg kedua atau ketiga.. 🙂

    Dan saya lebih cenderung memilih berpikir positif dan berprasangka baik dulu.. 🙂

    …Tapi kebanyakan para penyerang Islam dg sengaja menggunakan ayat itu seolah2x itu berlaku pada saat ini dalam kondisi apapun.
    –>Oke, ayat itu hanya berlaku saat itu, dan mungkin keberadaannya sudah tidak diperlukan lagi.

    rkh :

    Lagi2x anda keliru. “Nada” tulisan anda seakan mengatakan kalau ayat itu seharusnya dibuang. Ayat itu jelas diperlukan keberadaannya untuk menjelaskan kisah yg terjadi saat itu, dan juga dibutuhkan spirit perjuangannya untuk kondisi2x tertentu.

    masih berlanjut…

    Agus Made K

  35. Januari 6, 2008 pukul 9:33 AM

    Jadi misalnya kalau orang Islam bertemu dg orang non Islam di mal atau pasar, ia harus membunuh orang itu, harus memenggal kepalanya dan melukai jari tangannya. Hal ini akan tampak sadis.
    –>bahkan mungkin meledakkan mal atau pasar. dan ini yg dilakukan oleh teroris. sekali lagi mereka teroris, tapi mereka mengatasnamakan islam, dan sangat berat bagi orang islam untuk memperbaiki citra islam jika mereka tidak menentang teroris. karena teroris sangat mencoreng citra islam dunia.
    Setelah Bom Bali I, di beberapa tempat di Indonesia ada demo atas nama mahasiswa islam untuk memberikan dukungan kepada Amrozi, dkk.
    Dipersidangan Amrozi dkk di bela oleh Tim Pembela Muslim yg sekarang mungkin sudah ganti nama.
    Sebenarnya Islam merasa dihina atau didukung oleh para teroris tersebut?

    rkh :

    Harap berhati-hati dg kutipan kalimat saya yg anda pilih, agar pembaca awam yg tidak mengikuti dari awal tidak salah menafsirkannya, karena yg anda kutip itu adalah sebuah pemahaman yg salah..

    Saya sudah sering sampaikan di blog ini, jangan pernah hanya melihat suatu agama dari pemeluknya saja. Umat suatu agama itu belum tentu semuanya memahami dg baik agamanya. Kalau ada beberapa kelompok yg membela Amrozi dkk di persidangan dan lewat demo, itu tidak aneh, karena Amrozi dkk juga berasal dari suatu kelompok tertentu yg mengaku berhaluan Islam, dan para pendukungnya sangat mungkin adalah rekan2x kelompoknya itu. Sedangkan dalam pandangan secara umum, jauh lebih banyak orang Islam yg menyesalkan kejadian itu, termasuk saya.

    Dan itu memang termasuk yg sudah dirancang oleh kelompok intelijen barat zionis perekayasa kejadian itu untuk menimbulkan kesan hal itu adalah murni dari ajaran Islam. Ya, kejadian itu adalah rancangan intelejen barat untuk memaksa Indonesia ikut serta (yg sebelum itu menolak ikut) dalam proyek yg mereka katakan sebagai perang melawan terorisme – yg sebenarnya hanya kedok busuk mereka untuk mendapat dukungan melawan arab & Islam yg menguntungkan Israel dan mendapat dukungan untuk menjajah dan menguras minyak negara2x arab.

    Dan Bali hanyalah korban dari kepentingan internasional busuk itu, karena merupakan suatu tempat di Indonesia yg sangat dikenal oleh dunia, yg kemudian mereka pilih. Kalau anda mau untuk mencari informasi2x independent tentang peristiwa2x terorisme besar dunia, anda akan tahu sebenarnya siapa dibalik itu semua..

    Disamping mencela perbuatan mereka (Amrozi dkk), saya juga kasihan pada mereka, karena mereka sebenarnya juga korban. Ya, mereka adalah orang2x desa yg lugu (kalau anda lihat penampilan, pemikiran, dan cara bicaranya, anda akan tahu itu) yg telah salah memilih mengikuti suatu kelompok yg melabelkan diri dg jihad Islam, tapi malah berhasil mencuci otak mereka dg doktrin2x yg salah. Di dalam penjara, salah satu dari mereka kemudian telah menyatakan penyesalannya karena mengaku telah salah memahami ajaran Islam.

    Ya, memang tugas berat saat ini bagi umat Islam untuk membersihkan namanya, terutama dari pikiran jelek orang2x yg mudah termakan propaganda zionis dan mereka yg mau saja diperalat untuk membenci Islam dan secara tidak sadar telah ikut mendukung tujuan2x busuk mereka. Dan blog ini juga adalah salah satu wujud untuk menyampaikan kebenaran yg sesungguhnya, yaitu bahwa Islam adalah sebuah agama yg benar dan indah, jauh dari segala propaganda busuk mereka. Makanya saya di sini selalu mengajak orang untuk beragama dg logika, bukan doktrin, agar tidak terjadi lagi hal2x semacam itu.

    Dan tidak mungkin Tuhan memberikan ajaran spt itu kan..?
    –>Saya bukan orang islam, maka saya tidak wajib meyakini bahwa qur’an itu dari Tuhan.

    rkh :

    Apa yg anda katakan itu tidak dalam konteks untuk menjawab bagian tulisan saya yg anda kutip. Konteksnya adalah : saya mengatakan bahwa secara logika Tuhan tidak mungkin memberi ajaran yg jelek spt itu.. (mis: membenci sesama dan terorisme) dan jawaban yg seharusnya anda tulis adalah : “Ya, itu pasti, saya setuju”. Dan itu terlepas dari apakah anda percaya bahwa Qur’an itu dari Tuhan atau bukan, karena konteksnya adalah tentang Tuhan bukan Qur’an..

    Tapi dg menjawab spt itu berarti anda tetap bersikukuh mengatakan bahwa Qur’an mengajarkan ajaran jelek spt yg anda tuduhkan tanpa alasan yg benar itu. Kalau anda tidak meyakini Qur’an berasal dari Tuhan, itu hak anda, karena anda juga nanti yg akan mempertanggungjawabkannya pada Tuhan, saya tidak punya hak untuk memaksa anda. Tapi setelah semua penjelasan saya dan pengakuan anda di atas tadi tentang “kesalahan” anda dalam memahami ayat2x itu, toh pemahaman anda masih tidak berubah juga, bahkan “mundur”.

    Anda benar2x tidak konsisten dalam berpikir dan berdiskusi..

    …Sebagai orang yg mampu menggunakan pikirannya dg baik (saya yakin sekali hal ini), semestinya sekarang anda sudah bisa mempunyai pandangan yg lebih baik tentang topik itu.. 🙂
    –>Saya percaya hal yg sama berlaku pada anda, seperti anda dan profesi, kita memang dituntut untuk menggunakan pikiran yg sungguh2, dan itu yg saya lakukan untuk berbagai hal.

    rkh :

    Seharusnya begitu mas, hanya – maaf – sayangnya anda tidak bisa menunjukkan itu di sini. Semua orang yg membaca diskusi ini akan dapat melihat kelemahan cara berpikir anda melalui apa yg anda tulis. Saya kira tidak perlu saya kutip satu per-satu yg saya maksudkan.. 🙂

    Penjelasan lebih detail bisa sangat panjang sekali, dan tidak sesuai dg topik di sini. Saya harap itu sudah cukup untuk bisa membuat pikiran anda bekerja lebih baik untuk mampu memahami permasalahan itu.
    –>saya rasa hal ini tidak OOT, anda mengangkat keterkaitan antara jihad dalam islam dan kisah dalam BhagavadGita, dan saya menanggapinya.

    rkh :

    Tentu saja OOT, karena ada bagian komentar anda yg berisi hujatan tanpa dasar, yg tidak ada hubungan langsung dg topik tulisan. Dan saya harus menjelaskannya secara panjang lebar untuk bisa meluruskan pemahaman anda dan pembaca lain, sehingga akhirnya kita harus menghabiskan sekian banyak baris kolom komentar untuk membahas hal2x yg sebenarnya diluar topik utama di sini..

    Anda bahkan sama sekali tidak membantah tulisan saya, dan malah berusaha mengalihkan core topiknya dari ajaran Hindu ke hujatan terhadap Islam..

    Kalau anda mengaku juga mempunyai jiwa agnostik, ingin mencari kebenaran, dan ingin sungguh2x belajar untuk mencari kebenaran itu (dan ini juga berlaku buat siapa saja), saya sarankan agar anda jangan pernah lagi untuk mengikuti debat2x kusir di forum2x itu. Anda tidak akan mendapatkan apapun di sana selain kemarahan & kebencian, yg sebenarnya tujuan akhirnya malah dimaksudkan untuk menghilangkan respek orang terhadap agama. Anda akan sulit untuk melihat kebenaran dalam forum2x spt itu. Kecuali kalau tujuan anda memang sama dg forum2x itu, yaitu hanya untuk bisa hujat-hujatan..
    –>Berkali-kali anda tekankan hal ini, dan saya semakin tidak setuju dengan pandangan anda, di satu sisi anda membenarkan pencarian, di sisi lain anda membatasinya. Sang Buddha pernah berkata : “Anak kecil takut akan gelap, tapi tragedi kehidupan yg sesungguhnya adalah jika orang dewasa takut akan terang”. dan tidak ada jaminan bahwa terang hanya terdapat pada tempat yg terlihat indah saja.

    rkh :

    Saya tidak akan menekankan hal itu kalau para pelakunya dapat melakukannya dg baik. Saya tahu ada beberapa orang yg mampu melakukannya dg baik, karena mereka mampu melakukannya secara paralel dg sumber2x informasi lain yg lebih bertanggung jawab. Tapi sudah terbukti jelas sekali kalau anda (sbg salah satu pelaku) ternyata tidak dapat membedakan mana informasi “sampah”, dan mana informasi yg benar, dan menampilkan pemahaman yg ngawur dalam diskusi di sini.. Dan anda tidak bisa menyangkalnya karena sudah anda akui di atas tadi.. 🙂

    Juga terbukti kalau pepatah yg anda tampilkan itu lebih tepat untuk ditujukan pada diri anda sendiri, karena anda hanya mencari di satu tempat saja dg satu sudut pandang saja, dan sudah berani menghujat agama orang lain tanpa dasar, yg kemudian terbukti keliru.. Sedangkan saya tidak melakukannya seperti itu, jadi insyaallah saya tidak seperti anda, saya sudah melakukannya jauh lebih baik dari anda.. 🙂

    Kalau anda serius ingin terjun mencari kebenaran sejati, pelajari agama2x yg ada melalui jalur yg benar dan dg pemikiran yg benar. Dan mulailah dari agama anda sendiri. Bahkan kalau anda serius mungkin saya bisa ikut membantu anda. 🙂
    –>Terimakasih, tapi membatasi pada “melalui jalur yg benar” akan sulit, justru mungkin jalur yg benar masih kita cari.

    rkh :

    Haha.. mas, maksud jalur yg benar di sini itu adalah jalur yg lebih bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kalau anda belum tahu mana yg bisa dipertanggungjawabkan, jangan yakin dulu bahwa jalur yg anda tempuh sudah paling benar, tempuhlah dulu jalur lain sebanyak2xnya dg pikiran jernih, insyaallah nanti anda akan bisa membedakannya. Dan apabila anda menemukan suatu jalur yg tidak dapat dipertanggungjawabkan, anda harus mau meninggalkannya. Dan dg mengakui kesalahan anda dalam menilai Islam & memahami ayat Qur’an yg anda kutip, secara logis seharusnya anda tahu kalau pilihan jalur anda adalah salah.. 🙂

    Di sini terlihat justru andalah yg belum2x sudah membatasi untuk hanya menggunakan jalur yg sudah terbukti salah.. 🙂

    Sang Buddha pernah berkata : “Anak kecil takut akan gelap, tapi tragedi kehidupan yg sesungguhnya adalah jika orang dewasa takut akan terang”. dan tidak ada jaminan bahwa terang hanya terdapat pada tempat yg terlihat indah saja.

    That’s it..! Pepatah itu sangat bagus.. saya sangat suka dg pepatah itu.. 🙂

    Anda baca lagi pepatah anda itu dan renungkan, tidakkah anda menujukannya pada diri anda sendiri..?

    Saran anda saya terima, karena insyaallah sudah saya jalankan dari dulu. Saya selalu mengedepankan logika, sumber, dan dalil yg valid untuk menjelaskan sesuatu. Itu bisa anda lihat pada semua tulisan saya di blog ini.
    –>Logika saja mungkin sudah cukup buat saya, sumber dan dalil adalah pendukung yg bisa mempertajam logika. dan harus berani meragukan kebenaran sebuah sumber yg oleh orang banyak dianggap benar atau mengatakan dirinya benar, jika sumber tersebut tidak masuk dalam logika.

    rkh :

    Menurut saya anda keliru lagi. Dalam pembahasan agama, logika saja tidak cukup. Pelajaran logika matematika saja masih butuh juga hal2x spt hitungan dan rumus, apalagi dalam agama, sumber dan dalil yg valid itu sangat perlu, karena logika manusia juga tetap ada batasnya dan tidak dapat menjangkau semua masalah. Dg pemahaman anda yg spt ini, anda tidak akan bisa belajar agama, karena agama bukan matematika murni, matematika saja butuh lebih dari logika..

    Di sisi lain, sesuai “konsep” anda, sudahkah anda mengetahui semua ajaran agama anda dan memikirkannya lagi : “sesuaikah ajaran agama saya dg logika..?” 🙂

    Juga bukan cuma menghakimi agama lain tanpa mau tahu bagaimana ajaran agama itu sesungguhnya dan bagaimana ajaran agama anda sebenarnya. 🙂
    –>Ok, saya sangat setuju, saya harap anda pun bisa memberlakukan kata2 ini untuk diri sendiri. kita harus berani belajar dan menilai agama apa saja termasuk agama kita sendiri. dan anda pun harus siap menerima kenyataan, ketika ternyata islam bukanlah kebenaran sejati :), sudah siap?

    rkh :

    Pertanyaan spt itu tidak relevan untuk sebuah diskusi agama. Kelihatan sekali anda tidak pernah diskusi agama. Pernyataan saya itu adalah untuk mengingatkan anda yg sudah terbukti menghakimi agama lain tanpa dasar, dan kemudian terbukti keliru. Sedangkan saya tidak menghakimi, malah saya membuka diri terhadap diskusi baik pro maupun kontra. Saya jelas sudah melakukan yg lebih baik dari anda..

    Satu hal yg bisa saya katakan, bahwa tidak seperti anda, saya memulai semua pencarian ini dari nol, saat keraguan meliputi diri saya, dan saat tidak ada yg bisa saya percayai dg penuh.

    Dan dalam memulai ini semua, agama yg pertama kali saya pertanyakan dan debat adalah : Islam. Ya, saya pertama kali mendebat pemeluk Islam dan mendebat pikiran saya sendiri tentang Islam. Saat itu saya belum banyak belajar agama & perbandingan agama. Dan memang bagi orang yg cenderung berpikir logis dan kritis tapi belum “melihat lebih dalam” (spt saya saat itu), saya sempat menilai banyak aspek dalam Islam yg terlihat lemah dan bisa terlihat meragukan sbg agama yg benar, sedang agama lain bisa terlihat lebih baik. Tapi saya tidak berhenti di situ dan berusaha untuk melihat lebih dalam lagi, sampai akhirnya kenyataan yg ada justru menunjukkan sebaliknya, bahwa Islam adalah agama yg benar dan dapat membuktikan kebenarannya, suatu hal yg sulit didapatkan pada agama lain manapun.. (ini pendapat pribadi, dan blog ini adalah juga wujud dari tanggung jawab saya terhadap pendapat pribadi saya itu..)

    Akan lebih berguna bagi anda kalau anda mau membuka kitab suci anda sendiri untuk berusaha menemukan jawaban yg pasti dalam topik yg sedang kita bahas di sini, kemudian baru melanjutkan diskusi.
    –>Sudah, jauh sebelum ketemu topik ini.

    rkh :

    Sudah? Dan nyatanya anda tidak berusaha membantah isi tulisan saya, malah menampilkan potongan ayat2x Qur’an.. Dalam sebuah diskusi, semestinya itu sudah berarti bahwa anda setuju dg isi tulisan saya.. 🙂

    Anda mengaku punya jiwa agnostik. Apa yg sudah anda lakukan untuk itu? Sudahkah anda berusaha mencari kebenaran itu dg berusaha membaca dan memahami kitab suci anda?
    –>Sudah, dan terus saya lakukan. moga menemukan kebenaran yg sesungguhnya, dan saat itu saya berhenti agnostik.

    rkh :

    Haha.. mas, kalau anda hanya membaca dan berusaha memahami kitab suci anda sendiri saja dan lantas berharap langsung menemukan kebenaran di sana tanpa melakukan hal yg sama juga pada kitab suci dan agama lain, itu sama saja dg pepatah Budha yg anda cantumkan tadi.. 🙂

    Lakukan itu dulu, baru mencoba untuk melihat kitab suci agama lain. Itulah yg saya utamakan di sini. Itulah yg seharusnya anda tangkap dalam tulisan saya itu kalau anda mampu membacanya tidak dg kacamata emosi 😉
    –>Ok, saya tidak menggunakan kacamata emosi, tapi kacamata logika. dan tentu tidak harus urut dari kitab tertentu dulu, kecuali memang bertingkat. dan saya tidak setuju mempelajari agama lain, hanya untuk mencari pembenaran atas agamanya. belajar ya belajar, mencari tahu.

    rkh :

    Ok, itu bisa dilakukan secara paralel asal dapat menerapkannya dg benar, tapi dg cara dan pola anda di sini, terus terang, maaf, saya masih meragukannya.. 🙂

    Ya, saya setuju, itu sama buruknya dg mempelajari agama lain hanya untuk berusaha mencari kejelekannya saja.. 🙂

    Dan saya sudah katakan di atas tadi bahwa saya memulai semuanya dari titik tengah, dari nol. Anda mampu melakukannya..?

    Orang memang bisa berpandangan berbeda dalam memahami agamanya tentang dakwah dan membantu sesama, itu adalah urusannya dg Tuhan. Kalau anda berpendapat begitu ya itu hak anda..
    –>Maaf, membantu sesama tidak harus dikaitkan dg Tuhan, ini sangat dekat dengan kemanusiaan, tidak harus mem-bawa2 tuhan dan agama.

    rkh :

    Membantu sesama dekat dg kemanusiaan itu tidak salah, itu benar. Tapi bukan berarti itu tidak berhubungan dg agama, agama jelas mengajarkan kemanusiaan, bahkan dg lebih baik.. Justru sesuatu yg murni hanya berdasar pada rasa kemanusiaan saja, masih bisa keliru dalam penerapannya. Rasa yg bersumber hanya dari “perasaan” manusia saja tidak dapat menjamin dapat melakukan semuanya dg benar. Manusia tidaklah sempurna, tidak ada sesuatu yg bersifat sempurna yg keluar dari manusia. Tapi menghubungkannya dg agama & Tuhan akan membuatnya sempurna, karena agama sejatinya bukan berasal dari pikiran & perasaan manusia, tapi dari Tuhan yg lebih tahu segalanya dibanding manusia.

    Merenunglah lebih dalam, insyaallah anda akan bisa memahaminya..

    …kalimat terakhir anda yg mengatakan bahwa ada agama yg mengajarkan untuk membenci sesama dg tidak menyebutkan agama apa. Dan karena dalam konteks diskusi dg saya serta sesuai dg isi komentar anda, tampaknya itu anda tujukan pada agama Islam dg mengatakan bahwa saya ingin mencekoki pembaca dg ajaran Islam untuk membenci sesama Tapi diatas tadi sudah saya buktikan bahwa semua pendapat anda tentang kejelekan Islam berdasar ayat2x itu adalah keliru.
    –>Saya memandang semua agama tidak jauh berbeda dengan Cult, anda bisa gunakan paman google untuk mencari referensi tentang cult2 yg mengarah keajaran membenci sesama. tanggapan anda sudah saya baca, dan tulisan ini adalah respon saya, silahkan respon kembali jika anda ingin membuktikan islam tidak seperti cult2 yg saya maksud.

    rkh :

    Apapun pandangan anda tentang suatu agama, yg anda lakukan dalam diskusi ini adalah salah. Kita tidak sedang berada pada pembahasan yg mengarah pada membenci sesama. Topik kita sangat jelas di sini, kemudian anda tiba2x muncul memaksakan topik yg anda inginkan untuk masuk dalam pembahasan, sekali ini saya ladeni karena saya peduli, mungkin tidak untuk lain kali.

    Di sini anda juga sudah membuka kartu anda bahwa anda bukanlah seorang yg punya jiwa ingin mencari kebenaran, karena pandangan anda jelas2x sudah menghakimi dulu sebelum berusaha mengetahui kebenarannya. Itu bukan jiwa dari orang yg ingin mencari kebenaran..

    Saya sudah katakan bahwa tadinya saya hampir memutuskan tidak menampilkan komentar anda. Tapi sekali ini saya pahami anda, dan saya juga ingin menunjukkan bahwa anda keliru dan ingin memberikan pencerahan pada anda & pembaca lain, dan itu sudah saya lakukan dg baik. Saya sudah buktikan seperti yg anda minta dg tuntas. Jadi pembahasan ini saya tutup.

    Dan kalau anda masih ingin melanjutkan, saya harap anda langsung masuk dalam topik yg benar dan berusaha membuktikan kalau anda benar kalau anda tidak setuju dg saya sesuai topik yg ada, bukan membuat pembahasan baru hanya karena ingin melakukan counter yg tidak pada tempatnya..

    Jangan sampai anda melakukan kesalahan yg sama dua kali.. 🙂

    …Saya pernah mengeluarkan seorang komentator dari diskusi karena melakukan hal semacam itu. Mudah2xan lain kali anda dapat melakukannya dg lebih baik..
    –>mengeluarkan komentator itu hak anda, saya juga berharap mendapat tanggapan yg lebih baik dari ini.

    rkh :

    Sebenarnya anda sudah membuktikan bahwa anda tidak lebih baik.. Pembaca yg jujur dan berpikiran jernih pasti dapat melihatnya.. 🙂

    Saya sangat menghargai anda yg ngotot ingin tahu pendapat saya atas komentar anda ini. Saya sangat menghargai anda sbg orang seprofesi dg saya yg saya yakin biasa menggunakan daya pikir secara baik dan logis. Maka saya sempatkan untuk mengaduk-aduk sampah spam saya untuk menemukan komentar anda ini yg ternyata dibuang ke sampah karena anda mencantumkan link lebih dari 2 buah sbg standard default di wordpress..
    –>Maaf sudah membuat anda sibuk, saya berharap tanggapan kali ini tidak dimasukkan keranjang sampah oleh wordpress. sudah lama saya tidak berkutat dengan wordpress, saya juga baru tahu pembatasan maksimal 2 link, terimakasih atas infonya. oya, maksimal berapa karakter?

    Jadi semoga diskusi ini juga bisa menjadi pembelajaran bagi anda untuk mampu memandang dg lebih baik lagi topik2x seperti ini.
    –>Semoga.

    terima kasih atas tanggapan anda, semoga respon saya ini bisa membuat anda siap menghadapi dan menerima kebenaran dari mana saja, kapan saja dan dalam bentuk apa saja.

    rkh :

    Hal itu sudah kita bahas di atas tadi.. 🙂

    Terima kasih.. 🙂

    -rkh-

    🙂 🙂 🙂 habis 🙂 🙂 🙂
    Agus Made K
    menanggapi respon rkh atas komentar saya

  36. de Ableh
    Januari 11, 2008 pukul 6:34 AM

    Hmm.. saya sendiri berpendapat bahwa variansi adalah efek alamiah dari alam dan tidak ada sesuatu yang tepat berada di rata-rata..

    mas RHK tentu tahu tentang DNA kan??
    Meskipun orang kembar tetap saja DNA-nya berbeda kan, karena memang begitulah alam diciptakan penuh variasi..

    Demikian pula dengan konsep ‘agama’ (bukan tuhan), saya pikir tidak benar bahwa antara agama (ambilah) Hindu dengan Islam ternyata sama, ataupun agama satu dengan lannya adalah sama persis, saya masih agak tidak mempercayainya. Tapi kalo ada benang merah antara agama satu dengan yang lain, saya percaya. Bukankah semua agama diciptakan untuk tujuan yang baik. Setidaknya iu yang saya yakini.

    rkh :

    Halo mas de Ableh.. 🙂

    Siapa juga yg mengatakan kalau semua agama itu adalah sama persis? Kalau anda membandingkan antara kompilasi agama Hindu dalam ajaran sehari2xnya sekarang ini dg Islam, jelas itu memang berbeda. Persamaan antara keduanya justru bisa dilihat dari kitab2x sucinya, bukan seluruh ajaran yg diterapkan sehari-hari. Dalam ajaran agama yg diterapkan sehari-hari, sangat jelas bahwa semua agama itu berbeda dalam banyak hal, bahkan dalam konsep yg terpenting sekalipun yaitu masalah ketuhanan. Dan perbedaan2x yg bahkan saling bertentangan itu bila dikatakan semua agama itu benar, akan membuat Tuhan terlihat plin-plan karena memberikan informasi yg berbeda-beda pada manusia.

    Anda harus baca tulisan saya : “Tuhan atau agama, mana yang anda pilih?” kalau anda ingin lebih memahami pemikiran saya itu.

    Kesamaan yang diambil oleh Dr. Zakir Naik dan diisi di blog ini hanyalah beberapa hal yang kebetulan sama, dan diambil untuk diperlihatkan, sementara ada beberapa hal yang berbeda mungkin disembunyikan.

    Apakah saya curiga??

    Yupss.. Saya tidak bisa menghindarkan tendensi ini, bukan bermakud curiga, tapi saya yakin setiap orang punya motivasi implisit ataupun eksplisit. Mungkin inilah yang membuat beberapa ‘nyama’ Hindu saya menjadi agak panas. Untuk ini saya mohon maaf..

    rkh :

    Perbedaan pasti ada, pasti tidak semuanya sama. Dan yg sama itu kebanyakan adalah konsep2x intinya, kalau ajaran pelengkapnya sangat mungkin bisa berbeda karena bisa disesuaikan dg tempat dan waktu saat ajaran itu diturunkan.

    Kalaupun memang ada yg berbeda, ya itu memang bukan topiknya, topiknya adalah persamaan, jadi tentu saja tidak ditampilkan. Tapi itu juga bukan berarti perbedaannya sengaja disembunyikan. Dan kalau memang ada yg sama dan ada yg berbeda dalam topik yg sama, tentunya itu harus jadi pemikiran anda, mengapa sebuah kitab suci dapat memberikan dua informasi yg berbeda dan bertentangan?

    Jadi daripada anda curiga dan berburuk sangka, lebih baik anda mencoba untuk mencari dan membuktikan seperti apa sebenarnya permasalahan ini. 🙂

    Saya juga mohon maaf kalau informasi2x saya di blog ini membuat anda dan beberapa “nyama” Hindu anda agak panas.. 🙂

    Dan maaf jika saya salah, saya pikir anda tidak sepenuhnya konsisten dalam definisi ‘netral’ yang coba anda terus perlihatkan di sepanjang blog ini.

    Hal ini saya lihat menanggapi/mengungkapkan kegembiraan anda karena dengan blog ini ternyata anda secara tidak langsung mendorong orang lain menjadi mualaf. Jika memang anda netral maka seharusnya anda tidak menyertakan komentar anda. Kemudian pertanyaanya, wajarkah jika saya dan bebrapa ‘nyama’ saya tidak bertendensi??

    Maaf jika pernyataan saya ternyata salah

    rkh :

    Netral yg saya maksudkan di sini adalah saya berusaha memberikan informasi dan berdiskusi dg sebaik-baiknya dg pemikiran yg logis, dg data dan informasi yg valid, tidak mengada-ada, dan tidak memandang sesuatu hal hanya dari sisi doktrinalnya saja. Saya netral untuk berpihak pada kebenaran. Kalau kebenaran yg sama itu juga ada dalam agama2x selain Islam, dan saya mengetahuinya, saya akan menyampaikan itu. Saya tidak melulu menyampaikan tentang ajaran Islam saja. Itu juga sebabnya kenapa saya menulis topik ini di blog ini.

    Juga seperti misalnya terhadap para pelaku bom Bali itu, saya tidak mendukung apa yg mereka lakukan itu meskipun mereka mengaku sbg umat Islam dan mengaku berjuang untuk Islam, karena saya tahu Islam tidak pernah mengajarkan terorisme spt yg mereka lakukan.

    Semua tulisan di blog ini juga memang untuk berdakwah. Dan bagi saya, berdakwah itu adalah memberikan informasi yg benar, bukan mendoktrin orang. Kalau kebenaran apa yg saya sampaikan di sini bisa mendorong seseorang untuk menjadi muallaf, tentu saja saya senang, karena saya memang yakin kebenaran itu ada dalam Islam.

    Tapi itu tidak berarti kalau ia tidak di Islam ia tidak bisa mendapatkan kebenaran.. Karena spt yg saya ungkapkan di beberapa tulisan saya, bahwa ayat2x kitab suci yg berisi kebenaran yg sama dg di Islam itu juga ada dalam agama2x lain, spt Yahudi, Kristen, Hindu, dll. melalui kitab2x sucinya. Hanya saja dg kenyataan ajaran sehari-hari yg berbeda dg ayat2x kebenaran itu dalam agama2x tsb, tentu akan lebih sulit bagi mereka untuk mendapatkan kebenaran dalam kondisi yg spt itu.

    Sedangkan di Islam yg diajarkan adalah memang yg terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an yg dilengkapi dg hadits nabi. Karena itu saya memang senang kalau ada seseorang yg menjadi muallaf, karena itu berarti bahwa ia akan lebih mudah untuk mendapatkan kebenaran dan penuntun yg lurus untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat ketimbang ia berada diluar Islam..

    Saya percaya untuk berbuat kebaikan, saya tidak perlu mengungkap semua kebenaran, apalagi mencoba meyakinkan seseorang akan suatu kebenaran. Saya yakin untuk kebenaran hanya Tuhan-lah yang tahu. Tetapi sebatas sebagai bahan referensi saya cukup menyukai blog ini, meskipun tidak semuanya bisa saya terima.

    rkh :

    Bagi saya, memang benar kebenaran itu hanya Tuhan yg tahu, tapi ada sebagian kebenaran itu yg memang diberikan dan diijinkan oleh Tuhan untuk diketahui oleh manusia untuk kepentingan manusia itu sendiri. Contoh kongkritnya adalah agama. Agama adalah ajaran penuntun agar manusia tidak tersesat. Dan karena kebenaran itu Tuhan yg tahu, maka Tuhan menurunkan ajaran agama agar manusia bisa melakukan yg benar. Dan ajaran itu harus benar dan dapat dipahami oleh manusia agar manusia dapat mengikutinya. Karena itulah kebenaran itu harus dinyatakan dan disampaikan.

    Berbuat kebaikan adalah juga berarti menjalankan ajaran agama, karena agama adalah mengajarkan kebaikan. Tapi agama berisi lebih dari sekedar kebaikan saja.. Dan lagi tidak ada patokan kebaikan yg paling baik selain dari agama (kalau anda sudah baca tulisan saya : “Tuhan atau agama, mana yang anda pilih?”, mestinya anda sudah tahu tentang hal ini).

    Anda sendiri yg bilang bahwa hanya Tuhan yg tahu kebenaran itu. Jadi apa patokan sebuah perbuatan baik itu benar2x bernilai baik, sedangkan kebenaran itu hanya Tuhan yg tahu? Tentu saja dari agama, karena agama adalah ajaran dari Tuhan. Berbuat baik saja tanpa memakai dasar agama tidak menjamin kebaikan itu akan benar2x bernilai baik. Untuk itulah kebenaran ajaran agama itu harus disampaikan, menyimpan kebenaran yg diketahui hanya untuk dirinya sendiri adalah perbuatan seorang yg egois, karena kebenaran adalah hak semua orang.

    Kemudian sebagai tambahan, saya sendiripun tidak setuju bahwa Brahma bertangan empat, andapun boleh bertanya kepada seluruh umat Hindu apakah ada yang pernah melihat Brahma bertangan 4. Terjadinya proses manifestasi dan personifikasi Tuhan dalam wujud manusia adalah bentuk keinginan manusia dalam menggambarkan Hal Yang Dicintai (Tuhan) nya, sehingga saya tidak setuju dengan pendapat Dr. Zakir Naik ini.

    rkh :

    Syukurlah kalau anda juga tidak setuju, berarti kita sama… 🙂

    Di sana memang tertulis kalau umat Islam tidak setuju kalau dikatakan Brahma berkepala empat dg mahkota dan Vishnu bertangan empat. Kalau yg dimaksud dg nama2x itu adalah Tuhan, dan yg ditanyakan adalah siapa yg pernah “melihat”-Nya bertangan empat, tentunya memang tidak ada, karena memang Tuhan tidak dapat dilihat. Tidak ada orang yg mampu melihat dg mata. (Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19).

    Nah, berarti anda juga setuju kan kalau pewujudan Tuhan yg spt itu adalah gambaran dari pikiran manusia sesuai dg apa yg diinginkannya tentang figur Tuhan, meskipun itu tidak sesuai dg yg diajarkan kitab suci. Nah, mana menurut anda yg lebih benar tentang gambaran Tuhan, apakah yg sesuai dg keinginan manusia ataukah yg spt diajarkan oleh Tuhan dalam kitab suci?
    Kalau seseorang mencintai Tuhannya, tentunya ia harus mempercayai dan melakukan apa yg diajarkan Tuhan melalui kitab suci, termasuk bagaimana menggambarkan & mempercayai Tuhan sesuai dg apa yg diajarkan Tuhan sendiri, bukan mengikuti keinginan pribadinya saja.

    Dan dg itu, mestinya anda malah setuju dg Dr. Zakir, karena ia mengajak orang Hindu untuk mampu menggambarkan Tuhan spt apa yg diajarkan Tuhan dalam kitab2x suci, bukan sesuai keinginannya saja. Pada saat ia tidak tahu mungkin masih sedikit dimaklumi (meskipun mestinya ia harus mencari informasi yg benar), tapi setelah mengetahui ayat2x itu, adalah sangat bijak kalau ia mau mengikuti apa yg diajarkan Tuhan.. 🙂

    Terakhir,

    saya percaya Tuhan sengaja meninggalkan banyak variansi (terutama agama) bagi umatnya agar manusia bisa terus dekat dengan diri-Nya dengan cara mempelajari-Nya. Hehehe.

    rkh :

    Tuhan tidak akan membuat banyak agama yg berbeda2x yg mana masing2x agama itu memberikan informasi yg berbeda2x juga termasuk tentang konsep dan eksistensi Tuhan sendiri. Tapi mungkin Tuhan memang membiarkan terjadinya perbedaan2x itu melalui pemahaman manusia untuk menguji manusia. Dan Tuhan menghendaki manusia untuk mencari jalan yg benar menuju-Nya. Maka itulah Tuhan menciptakan manusia dg akal budi yg harus dimanfaatkan manusia untuk mencari jalan yg benar itu.

    Karena itu insyaallah apa yg saya lakukan di blog ini tidak menyalahi keinginan Tuhan bahwa manusia harus mencari & menemukan jalan yg benar, mengikutinya, dan menyampaikannya pada orang lain.

    Bukan malah menghancurkannya, apalagi memanfaatkanya, atau malah mencari pembenaran berdasarkan apa yang dia kira dianggap berasal dari-Nya padahal mungkin itu cuma asumsi..

    rkh :

    Benar, saya setuju. Bukan malah menghancurkannya, apalagi memanfaatkannya, atau malah tidak mau tahu & tidak mau menerima informasi dari orang lain yg tidak sesuai keinginannya & yg dipercayainya, karena dia kira itu hanya asumsi atau bahkan propaganda saja, padahal mungkin itu memang benar berasal dari Tuhan karena memang tercantum dalam kitab suci.. 🙂

    semoga selalu damai di hati, damai d dunia, damai selalu

    rkh :

    Semoga Allah memberikan hidayah-Nya pada anda. Amin.

  37. laila
    Januari 13, 2008 pukul 12:16 AM

    halooo…
    wah,asik ni tulisannya. gw juga ud baca yang Nabi Muhammad nabinya umat hindu?
    eh, mas rkh..mungkin ga sih kalo yoga di hindu itu sama kaya sholat di Islam?kan sama2 pemusatan diri kepada tuhan. ada gerakan2, ada mantra2 yang dibaca. gw pernah baca katanya krishna “laksanakan yoga…” sedangkan Allah berfirman “…Dan dirikanlah sholat…”

    rkh :

    Halooo…juga mbak Laila.. 🙂

    Secara persis detailnya sih tidak, tapi berdasarkan konsepnya, keduanya sama2x punya konsep pemusatan pikiran yg disertai dg gerakan dan ucapan. Jadi konsep keduanya sebenarnya sama, dan mestinya dapat memberi manfaat yg sama pula pada jiwa dan raga orang yg melakukannya dg benar.

  38. Nur
    Januari 18, 2008 pukul 7:54 AM

    Alhamdulillah thank’s bgt dg artikel ini rkh

    rkh :

    Halo mas nur.. 🙂

    Alhamdulillah juga ada yg bersyukur dg artikel ini seperti anda..

    Terima kasih.

  39. candra
    Januari 22, 2008 pukul 4:36 AM

    Yang saya tanyakan kenama mencari persamaan? ya sudah tentu pasti yang belakangan akan mencari yang terbaik dari terdahulunya untuk di ambil, tidak akan mungkin mengambil yang jeleknya, sehingga akan jadi ikut baik . carilah perbedaannya sebanyak mungkin untuk kebaikan masing-masing dan perbedaan tidak untuk memecah. Saya anak yang terakhir, sudah tentu akan mengambil sifat baik semua kakak saya, dan mujngkin akan mengambil sifat baik yang dari keluarga lain agar dihadapan orang tua saya, sayalah yang paling baik, padahal saya juga memepunyai sikap baik sama seperti kakak saya, maka ikutin lah saya dari pada kakak-kakak saya yang sudah produk lama dan kuno, saya produk baru dan bagus juga sama sifatnya dengan kakak-kakak saya. sama dengan mengadop kebaikan orang aja. de ngaden awak bisa……

    rkh :

    Halo mas candra.. 🙂

    Logika anda sebenarnya tidak terlalu jelek, hanya saja tidak realistis dg kenyataan yg ada, karena itu tidak bisa dipakai, apalagi untuk agama. Anak terakhir yg anda contohkan tidak selalu dan tidak otomatis mengambil yg baik dari kakak2xnya. Anak terakhir yg justru paling jelek sifatnya juga ada, dan mungkin malah banyak.. 🙂

    Cari perbedaan sebanyak2xnya? Tidak untuk memecah? ini juga tidak realistis mas.. Kenyataan yg ada justru semakin banyak perbedaan, semakin sulit untuk bersatu… Dalam Islam memang ada konsep bahwa perbedaan adalah rahmat. Dan itu juga terbukti benar. Misalnya ya dari pengalaman pribadi saya yg justru lebih mendalami agama setelah muncul banyak pertanyaan dari perbedaan yg ada pada agama2x, dan dari diskusi2x di sini. Perbedaanlah yg membuat adanya diskusi dan pertukaran pikiran yg dapat berefek baik asal dijalankan dg baik juga.

    Jadi tampaknya anda masih butuh banyak merenung untuk lebih dapat memahami permasalahan ini. Ada baiknya kalau anda baca dulu tulisan saya ; “Tuhan atau agama, mana yang anda pilih” untuk lebih membuka wawasan anda.. 🙂

    Terima kasih.

  40. I gusti agung
    Februari 7, 2008 pukul 10:07 AM

    begitu saya beritahu keluarga saya, mereka langsung berkata begini : “ah…… biarin aja mereka udah biasa kok kayak gitu”
    nah saya bukannya gimana ya mas, tapi tulisan anda sangat kontroversial di Indonesia, bukannya Hindu bersimpati pada Islam malah Hindu lebih akan gimana gitu ma Islam.
    saya sih biasa aja, tapi alangkah baiknya jika mas tidak mengangkat topik ini, justru saya takut dengan tulisan mas ini akan terjadi disintegrasi bangsa, saya punya kawan Islam, Kristen, Buddha, tapi dalam pergaulan kita gak pernah mempersoalkan agama maupun kepercayaan.
    bahkan kita saling mendukung dalam kegiatan sosial maupun studi, mereka merayakan hari Idul Fitri atau Natal, saya diundang ke rumah mereka, gak ada masalah.
    saya bukannya mau membatasi karya orang, tapi tulisan anda ini sangat kontroversial di Indonesia

    sekian

    terima kasih atas perhatian anda

    rkh :

    Halo mas gusti agung.. 🙂

    Salam hormat saya pada keluarga anda.. 🙂

    Terserah saja kalau mereka menganggap begitu. Saya juga sudah biasa kok dengar pendapat spt itu. Saya juga bisa bilang : “Ya sudahlah.. biarin aja, mereka udah biasa kok kayak begitu..” Maksudnya saya sudah biasa mendengar pendapat orang yg sulit diajak berpikir agama secara logis, dan yg cenderung skeptis terhadap informasi apapun yg bertentangan dg apa yg diyakininya sekarang, bahkan tanpa melihat lagi lebih dalam apakah itu itu benar atau salah.

    Hal itu karena kebanyakan orang besar dan hidup dalam lingkungan didikan agama yg doktrinal. Dan anda sbg generasi yg lebih muda seharusnya bisa menggunakan pikiran anda lebih baik dalam masalah2x spt ini.

    Untuk di Indonesia, sebelum saya menulis di blog ini, setahu saya pandangan orang Hindu (terutama di Bali) terhadap Islam tidak bisa dibilang baik. Mungkin itu akibat peristiwa bom Bali yg direkayasa sedemikian rupa sehingga membuat Islam mendapat sorotan jelek.

    Dg tulisan2x saya di sini, saya berharap dapat “mencairkan” pandangan jelek itu. Kontroversial atau tidak itu tergantung pola pikir yg membacanya. Justru itulah kalau sebelumnya pembahasan yg begini ini sangat sulit diterapkan karena sedikit2x dianggap kontroversial, di sini saya ingin mengajak pembaca blog saya untuk mau membiasakan untuk berpikiran positif, logis, dan terbuka dg kepala dingin dalam topik2x yg dulu dianggap tabu untuk dilakukan.. Jangalah berpikiran berlebihan tentang itu.. 🙂

    Kalau benar2x pola pikir mereka2x itu tidak bisa diperbaiki lagi, ya mohon maaf mas, mungkin tempat mereka bukan di sini, dan tidak usah mengajak mereka untuk membaca tulisan2x di sini. Di sini saya sudah menuliskan kalimat warning bahwa yg berpola pikir spt mereka itu sebaiknya tidak usah baca tulisan2x saya di sini, karena tidak akan bermanfaat buat mereka, malah akan menambah penyakit hati mereka saja.. 🙂

    Saya juga punya banyak teman beda agama, dan tidak masalah buat saya dan mereka dalam berteman & berkegiatan sosial, meskipun kadang2x kita juga berdiskusi lintas agama. Jadi biasakanlah untuk membedakan hal itu, dalam berteman ya berteman saja tidak ada masalah, berdiskusi lintas agama juga tetap bisa dilakukan dg baik. Sekali lagi itu tergantung pola pikir orangnya, kalau ia mau berpikiran positif & logis tidak akan ada masalah. Pola pikir doktrinal-lah yg sering membuat tulisan dan diskusi spt ini terlalu dibesar-besarkan kontroversinya.. 🙂

    Terima kasih.

  41. I.A Kania
    Februari 20, 2008 pukul 3:09 AM

    Salam damai sebelumnya,

    Sehubungan dgn topik diatas, saya ingin memperjelas untuk masalah weda, sebenarnya weda itu adalah kitab hindu yang benar2 suci dan sudah seharusnya orang yang ingin mempelajarinya harus disucikan terlebih dahulu karena untuk memahami isi yang tersirat didalamnya adalah berat jadi perlu ketenangan, kejernihan hati dan tidak ada keterikatan dgn keduniawian.

    rkh :

    Salam damai ehm.. mbak Kania.. 🙂

    Saya percaya kalau umat Hindu sangat mensucikan Weda, karena yg saya tahu Weda memang kitab suci utama yg bernilai wahyu Tuhan bagi umat Hindu.

    Mungkin saja isi Weda itu dianggap sulit untuk dipahami, tapi saya percaya satu hal, bahwa Tuhan menurunkan agama itu adalah untuk dijalankan oleh manusia, karenanya agama haruslah diturunkan sesuai dg kemampuan pemahaman manusia, jadi saya yakin mestinya tidaklah sesulit itu memahaminya.

    Apalagi kalau memang isinya adalah petunjuk untuk manusia dari Tuhan, tentunya tidak hanya untuk kepentingan akhirat saja, tapi juga untuk kebahagiaan di dunia. Jadi menurut saya mungkin tidak terlalu tepat bahwa yg membacanya harus sudah tidak terlibat lagi dg urusan duniawi. Justru urusan duniawi inilah yg harus banyak diatur dan diluruskan untuk membuat manusia menjadi baik dan berhasil mencapai kebahagian dunia akhirat. Konsep spt ini sangat logis. Dan konsep Qur’an dan Islam juga spt itu, untuk menunjukkan jalan yg benar bagi manusia agar selamat dan meraih kebahagiaan dunia-akhirat.

    Kalau dari segi bahasa aslinya mungkin memang bisa jadi ada kesulitan karena pasti sudah lebih sedikit orang yg menguasainya. Maka itulah Dr. zakir dalam ceramahnya mengajak umat Hindu untuk menghidupkan lagi bahasa sansekerta sbg jalan untuk memahami kitab sucinya, spt di Islam yg terus mempertahankan penggunaan bahasa arab sbg bahasa asli Al-Qur’an.

    Kami dari pihak brahmana sendiri tidak semua mengetahui scr langsung isi dr weda tsb, jika sudah waktunya ada proses2 yg hrs kami jalani sbelum dpt memahami. Kalau ditanyakan mengapa orang awam tidak semua tahu karena dengan isi yg berat tsb akan susah untuk dipahami dan dicerna artinya jadi hrs ada orang yang benar2 ahli untuk menuntunnya sperti Pendeta (peranda).

    rkh :

    Ada proses2x untuk memahami? Misalnya spt apa? apakah suatu ritual tertentu? Atau menerima wejangan dulu dari yg dianggap lebih senior? Di Islam juga orang belajar membaca dan memahami Qur’an juga bisa didampingi oleh seniornya kalau ia belum mampu sendiri. Ini juga baik, asalkan tidakmenelan mentah2x semua apa yg diberikan oleh si senior tanpa mau berpikir dan bersikap kritis thd apa yg diberikan.

    Dalam agama Kristen misalnya, saya tahu ada ketentuan di sana bahwa untuk mampu memahami kitab sucinya harus mendapat petunjuk langsung dari roh kudus, karena itu yg ingin memahami Alkitab harus beriman pada ajaran Kristen dulu, pada Yesus, Trinitas, dll. Hal inilah yg sering jadi alasan mereka kalau dalam sebuah diskusi kita bisa membuktikan bahwa mereka tidak memiliki pemahaman yg benar bahkan menyimpang terhadap apa yg diajarkan di kitab sucinya.

    Hal ini jelas sangat lucu. kalau seseorang sudah beriman dulu pada ajaran2x yg ditentukan (dg kata lain didoktrin), tentu saja saat membaca kitab suci dia tidak akan netral lagi dan akan cenderung mengikuti doktrin yg sudah diajarkan untuk memahami kitab sucinya.. 🙂

    Jadi saya harap jika anda ingin membuat topik yg berhubungan dgn agama lain dan mengomentarinya anda harus berpikir lagi karena anda tidak mungkin dpt memahaminya karena sesungguhnya dr semua penjelasn yang anda berikan dan dari sumber anda adalah salah pengertian.

    rkh :

    Terima kasih atas saran anda. Tapi saya sudah biasa dg yg spt itu, banyak orang memang menganggap bahwa orang yg diluar agama mereka pasti tidak mungkin mempunyai pengetahuan dan informasi yg lebih benar dari yg mereka punya, padahal hal itu sangat mungkin, karena banyak sekali orang yg ternyata tidak memahami dg baik agamanya sendiri, dan sangat mungkin orang lain malah tahu lebih baik dari dia kalau ia memang belajar untuk itu..

    Orang Kristen misalnya juga mengatakan hal yg sama pada saya, bahwa semua yg saya pahami dan tunjukkan pada mereka dg segala bukti2x yg valid bahwa mereka keliru memahami ajaran agama dan kitab sucinya, tetap saja mereka mengatakan saya hanya salah paham/pengertian. Dan agar saya bisa mengerti ajaran yg menurut mereka benar, saya harus dapat bimbingan roh kudus dulu, dan untuk itu saya harus “beriman” dulu, dll. dsb.

    Bagaimana mungkin bisa spt itu? Itulah satu ciri2x dari ajaran doktrin.. 🙂

    Agama apapun yg dianut dan diyakini sebenarnya adalah baik dan benar jadi perdalamlah agama anda masing2 binalah kedamaian di dunia ini.

    rkh :

    Mungkin anda benar bahwa agama apapun (kalau itu memang dari Tuhan) itu baik dan benar, tapi itu kalau dijalankan sesuai dg ajaran aslinya, ajaran yg sebenarnya dari Tuhan. Dan acuan ajaran dari suatu agama adalah kitab sucinya. Kalau sebuah agama dijalankan tidak sesuai dg apa yg diajarkan di kitab sucinya, tentunya kita tidak bisa lagi mengatakan agama itu betul2x benar. Bukankah demikian..? Maka itulah kita harus mencari dan belajar.. 🙂

    Saya sudah bisa membuktikan bahwa ajaran Yahudi & Kristen ternyata punya inti ajaran yg tidak berbeda dg Islam, dan banyak ajaran dari kitab sucinya yg diajarkan dan diterapkan berbeda/menyimpang pada ajaran sehari-harinya. Di sini Dr. Zakir juga mengungkapkan tentang ajaran Hindu dg bukti2x yg kuat dari ayat2x kitab2x suci utamanya sendiri, yg tampaknya juga serupa dg ajaran yg ada di Islam dan kitab2x Yahudi & Kristen, meskipun mungkin tidak diterapkan begitu dalam kesehariannya.

    Bila semua itu dipahami dan diterapkan sesuai dg yg ada di kitab sucinya, tentu tidak ada masalah. Masalahnya adalah bagaimana kalau ajaran sehari-hari yg diajarkan dan terapkan itu tampak berbeda dg yg terdapat pada ayat2x kitab sucinya?

    Salam Damai,

    rkh :

    Salam damai juga buat anda.. 🙂

  42. Evan
    Maret 1, 2008 pukul 8:53 AM

    Ass mas RKH, saya sudah lama mengikuti blog mas dan mempelajari komentar demi komentar, baik itu yang meyakini Islam sebagai jalan kebenaran maupun yang menyerang, entah itu yang terselubung maupun terang-terangan.

    Saya lihat banyak link yang isinya hanya debat kusir, bahkan yang mendukung Islam sendiri mengcounter komentar dengan kata-kata yang sangat tidak Islami, memaki-maki, menghina agama lain dan menjelek-jelekkannya. Saya sungguh prihatin dengan keadaan demikian. Mulanya saya agak putus asa melihat banyaknya debat kusir seperti itu yang justru memperburuk image Islam, sampai akhirnya secara tidak sengaja diberitahu oleh “Mbah Google” tentang blog mas RKH waktu mencari tentang pasangan beda agama karena kebetulan orang yang saya cintai beragama Hindu.

    Saya berharap banyak dari blog mas RKH, tetap sabar menghadapi orang-orang yang “ngeyel” tapi tidak ilmiah, karena menurut saya penglihatan” mereka hanya belum dibukakan Allah SWT, juga karena gengsi yang mereka jaga.

    rkh :

    Wa’alaikum salam mas evan.. 🙂

    Terima kasih atas dukungannya. Mohon maaf saya baru bisa tampilkan dan tanggapi sekarang karena ada sesuatu hal yg membuat saya sempat tidak nge-blog selama 2 bulan lebih.

    Saya akan terus berusaha konsisten dg jalur saya di sini, sambil berharap semoga dapat memberikan hal2x yg berguna bagi orang banyak.

    Tentang pasangan beda agama, anda harus dapat menyikapinya dg sebaik-baiknya. Allah pasti akan berikan jalan yg baik. Masalah orang berbeda-beda. Apapun masalahnya, kalau informasi2x saya di blog ini dapat bermanfaat bagi anda semua dg cara yg benar, saya akan sangat bersyukur.

    Maaf sebelumnya jadi tempat curhat, soalnya saya merasa prihatin dengan posisi mereka nanti di hari akhir.

    Semoga Allah SWT memberikan hidayah-Nya bagi kita semua.

    Wassalam

    rkh :

    Semoga Allah berkenan melimpahkan banyak hidayah-Nya pada kita semua, pada anda semua pembaca blog ini. Amin.

    Terima kasih. 🙂

  43. herry
    April 9, 2008 pukul 1:13 PM

    Mas rkh. Saya sangat senang ada yang berusaha mencari persamaan dalam perbedaaan yang tampak dalam agama hindu dan islam. Tapi mas saya mau koreksi tentang reinkarnasi. hindu itu percaya dengan punarbhava yang artinya kelahiran berulang-ulang. itu sangat ditegaskan dalam kitab Bhagavadgita yang diturunkan oleh Tuhan sendiri dalam wujud Krsna

    rkh :

    Sebenarnya saya sudah membahas tentang ini berkali-kali dalam diskusi2x saya. 🙂

    Saya tahu umat Hindu punya keyakinan tentang reinkarnasi. Yg terdapat di tulisan saya adalah bukan reinkarnasi itu tidak ada di kitab2x Hindu, tapi reinkarnasi itu tidak ada di kitab Weda yg merupakan kitab suci utama yg bernilai wahyu Tuhan, meskipun di kitab2x lain (spt bagawat gita) mungkin memang ada. Sedangkan selain kitab2x Weda dan Upanishad, kitab2x lain adalah tulisan para tokoh Hindu yg bukan bernilai wahyu Tuhan secara langsung.

    Untuk dapat dipercaya, seharusnya apa yg ada di kitab2x lain haruslah didukung oleh Weda. Tanpa itu kebenarannya harus dipertanyakan karena ajaran seorang ulama yg bisa dipercaya haruslah didukung oleh wahyu Tuhan.

    Mungkin perbandingannya di Islam spt kitab Al-Qur’an dan kitab2x Hadits dimana Qur’an adalah wahyu Tuhan, sedangkan kitab2x hadits adalah tulisan para ulama2x Islam tentang ucapan dan perilaku nabi Muhammad. Dan ajaran yg disebut dalam hadits harus didukung oleh Qur’an untuk bisa dipercaya kebenarannya. Jadi Qur’an & hadits tidak mungkin bertentangan, kalau bertentangan maka yg harus di percaya adalah Qur’an sbg rujukan utama.

    (Jangan kami dikatakan menyekutukan Tuhan, karena dalam hindhu percaya dengan konsep avatara yang menyatakan Tuhan akan datang kedunia dalam wujud manusia untuk mengajarkan dan menegakkan kebenaran. mengapa Tuhan harus mewujud? karena kehendakNya untuk memenuhi doa dan kerinduan orang-orang suci yang memintaNya untuk turun dan dekat dengan manusia. Masalah avatara ini juga sangat ditekankan dalam Bhagavadgita).

    rkh :

    Maaf mas, yg anda sebutkan itu mungkin memang yg dipercayai umat Hindu, dan mungkin saja memang ada di bagawat gita (meskipun anda tidak mengutip ayatnya), tapi kembali lagi bahwa ajaran dari orang2x suci haruslah didukung oleh oleh wahyu Tuhan sendiri yg di Hindu adalah Weda & Upanishad. Kalau di kitab2x suci utama itu tidak ada, tentu saja akan jadi pertanyaan darimana orang suci itu mendapat ajaran itu? Begitu mas dasar pemikirannya..

    Tapi mas rkh, saya dan ajaran hindu dengan filsafat Advaita sangat percaya bahwa agama lain hanya merupakan cara lain untuk mencapai Tuhan yang sama. Seorang hindu akan mencapai Tuhan jika menjadi hindu yang baik, seorang islam akan mencapai Tuhan jika menjadi islam yang baik.

    rkh :

    Filsafat itu sebenarnya baik, hanya saja darimana anda memandangnya? Apa ukuran untuk menjadi Hindu yg baik dan Islam yg baik? Kalau misalnya seseorang menjalankan agamanya bukan spt yg diajarkan kitab sucinya, sekalipun itu terlihat baik, apakah anda yakin ia adalah umat yg baik dari agama itu? Kalau anda mau merenung lebih dalam insyaallah anda akan memahaminya. Sbg pengantar mungkin anda bisa baca tulisan saya “Tuhan atau agama, mana yang anda pilih?

    Terima kasih. 🙂

  44. kaka
    Mei 1, 2008 pukul 12:35 PM

    tnks mas rkh infonya.. penting bgt buat teman2ku yg masih bimbang akan agamanya,cipratin ilmunya dong…

    rkh :

    Thx juga atas perhatiannya ya..

    Kita memang harus selalu berbagi ilmu, karena ilmu adalah milik bersama.. 🙂
    Saya masih belajar juga, sama seperti anda, karena agama memang mengharuskan kita untuk terus belajar selama hayat masih dikandung badan. Jadi, ayo kita terus belajar bersama-sama.

    Terima kasih.

  45. wiswa mitra
    Juli 29, 2008 pukul 4:45 AM

    semua orang beragama mencintai Tuhannya dan Tuhan ingin mereka mencintai sesama mahluk hidup, jadi intinya semua adalah sama dan beda pada saat yang bersamaan tergantung dari kacamata yang dipakai , terimakasih b4.

  46. Agustus 11, 2008 pukul 12:15 PM

    salam bahagia

    info buat komunitas

    Lembag IKE INSTITUT mengundang workshop dengan tema “The Science of Meditation ” Moving/DinamicMeditation : Dari Wu Chi Ke Taichi, bagaimana Pengaruh gerak Tai Chi bagi saluran meridian, Eight Pieces of brocades, 20 minutes Daily for health in long live, pada hari kamis, jum’at tanggal 21-22 Agustus 2008 di The Valley Resort Hotel, Lembah Pakar No 28 Dago, Bandung Hadir dalam Pelatihan ini beberapa narasumber Bpk. Dr. Ir Sugiarto, Msc (Master Taichi Jing Wu Men), Dr. Hudoyo Hupudio, MPH, Ir. Anhar Mapparenna MBA (Praktisi Meditasi berbagai aliran agama).Informasi lebih lanjut silahkan menghubungi sdri. Tatie / Sdr. Hendri 022-4224931 atau 085624619122, 0811245111

  47. aya nidji
    Agustus 22, 2008 pukul 7:56 AM

    setelah membaca tentang artikel diatas saya ingin tanya tentang tentang pemahaman reinkarnasi dengan pemahaman Islam yang dibangkitkan dari kubur. Apakah setiap manusia mengalami reinkarnasi??????? Thx

  48. Ni'matus Solikhah
    Agustus 28, 2008 pukul 7:47 AM

    Assalamu’alaikum…
    salam kenal buat semua…..spesial buat pak rkh…saya tahu blog ini dari teman yang muallaf….satu hal yang menyentuh hati, semua yang aktif di blog ini sedang mencari kebenaran…kebenaran adalah bukan tanpa batas. tapi untuk menemukan batas itu ya dibutuhkan adalah salah satunya diskusi seperti ini…diskusi yang membuka wawasan pikiran dan hati…
    terimakasih untuk pak rkh….jangan berhenti berbagi ilmu ya pak…
    wassalamu’alaikum…

  49. Hamba Allah Tasauf
    Agustus 28, 2008 pukul 9:59 PM

    Nabi Muhammad s.w.w bukan untuk orang hindu ataupun arab, melayu,jawa,hatta bugis sekalipun akan tetapi utnuk semua umat manusia didunia ini.Kebenaran Al-Quran tidak ada tolak tandingannya.Allah berjanjia akan menjaganya sehingga kiamat..ISLAM bermula dari Nabi Adam sehinggalah Ke pada Nabi Muhammad s.a.w yang menjadi penyambung dan pelengkap kepada ISLAM yang suci.Al-Quran tidak boleh dibandingkan dengan kitab suci lain.Dalam Al-Quran hanya menyebut Injil,Taurat dan Zabur sahaja (maaf bukan menyempitkan fahaman dan perbandingan).Dan secara automatik kitab-kitab lain terbatal selepas turunnya Al-Quran dan Kerasulan Nabi Muhammad s.a.w.

  50. Putu
    November 12, 2008 pukul 6:15 AM

    Menurut saya apa yg Mas kaji disini bukan utk memojokkan atau menimbang mana yg lebih benar.
    Perbedaan dlm hidup adlh hal yg biasa jd sikapi lah dgn bersahaja.
    Di zaman Kali seperti sekarang mari kita bersama2 berbesar hati untuk menerima perbedaan sebagai sebuah Keindahan.

    Dan bagi saudara2 pengunjung blog ini saya harap mari kita sama2 saling menghormati perbedaan karena pada dasarnya agama apapun anda, agama kita semua mengajarkan kebaikan dan cinta kasih.

    Salam Damai

  51. Vegetarian Lover
    Desember 16, 2008 pukul 2:21 PM

    Mas, daripada sampeyan cape nulis soal agama ini itu, mikirin persamaan, perbedaan dan segala macem, plus ngomong panjang lebar yang ujung2nya ga jelas, mending sampeyan keluar, tanam pohon yang banyak, bawa cangkul ikut gotong royong ikut selamatkan bumi aja dech. Lebih baik sampeyan nulis tentang Global Warming deh, dan jadilah vegetarian, ini lebih mendesak dan bermanfaat untuk semua umat, daripada ngurusin agama orang. Hematlah energi dan pikiran sampeyan yang briliyan untuk selamatkan bumi. MAtur nuwun.

  52. andy
    Januari 19, 2009 pukul 1:24 PM

    kok ngk perna ngeblog lagi mas rhk???

  53. Djall
    Januari 31, 2009 pukul 3:33 AM

    Kalau menilai tinggal ukurannya apa. Jika menginginkan hasilnya adalah sama, maka kucing dengan cacing aja bisa sama. Air dan api bisa sama. Tinggal apa mau kita. Itu adalah kebaikan (di dunia). Karena kita menilaipun dengan aturan dan bahasa dunia (manusia). Secerdas apapun manusia, ilmunya hanya 0,000001 % atau bahkan kurang dari ilmu Allah. Ingat cerita nabi Musa dengan Nabi Khaidir ketika berlayar dilautan.
    Allah mempunyai ukuran sendiri. Dan marilah kita sandarkan kepada aturan Allah.

    Sebaliknya, jika menginginkan hasilnya berbeda, maka Muhamadiah dan NU bisa berbeda. Padahal sama-sama Islam. Ayam dan ayam juga bisa berbeda. Padahal sama-sama ayam.

    Jika penilaian itu untuk tujuan dunia, maka tidak mengapa hal itu sama. Namun jika penilaian itu adalah haq, maka hanya Allah saja yang tahu.

  54. X.O.X.O
    Februari 6, 2009 pukul 3:39 AM

    Ya, saya setuju dengan pendapat anda yg diatas, “Sebenarnya menurut kepercayaan agama Islam, adalah salah kalau mengatakan Islam adalah sebuah agama yg didirikan oleh nabi Muhammad”, tapi kebanyakan umat islam bahkan uztad dan Kiai tidak memiliki pemikiran yang sama dengan anda.

    Ada sebuah buku yang pernah saya baca (maaf saya lupa judul dan siapa pengarangnya) yang dalam tulisannya mengatakan bahwa Al-Quran diturunkan setalah 100 tahun kematian Muhammad. Jadi dapat dikatakan bahwa Al-Quran hanyalah tafsiran atau hasil pemikiran manusia yang dituangkan ke dalam sebuah kitab (buku), jadi sebenarnya Al-Quran ini tidak murni atau bahasa indonesianya it’s not pure karena sudah ada intervensi dari pikiran-pikiran manusia.

    Anda mengatakan, “Islam sudah ada sejak dahulu, sejak manusia pertama ada di bumi ini. Nabi Muhammad bukanlah pendiri Islam, melainkan penutup para nabi. Jadi sebelum nabi Muhammad telah ada banyak nabi2x yg lain yg juga mengemban amanat Tuhan untuk menyebarkan ajaran agama dari Tuhan.” Yang saya ingin tanyakan adalah apakah benar ajaran yang dijalankan oleh nabi2x sebelumnya itu adalah ajaran islam (agama islam)? Apakah manusia pertama itu adalah penganut agama islam? Itu hanyalah hasil pemikiran umat islam sendiri yang mengaku bahwa manusia pertama itu adalah umat islam,,, buktinya apa?

    terima kasih sebelumnya…..

  55. Maulana
    Februari 6, 2009 pukul 4:10 AM

    “Dalam konsep Islam, manusia lahir ada yg kaya, miskin, sehat, cacat, semua adalah ujian bagi manusia. Dan karena ujian yg berbeda-beda itulah kehidupan bisa berlangsung.”
    Dalam konsep islam dikatakan bahwa dosa atau azab kedua orang tua tidak bisa diturunkan kepada dan ditanggung oleh anak-anaknya. Kalo dipikir, kenapa sebagian manusia lahir tidak sempurna (bayi yang cacat), yang saya ingin tanyakan kenapa bisa demikian? Apakah bayi yang lahir tersebut berdosa atau bagaimana? Kalo tuhan anda bijak, tentunya tidak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan umatnya, apalagi seorang bayi yang nyata-nyatanya secara mental dan fisik tidak mampu untuk berbuat apa2.
    Sepengetahuan saya bayi yang lahir adalah manusia yang belum mempunyai dosa. Bisa kah anda menjelaskan dalam konsep islam? Dalam konsep hindu, ini disebabkan karena hasil perbuatannya pada kehidupan yang lalu.

  56. andy
    Februari 14, 2009 pukul 7:36 AM

    Untuk X.O.X.O anda harus tau arti islam itu apa ……….klo udah tau anda pasti mengerti jawaban yang anda tanya itu….tanks salam

  57. garong
    Februari 16, 2009 pukul 10:03 AM

    Iya mas rkh, ini blog yang bagus.

    Pemahaman saya jadi bertambah setelah membacanya.

    Awalnya tidak sengaja, saya mencari tambahan pengetahuan karena pasangan(pacar) saya beragama hindu.

    Saya sedang mencari petunjuk untuk kami b2, gmn baiknya.

    Banyak pelajaran yang bisa didapat di sini, namun saya sendiri masih bingung dimulai dari manakah seharusnya perjuangan saya.

    kiranya mas rkh bisa memberi masukkan

  58. put
    Maret 5, 2009 pukul 6:27 AM

    Om swastiastu, ( semoga semua berbahagia dalam lindungan tuhan)
    saya klarifikasi satu hal saja dari agama hindu. Memang benar ada semacam jihad yang dilakukan oleh Arjuna sesuai perintah Kresna (perwujudan tuhan kebumi saat terjadi kiamat). Tetapi jihad disini maksudnya memerangi musuh-musuh yang membahayakan Arjuna dan saudaranya “Panca Pandawa” dalam perang brata yudha itu dimaksudkan untuk memerangi musuh – musuh untuk bertahan hidup. Bukan untuk sembarang memerangi umat lain. semoga sedikit klarifikasi ini menyadarkan Semua yang mau mengikuti perjalanan amrozi, Cs. ALANGKAH INDAHNYA DUNIA INI DENGAN PERDAMAIAN.
    OM SANTI, SANTI, SANTI OM (Semoga damai didunia, damai diakherat dan damai selalu dalam lindungan Hyang Widhi Wasa)

    rkh :

    Halo mas Put.. 🙂

    Pendapat anda baik, tapi sebenarnya tidak perlu klarifikasi itu, karena saya juga sependapat dg anda bahwa Jihad dari Arjuna atas perintah Kresna itu memang adalah “Jihad” yg sebenarnya, jihad membela kebenaran dan melawan kejahatan. Seperti itu jugalah salah satu jihad yg diajarkan dalam Islam. Tidak ada perbedaan di Hindu maupun di Islam.

    Tentang apa yg dilakukan Amrozi cs, hanya Tuhan yg paling tahu benar salahnya. Saya pribadi juga tidak mendukung apa yg mereka lakukan dg mengebom Paddis Club, meskipun mereka kemudian juga menjadi alat fitnah bagi “dunia barat” dalam kasus pengeboman Sari Club dg korban ratusan orang itu yg sebenarnya dilakukan oleh agen2x CIA & Mossad (kalau anda adalah orang cinta damai yg cinta kebenaran, anda dapat mencari data2x penelitian pihak2x netral ilmuwan2x barat tentang penemuan ini). Amrozi cs sampai dihukum mati juga tidak pernah mengakui telah mengebom Sari Club yg membunuh lebih dari 300 orang itu. Itu adalah fitnah yg menjadi alat politik pemerintahan Bush dalam menebarkan terror-nya pada dunia.

    Bagaimanapun anda tidak bisa mengatakan bahwa Jihad yg diajarkan Islam adalah untuk sembarangan memerangi umat lain. Amrozi cs tidak mewakili umat Islam & ajaran Islam secara umum dalam aksinya itu. Seperti juga anda tidak setuju kan kalau umat Hindu di India yg memerangi dan membunuhi umat Islam di sana dikatakan mewakili ajaran jihad Hindu untuk memerangi umat lain? 🙂

    Jadi saya kira sudah clear, dan kita bisa punya pandangan yg sama di sini.. 🙂

    Semoga kedamaian senantiasa menyelimuti bumi kita ini. Amin.

    Terima kasih.

  59. Maret 12, 2009 pukul 12:55 AM

    wahai manusia dan jin tidaklah aku menciptakan hanya untuk menyembahku (beribadat padaku)

    refer pada syahadat:-
    aku naik saksi bahawa tiada tuhan melainkan Allah dan nabi Muhammad pesuruh Allah…

    agma lain memang ya menyuruh kepada kebaikan tetapi hanya Agama islam yg terbaik tidak ada persamaan dalam ibadat….agama lain hanya menyembah lebih dari satu (Allah)..itukan namanya syirik kok ya jatuh murtad ya nggak??

    fikir2 kan dan kaji tentang Islam lebih mendalam pergilah blaja bersama kiai2 yg mashur ya pak ya buk 🙂

    rkh :

    Halo pak anti-murtad.. 🙂

    Benar, kita semua harus terus belajar, karena dg itu lah pikiran kita akan terbuka dan tidak fanatik buta terhadap keyakinan sendiri..

    Pendapat anda benar, bahwa banyak umat agama selain Islam menyembah lebih dari satu Tuhan, yg menurut anda mestinya hanya satu Tuhan seperti yg diajarkan Qur’an.

    Ya, mungkin memang itu tidak benar, tapi apa yg dilakukan umat suatu agama ternyata tidak selalu sama dg yg diajarkan agamanya melalui kitab suci-nya. Nah, kalau ternyata dalam kitab suci mereka ternyata terdapat ajaran yg sama dg di Islam, misalnya tentang menyembah Tuhan yg satu, bagaimana menurut anda..? Pemikiran itulah salah satu yg coba saya kembangkan di sini. Kalau anda sudah mampu berpikir sampai ke sana, insyaallah pemikiran anda juga akan lebih terbuka dan insyaallah akan dijauhkan oleh Allah dari sikap fanatik yg berlebihan dalam beragama.

    Terima kasih.

  60. orang_nanyak
    Maret 13, 2009 pukul 2:03 PM

    bisa nggak semut bikin rumah? bisa, tapi gak kayak rumah manusia. kenapa? otaknya beda. kenapa gak belajar ke universitas? karena otak semut gak bisa nrima HAL-HAL YANG TERLALU LUAR BIASA BAGI MEREKA kayak kalkulus.

  61. firdaus
    Maret 20, 2009 pukul 8:10 AM

    alhamdulillah bertambah deh ilmu aku
    syukron banget dah,,jazakallah,,,
    kayaknya benar deh apa yang dikatakan oleh mantan
    Presiden kita yang kiyai itu,yang mengatakan bahwa semua agama itu benar

  62. andang
    Mei 30, 2009 pukul 8:33 PM

    manntaaaabb pak rkh..
    membahas dgn ilmu,logika,sumber2 yg jelas&relevan..
    jd ingat ceramah ust,aam amirudin di bandung..
    saya terbang di papua..andai bs dakwah seperti anda..
    wassalam

  63. linggawardanasahajakers
    Juli 9, 2009 pukul 3:57 AM

    om swastyastu..
    wow ..banyak debat yang terjadi..dan mudah-mudahan saja menjadi suatu pembelajaran untuk ke depan terhadap agama yang dianut masing-masing serta ditanggapi dengan kepala dingin…
    semakin disadari dengan adanya suatu waktu yang mengalir..maka semakin ada kedewasaan dalam menanggapi suatu permasalahan yang telah terjadi..permasalahan itu adalah suatu kasus tentang pelecehan terhadap agama masing-masing…

    sebagai umat yang menyadari akan karmapala dan dharma maka akan lebih bermakna jika suatu kebaikan dihantarkan kan menjadi kebaikan hasilnya…

    jika disadarkan dharma seorang hindu adalah mengejar dharma itu sendiri dan mengamalkan dharma itu ke dalam setiap dunia untuk mencapai suatu tingkatan hidup tertinggi dalam hindu..yaitu suatu moksa…

    mungkin berat menyatakan bahwa persamaan itu ada dalam ajaran- ajaran ..karena pada dasarnya agama langit dan agama bumi bisa dikatakan berbeda..(tapi itu tidak perlu diperdebatkan lagi)…biarkan berjalan sebagaimana bumi ini berjalan…

    saya pernah mengutip ayat al-Quran..dan pernah membahasnya dalam perbincangan dengan saudara sepupu saya yang kebetulan muslim…begini penjelasannya ..maaf kalau salah…”maka dalam tidurmu yang panjang Allah akan meniupkan suatu percikanNya kepadamu melalui kepalamu dan kau akan menjalani kehidupan kembali bangkit kembali..”(yang pasti ini salah dalam perkataannya tapi intinya seperti itu)..saya lupa dari mana ayat itu….mohon dicari suatu kebenarannya agar bisa kita kembali berdiskusi…ini saya artikan sebagai suatu reinkarnasi…hmmm..jika ditilik diatas agak ada perbedaan yah…

    untuk masalah jihad..saya memikirkan memang ada persamaan dalam Bhagawadgita disana bahwa jihad adalah melawan musuh-musuh kita sendiri…jika kita tau siapa musuh kita saat ini…

    kalau musuh kita manusia beragama berbeda atau kaum yang lain..mungkin bisa ditelaah ke dalam jaman ini, yaitu kebodohan dan kemiskinan bisa diartikan sebagai suatu musuh abadi dari umat manusia…korawa saya anggap sebagai suatu sifat keraksasaan…

    dan sebagai suatu pertimbangan juga…masalah surga dan neraka adalah tidak bisa diucap sebagai suatu kepercayaan dari Hindu sendiri..karena karma pala sebagai suatu tuntunan hidup sudah merupakan guru atau hukum yang sangat diyakini kebenarannya dalam hindu..jika berbuat baik maka hasilnya baik..dan jika berbuat buruk maka hasilnya buruk pula…mohon didiskusikan pada konsep tobat…

    menurut saya sama saja sepertinya…jika dalam tobat menjalani hidup spiritual, jangan dipungkiri ada suatu tahapan-tahapan spiritual yang sangat terjal…itu menurut saya dari karmapala itu…(jika ada penyanggahan silakan)..

    yang saya yakini sama adalah satu…konsep kawulo manunggaling gusti atau mahrifat dan konsep Moksa sebagai akhir dari perjalanan segalanya…

    terus terang saya mendalami juga konsep Sang Aku oleh syeh siti jenar..tapi jangan dipungkiri juga tarekat,syariat,hakikat adalah tahapan-tahapan juga…

    jika ritual tidak dilaksanakan maka sangatlah sulit untuk mendapatkan suatu amalan terhadap moksa itu sendiri…

    di hindu pun ada tahapan-tahapan seperti itu untuk mencapai suatu amalan menjelaskan bahwa aku adalah Sang Aku itu sendiri atau moksa…

    itulah sebagai tujuan akhir..mungkin bisa dikatakan sama (mohon di diskusikan)…

    karena sebagai konsep sederhana…kalau mau ke jakarta boleh lewat laut darat udara..boleh lewat utara selatan barat timur…boleh pelan-pelan asal selamat, boleh cepat-cepat namun berhati-hati..yang pada akhirnya sampai di jakarta..dan jika sampai di jakarta akan kembali menuju suatu kota yang besar penuh sesak macet (alam spiritual)..hmmm..jika sampai ke tujuan maka sampailah ke moksa manunggaling kawulo gusti….

    mari bersama-sama pada abad ideologi ini menjelajah dan menelaah kembali tentang apa yang menjadi warisan-warisan serta pula menerapkannya agar tau bagaimana kebenarannya…

    om santi santi santi om…
    salam gwar…

    mampir ya saudaraku..
    http://linggawardanasahajakers.wordpress.com/
    http://linggahindusblog.wordpress.com/

  64. adehermirad
    Juli 14, 2009 pukul 9:05 AM

    Yang anehnya adalah demikian:

    Hindu konon mengajarkan seorang lelaki boleh mengawini perempuan perempuan sebanyak 4 orang, dan Islampun demikian, namun karena Hindu lebih dulu dari Islam, perlu diteliti apakah islam sebenarnya adalah dari Hindu ?
    Kalau dilihat mana dulu yang ada .
    Apakah nb Muhamad tidak belajar dari Hindu untuk soal yang satu ini ?

    Konon Krishna yang dipertuhan oleh Hindu mempunyai istri 16008 , masya Allah, banyak amat ya ? Cuma kalau Krishna disebut Tuhan tapi kawin, tentunya aneh donk ya ? Masakah Tuhan memilikih syahwat demikian?

    • Shinku
      April 12, 2011 pukul 10:46 PM

      Mas adehermirad,,, saya tidak tahu dimana anda dapat tulisan tentang Sri Krisna yang punya istri sampai 16.008. Tapi memang benar kalau di agama Hindu, seorang lelaki boleh menikahi 4 orang wanita JIKA : ISTRINYA MENINGGAL ATAU TIDAK BISA PUNYA KETURUNAN. Jadi lebih baik anda tidak sekedar melirik tanpa mengetahui kebenarannya. Suksma,,,

  65. Agustus 30, 2009 pukul 5:25 AM

    To Mas RKH

    Assalamualaikum wr. wb

    Butuh 2x (baca: 2 hari) untuk membaca Semua Treahd anda dan jawaban anda diatas, Alhamdulliah ada orang seperti anda yang dapat menjelaskan tentang islam secara bijak, Saya sendiri kadang terbawa emosi dengan perkataan yang kurang baik dalam menanggapi beberapa komentar di blog saya, saya mencoba ingin seperti mas rkh, main – main ke blog saya ya mas.

    Untuk umat Hindu, saya tau persis bagaimana krisis dadakan yang dialami pada waktu pengeboman di Bali oleh oknum islam tersebut (baca : amrozi cs), Mas rkh benar, bahwa menurut pembuktian penelitian mereka (baca :amrozi cs) memang tidak melakukan pengeboman pda sari club(tetapi saya pribadi tidak mendukung aksi mereka), banyak literatur digoogle yang bisa anda temukan. tidak mungkin kita mengambil kesimpulan dari suatu tulisan pendek tentang kronologis pengeboman, karena masalah ini terlalu komplek. berawal dari situ hubungan antara umat islam dan hindu khususnya dibali sangat kronis (baca :buruk) adanya saling curiga dan adanya saling sindiran (baca: ejekan) yang sempat membuat hati kami sakit, tetapi apa yang hendak dikata ? disitulah letak sisi kemanusiaan manusia.

    Menurut hemat saya, konsep dan penjelasannya sudah gamblang dijelaskan oleh mas rkh, yaitu kembali kepada kitab sucinya. Tetapi kadang pula mereka (baca: pendebat dari hindu) di tempat lain (baca: blog, milis, web, forum) menyodorkan beberapa ayat AQ yang mereka anggap sebagai tindakan kekerasan yang diwahyukan oleh Allah (baca: ayat – ayat perang kepada kafir) dipolitisir sedemikian rupa sehingga menimbulkan fitnah bahwa ajaran islam adalah ajaran teror (baca : Allah Muslim cepat marah, dan suka membunuh kafir), bagaimana hati kami tidak sakit? bagaimana mereka menyajikan pemikiran yang tidak proposional ? padahal 13th Nabi Muhammad menerima cacian dan makian baik lahir maupun batin, yang tentu mereka (baca: pendebat dari non muslim) mengetahui juga, tetapi mereka menyembunyikannya. Hal ini yang mendasari mereka (baca:pendebat non muslim) mengatakan bahwa Dasar dari Kitab suci Umat islam adalah Teror! maka tindakannya (baca:umat islam) pun tidak terlepas dari kitab sucinya (baca : teror). Semoga pemikiran yan seperti ini tidak berkembang seperti Jamur. karena ini sungguh keji dan mungkar disebabkan tidak proposional dalam mengambi kesimpulan.

    Mungkin dengan andanya persamaan ini (baca : Konsep Hindu dan Islam), saya berharap agar tidak adalagi fitnah terhadap Nabi Kami (baca : Muhammad SAW) dan kepada Islam.

    Salam

  66. September 17, 2009 pukul 5:49 PM

    Dari mana pun sudut pandangnya, jika manusia bisa hidup berdampingan dengan harmonis tentu kedamaian akan menyelimuti segenap semesta 🙂

  67. hafiz
    September 29, 2009 pukul 9:13 AM

    Alhamdullilah…..

    didalam kegawatan moral dan sosial di akhir zaman ini masih ada yang berusaha untuk cuba kebenaran yang hakiki. Taniah saudara rkh teruskan usaha saudara.

    wassalam.

  68. September 30, 2009 pukul 3:50 PM

    Kurang tepat kalau dibilang sama, lebih tepat jika dibilang mirip … kurang bijak jika anda menyamakan agama hanya karena ada beberapa ajaran yang isinya sama …

    Hindu ajarannya universal, jika ada yang sama dengan Islam ya wajar saja, jangan heran juga jika ada yang sama dengan Kristen atau Buddha yang merupakan salah satu awatara.

  69. komang
    Oktober 4, 2009 pukul 6:15 AM

    tidak masalh engkau agama apa…
    yg penting berbuat baiklah kepada seseorang….
    maka dunia inipun terasa seperti di sorga..
    jangan hanya bicara…
    berbuatlah yg baik….
    mari kita bantu sodara2 kita yg terkena bencana….
    walaupun “Mereka” di anggap penjahat,kafir,zionis,dll setidaknya merekalah yang pertama yang membantu kita saat terjadi bencana…
    wlaupun mereka membantu kita mungkin dengan maksud tertentu, setidaknya mereka membantu daripada “orang yang hanya mampu bicara” orang yang menderita membutuhkan pertolongan tangan, bukan omongan………..
    menilai orang jangan dari mulutnya tapi dari perbuatanya…

    Damai itu indah…

  70. arum
    Oktober 4, 2009 pukul 11:23 AM

    klo benar umat hindu percaya reinkarnasi bisa di jelaskan gak di kehidupan sebelumnya anda mnjadi apa/siapa ??

  71. Oktober 5, 2009 pukul 6:21 AM

    Hai sala Kenal Mas RKH

    Saya telah membaca sebagian isi artikel Bapak dan komentar para pengunjung Blog ini. Saya salut atas kedalaman kajian yang Bapak Punya, sementara ini saya masih membaca dan berusaha memahami arah dan pola pikir Bapak dan para komentator, sebelum saya mengomentari lebih jauh. Sebab isu seperti ini sangat rentan SARA. Selamat berdebat yang Sehat !!!

  72. mpuyeng
    Oktober 13, 2009 pukul 4:52 PM

    Semua kitab suci pada dasarnya adalah sejarah perjalanan spiritual dari para orang suci /Nabi. Itulah petunjuk2 yang semestinya kita ikuti. semua kitab suci menjelaskan tentang berisi petunjuk untuk mengikuti jalan lurus dan jalan terang yang kalau kita resapi itu tidak lain adalah: cahaya/nur yaitu cahaya kebenaran dari Yang Maha Suci (Tuhan). Banyak jalan untuk dapat mencapai itu bisa lewat petunjuk dari Qur’an, Weda,Injil, Tri Pitaka, dll. yang kalau kita sudah bisa menemukan cahaya kebenaran itu, maka kita tidak akan pernah memperkarakan isi yang ada dari petunjuk tsb,karena di sanalah kita akan sadar dan bisa membuktikan sedikit saja tentang kesempurnaan Tuhan yang Maha sempurna (bukan karena didogma). Keyakinan dan keimanan jangan saling dihina dan diperdebatkan, saya umpamakan memperdebatkan tentang Tuhan dengan paham atheis yang sudah jelas tidak percaya adanya Tuhan, sehingga tdk akan pernah ketemu. Untuk semua pengikut keimanan apapun, marilah kita hidup damai, saling menghormati, menjaga kerukunan, persaudaraan antar manusia, karena kita diciptakan oleh sumber yang sama yaitu Tuhan. Marilah kita mencari jalan terang Tuhan dengan keyakinan kita masing2, semoga cahaya suci itu senantisa kita dapatkan dalamkehidupan ini.

  73. November 4, 2009 pukul 7:52 AM

    Tuhan banyak membuka pintu-2 kebenaran, ketuklah salah satu pintu kebenaran dgn kekuatan imam

  74. komang hariyoko
    November 10, 2009 pukul 2:54 PM

    kalki agama hindu akan diturunkan pada akhir kaliyuga bukan awal kaliyuga.

  75. wayan supartha
    November 19, 2009 pukul 7:52 AM

    RKH yg baik

    Dari beberapa tahun yang lalu saya punya pendapat: semua agama mengajarkan hal yang sama, tetapi yang berbeda adalah budayanya. Maaf…saya blum melakukan penelitian ilmiah, dan pendapat itu baru kesimpulan sementara.

  76. supplier...
    Desember 13, 2009 pukul 4:47 AM

    sebuah adagium dalam pustaka veda :

    “apa yang ada di tempat lain pasti ada disini (veda), tetapi apa yang ada disini (veda) belum tentu ada di tempat lain”

  77. Januari 7, 2010 pukul 1:14 PM

    mas mpuyeng yts kata 2 anda sangat bijak matur nuhuun

  78. td
    Januari 13, 2010 pukul 9:20 AM

    gambaran pusaran kaabah di banner blog ini sungguh indah, sangat indah

  79. panembahan
    Januari 26, 2010 pukul 2:53 PM

    salam saudara-ku semua,
    tulisan (analisis?) saudara rkh sungguh menarik dan mendebarkan dan saya sangat senang dengan pribadi2 yang berani “keluar” dari kelaziman mengagumi tuhan, sekaligus prihatin masih banyak saudara2 kita yang melihat secara berdasarkan buku (kitab) dan cerita turun-temurun mengenai gusti dan para nabi. saya kadang2 berpikir nakal: manusia selalu mengadakan aksi bohong sepanjang abad dan peradaban, apa jadinya kalau tulisan dan cerita turun temurun itu ternyata bohong juga?… saya yakin setiap manusia punya pengaaman spiritual dengan gustinya masing2, baik menurut (secara saya ngeh) cara sumeria, cara yahudi, cara muhammad, cara yesus, cara budda, cara lenin, cara mbah kromo, dst… tetapi jarang yang mempunyai pengalaman spiritual dalam artian “roh” yang bekerja. biasanya sih dengan cara akal-budi-sehat-logika, sehingga ketika salaing berbagi maka yang didapat adalah debat-kusir-andong belaka. itu menyedihkan…. tetapi jika dikerjakan dengan bahasa spiritual, bukankah semestinya yang terjadi adalah hal2 mentakjubkan masing2 pribadi yang menerima pengalamannya yang berbeda antara satu dan lainnya?? ….eehh… ngemeng2… coba deh telusuri sejarah jawa, yang ternyata sudah ada jauuuuhhh sebelum semua agama itu bermunculan… (in fact: setiap suku bangsa di bumi ini punya gusti-nya masing2 yang memuaskan spiritual masing2)… termasuk misalnya menjelaskan kenapa candi inca-maya yang tua dan dahsyat itu gakada beda dengan candi sukuh dan tetangga2nya yang jauh lebih tua umurnya, kenapa candi borobudur tidak di india tapi di magelang, kenapa di jawa banyak candi yang disembunyikan bahkan dihancurkan secara “sistemik” dan “dogmatik”, kenapa orang india dan cina dulu belajar budda (budi) di jawa-dwipa… mari kita luaskan wawasan kita: GUSTI MEMANG DAHSYAT !

  80. wira hadi wibawa
    Februari 14, 2010 pukul 4:53 PM

    maaf ..
    saya tidak bgtu mengetahui banyak tentang agama .. baik agama hindu, maupun islam ..
    yang saya tahu hanya Tuhan maha sgalanya …
    semua berasal dari beliau .. dan saya ingin dekat dengan beliau .. melalui agama saya …
    menurut saya , kita tidak pantas untuk memperbatkan beliau … beliau yang maha kuasa …
    jangan lah mmperdebatkan Tuhan ..
    kita jalani saja agama kita masing masing …
    jangan persuasif untuk mencari agama mana yg pantas , dan yang paling baik .. toh umat kita masing2 tidak semuanya suci baik dan bersih .. kita sama, yakni manusia ..
    semua agama sama, menyembah beliau, tetapi dengan cara yg berbeda ..

    skali lg maaf ,, saya tidak tahu apa2 .. yang saya tahu , manusia wajib bersembah kepada beliau dgn ikhlas tulus tanpa memandang agama dan keyakinan masing2 …

  81. Februari 16, 2010 pukul 11:07 AM

    saya hanya ingin mengatakan bahwa : JIKA ANDA INGIN MENCARI TEMAN/SAHABAT CARILAH PERSAMAANNYA, TAPI JIKA ANDA INGIN MENCARI MUSUH..CARILAH PERBEDAANNYA..,
    mungkin setiap orang ingin hidupnya damai tentram..tidak ada permusuhan tidak ada peperangan..
    mengenai Ketuhanan/Agama.. menurut saya sendiri, apapun penilaian tentang Tuhan oleh manusia..itu smua adalah penggambaran manusia.. seperti Tuhan Maha Esa, Tuhan Maha Penyayang, Tuhan Baik, Tuhan melarang umatnya berbuat jahat dll, itu smua adalah penggambaran manusia tentang Tuhan. jika Tuhan penyayang kenapa ada umat manusia yang menderita selama hidupnya? jika Tuhan tidak suka orang jahat kenapa didunia ini ada orang jahat? dsb…
    …peace…

  82. anak manusia
    Februari 20, 2010 pukul 4:24 PM

    mari giatkan dakwah kepada saudara non muslim…
    kalau perlu adakan diskusi-diskusi seperti Dr Zakir Naik..
    MUI perlu membuat statiun TV..
    Alhamdulillah..

  83. anak manusia
    Februari 20, 2010 pukul 5:00 PM

    jika hindu benar, maka umat islam tidak rugi toh ada reinkarnasi(jika hindu benar maka reinkarnasi ada)

    jika islam benar, maka umat hindu rugi(jika islam benar, maka konsep reinkarnasi hindu tidak benar)

    mungkin prasangka umat hindu akan reinkarnasi dapat terwujud..

    hal ini dapat terwujud jika sampai meninggal mereka masih menyekutukan Allah dengan DEWA2..

    mereka yang menyekutukan Allah dikabarkan akan selamanya di neraka..

    salah satu hukuman di neraka yaitu dihukum sampai mati kemudian dihidupkan lagi kemudian dihukum lagi sampai selamanya…

    islam lebih tegas dalam konsep Yang Maha Tunggal, umat islam memohon segala sesuatu kepada Yang Maha Tunggal..

    islam lebih tegas dalam hal mana yang mleecha mana yang bukan,

    sedikit cerita, kmarin2 saya pernah komen di blog orang hindu, saya tanya bagaimana agama selain india, ternyata jawabnya agama selain india itu mleecha(dia memberi contoh islam)

    • irwan
      April 30, 2010 pukul 8:56 PM

      “jika hindu benar, maka umat islam tidak rugi toh ada reinkarnasi(jika hindu benar maka reinkarnasi ada)

      jika islam benar, maka umat hindu rugi(jika islam benar, maka konsep reinkarnasi hindu tidak benar)”

      setuju sekali pemikiran yang menggugah hati saya untuk berpegang teguh terhadap apa yang saya yakini benar.

      untuk menepis perbedaan dan menjaga ketrentraman/perdamaian saya juga berpegang teguh dengan hadits Rasulullah S.A.W. “Bagiku Agamaku – Bagimu Agamamu”

  84. muhammad zaman
    Februari 25, 2010 pukul 4:38 PM

    assalamualaikum salam kenal ikhwan rkh subhanallah betkat ikhwan ilmu ane bettambah lagi and mengetahui beberapa ilmu mengenai kesamaan kitab kitab ajaran hindu dan islam

  85. tyan asry
    Maret 14, 2010 pukul 5:47 AM

    syukur alhamdullilah & makasih buat anda…..teruskan usaha anda. sememangnya saya byk mempelajari byk ilmu dari blog anda….
    semoga hidup anda dirahmati dan di berkati…amin

  86. Maret 30, 2010 pukul 6:11 AM

    makasih..video2 nya banyak banget

  87. ahmad
    Mei 4, 2010 pukul 2:07 PM

    askum

    mas izin copas ya….

    wasalam

  88. Mei 22, 2010 pukul 6:31 PM

    Salam kenal, RKH. Dari saudara Anda sesama muslim. 8)

    Hmm…, saya juga pencari kebenaran (bukan pencari “kebetulan”). Saya senang membaca blog Anda, tapi butuh waktu untuk membaca comment yang rata-rata berisi “bantahan” yang sama terhadap artikel Anda.

    Sebab itu, saya ingin menyumbangkan sebuah pemikiran yang mungkin berguna dalam mensuplai “nutrisi” kebutuhan akal para pembaca. Tidak banyak yang akan saya sumbangkan, hanya dua point saja.

    Point pertama, masalah Jumlah Tuhan
    Hal yang sangat penting dalam inti ajaran suatu agama adalah dalam masalah Konsep Ketuhanan (Tauhid). Dan konsep ini harus logis (dapat dicerna oleh akal). Jumlah Tuhan adalah satu! Dan kebenaran tentang pernyataan seperti ini bisa dianalogikan (dipermisalkan) dengan keadaan permasalahan kehidupan kita sehari-hari. Misalnya, Berapa jumlah presiden dalam satu negara? Berapa jumlah ketua dalam suatu organisasi/perkumpulan?

    Jawabannya tentu saja, satu. Bagaimana jika jumlahnya lebih dari satu? Tentu saja, hal itu tidak mungkin (tidak masuk akal). Karena negara atau organisasi/perkumpulan tersebut tak akan pernah terbentuk. Mengapa? Karena masing-masing pihak akan saling menyerang (bentrok). Tak ada kedamaian, yang akhirnya negara/organisasi itu “tidak ada” atau “tidak terbentuk”.

    Bagaimana jika dalam alam semesta ini ada lebih dari 1 tuhan? Tentu saja, alam semesta ini tidak akan pernah teratur seperti yang pernah Anda lihat setiap hari, atau bahkan tidak tak akan pernah ada. Matahari tidak akan terbit teratur pada lintasannya setiap hari. Dan bumi bebas berekspresi dalam berotasi dan berevolusi. Atau mungkin garam bisa berubah-ubah rasanya.

    Jadi, berpikirlah yang logis tentang konsep ketuhanan!
    Hanya ada satu raja dalam kerajaan. Sejarah tidak pernah mencatat ada 2 raja atau lebih dalam suatu kerajaan. Jadi, sangat “TIDAK LOGIS” jika ada yang beranggapan bahwa Tuhan itu lebih dari satu. Sementara alam semesta ini adalah kerajaan-Nya. Tuhan itu satu! Dialah Yang Maha Raja. Dia yang mengatur alam semesta ini, hingga segala peristiwa/kejadian menjadi teratur. Ada musim semi dan gugur secara bergiliran. Ada siang yang selalu dibuntuti oleh malam. Ada ikan air asin yang rasanya tidak ikut-ikutan asin. Jelasnya, Tuhan adalah Dzat Yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Dialah yang mengatur segala sesuatu dengan penuh perhitungan. Dan konsep ketuhanan tidak pernah mengenal istilah “oposisi” (saingan). Karena Tuhan adalah sesuatu yang mutlak (absolute), dan tidak terpengaruh oleh faktor apapun!

    Point kedua, Everything is God (Segalanya adalah Tuhan) atau Everything is God’s (Segalanya adalah Milik Tuhan)?
    Salah satu di antara kedua statement tersebut bisa dipatahkan dengan analogi sebagai berikut.

    Seorang koki membuat dodol, es campur, dan jus buah.

    Jika kita menggunakan statement yang pertama Everything is God (Segalanya adalah Tuhan), maka ini mirip dengan orang yang berkata: “dodol adalah si koki itu sendiri, es campur adalah si koki itu sendiri, dan jus buah adalah si koki itu sendiri.”

    Apakah pernyataan seperti itu bisa diterima? Tentu saja, tidak! Statement Everything is God berusaha menyamakan antara “ciptaan” dengan “Pencipta”. Dan itu tidak mungkin terjadi. Sama halnya dengan seseorang yang ingin “menyamakan” antara dodol dengan pembuatnya, antara es campur dengan pembuatnya, atau antara jus buah dengan pembuatnya.

    Dan yang benar adalah jika kita menggunakan statement “Everything is God’s”. Dan hal ini sangat logis. Di sini terdapat pembatas yang jelas antara “ciptaan” dan “Pencipta”. Dan hal ini seperti orang yang mengatakan, “dodol adalah buatan (milik) si koki, es campur adalah milik si koki, atau jus buah adalah milik si koki.” Apakah ini kurang logis? Tentu saja logis, si koki tersebut adalah sama sekali berbeda dengan dodol, es campur, dan jus buah buatannya.

    Ketahuilah, bahwa kreativitas bukan hanya milik manusia. Tuhan adalah Dzat Yang Maha Kreatif (Maha Pencipta).
    Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia. (QS. Yasin: 82)

    Kebenaran itu sudah sangat jelas, kecuali bagi mereka yang tidak menginginkannya.

  89. kacong musthapa
    Mei 23, 2010 pukul 1:50 PM

    semakin menambah keyakinan diri yg sangat minim informasi!!dahsyt ikhwan!!smg semakin jaya!

  90. putut rizani
    Mei 28, 2010 pukul 12:04 PM

    memang perdebatan sering m’buat panas kepala..
    tp tanpa perdebatan,qt akn selama nya terkungkung dlm kebodohan…
    ingat 1hal=bagimu agama mu,bagi ku agama ku!!
    taat lah dlm agama masing2..!!
    jangan ragu kan agama mu,tp tanyakan hati mu…!
    APAKAH YG KITA SEMBAH SAAT INI ADLH BENAR2 TUHAN???.
    saya tdk pernah ambil pusing dgn agama orang lain,karna bagi saya islam adlh agama saya!!yg saya pusing adlh saat qt mulai sibuk dgn urusan orang lain!!
    yakinilah agama yg kau anggap benar saudara2ku!!
    tp jgn lah qt berhenti utk mencari tuhan yg benar2tuhan!!
    tuhan itu kuasa atas segala nya dan tdk akan pernah sama dgn makhluk apapun di bumi NYA..

    wassalam

  91. Juni 20, 2010 pukul 10:55 AM

    >>>>>> semua agama pada hakekatnya sama tujuan…. cuman cara kita yang mengartikan penuh versi……. <<<<<<<
    maksud saya, semua agama punya kewajiban, cara, kitab, atau apalah…. tapi tujuannya satu… neraka-surga cuman ada satu…. satu tempat…… satu alamat….. satu akhiran….,,, satu tujuan….. satu tafsiran…..
    ingatlah sahabat,,,,…….. tuhan selalu ada buat kita….. jangan perdebatkan asal-usul….. perdebatkanlah,,, kemana kita pergi setelah kehidupan ini…. apa yang tlah kita capai di kehidupan ini<<<<
    terakhir,,,,, tuhan ada kalau kita yakin dia ada….. tuhan itu adalah hati kita…..

  92. Ketut
    Juni 26, 2010 pukul 3:40 PM

    Hehehehe… salam untuk truth seeker semuanyah… langsung aja ya ikutan. Saya pemeluk hindu dan pernah mempelajari banyak agama lain sebelum akhirnya kembali ke hindu karena menurut saya lebih cocok dengan keyakinan saya, bukan berarti agama lain salah atau jelek, rumit untuk dibicarakan dan sensitif. Menurut saya ajaran agama adalah tuntunan untuk kebaikan semua umat yang manapun anda anut dengan yakin dan baik, jangan pernah merasa salah atau bingung percayalah tuhan maha tahu segalanya. saat alam semesta diciptakan hingga akhir nanti semuanya sudah sempurna tanpa cela. Intinya jalan terbaik dengan menjalani hidup ini dengan taat pada kebaikan secara umum (kalo kebenaran nanti relatif pula 🙂 agama apapun tidaklah ada yang susah menurut saya, jadi susah kalo dengerin sana sini jadi dibuat susah deh. bukan karena agama jadi masuk surga (ini keyakinan saya, jangan ditiru hehehe…) Jika saja anda mau anda dapat melihat tuhan dimana saja dan mendapat tuntunannya tanpa kitab apapun nantinya…
    Sebagai penutup saya… Tuhan saya tidak pernah memihak apapun, siapapun, kapanpun, dimanapun dan bebas dari pengaruh ciptaannya, karena sudah ada suatu sistem yang berjalan mengatur semua kehidupan ini secara alamiah sejak dari awal… Salam, buat yang punya blog anda tidak salah …. 🙂

    salam hormat

  93. weduz wise
    Agustus 1, 2010 pukul 10:35 AM

    dari tulisan diatas sebenarnya persamaan ga usah jauh2 dari india, jika kita menilik disekitar kita atau malah kita juga melakukan ritual2 yang dilakukan gama Hindu… Mungkin mereka menganggap BUDAYA, tapi Islam bukan agama BUDAYA… Seperti 7hari, 100 hari dst…. itu budaya Hindu dan Budha yang masuk ke sel-sel masyarakat Indonesia….Jika digali lebih dalam maka akan seperti tulisan yang bapak jabarkan… jika segalanya Milik ALLAH maka hal tersebut tidak usah dilakukan…. ISLAM merubah budaya ARAB yang pada saat itu jaman jahiliyah…..bukan Islam menjadi budaya… hehehehe…. semoga Allah merahmati orang2 Muslim dan Orang2 berTaqwa……

  94. denayu
    Agustus 6, 2010 pukul 3:54 AM

    jazakallah mas rkh…nulis lagi ya..

  95. Agustus 18, 2010 pukul 1:57 AM

    Materinya menarik…untuk menelusuri esensi satu agama memang bisa dikaji melalui Kitab Sucinya dan asal muasal Kitab suci tersebut sampai keakar-akarnya, baik dari segi bahasa atau temuan-temuan pendukung masa sesudahnya.
    Al-qur’an : dari awalnya menggunakan bahasa Arab, bisa diakses oleh semua manusia, bisa dibaca dan dipelajari dengan rinci, diterjemahkan oleh semua bahasa dunia dan tetap terjaga kasliannya karen diterjemahkan langsung dari bahasa arab dan bukan antar bahasa.
    Injil : memang bisa diakses oleh semua manusia, tetapi dari segi keasliannya masih diragukan karena bahasa aslinya yang katanya bahasa ibrani tidak bisa ditemukan oleh manusia awam, sehingga terjemahannya antar bahasa, yang bisa menyebabkan bias.
    Kitab Weda dan lainnya : Jelas belum bisa diakses oleh semua manusia, dan pengetahuan agama hindu yang diperoleh umat hindu ybs hanya berasal dari Pendeta, sehingga pengetahuan agamanya jadi terbatas.
    Dengan demikian keputusan agama ada pada masing-masing manusia sesuai apa yang diterimanya dari orang tuanya, gurunya, lingkungannya, dsb, dan tidak perlu adanya pemaksaan. yang ada hanyalah pencerahan dengan akal sehat…sampai manuasia itu tahu bahwa apakah agamanya yg dianut selama ini benar adanya.
    ISLAM adalah agama manusia dan ALLAH yang menjaganya!!

  96. Agustus 23, 2010 pukul 4:53 AM

    by jabon

    saya juga sangat terkejut setelahsya membaca artikel yang sebelumnya … saya sangat tertarik membaca yang selanjutnya ..?/
    apakah masih ada kelajutanya ..?

  97. Tunggul
    Agustus 27, 2010 pukul 2:09 AM

    Sangat setuju, jangan kita menghakimi Ciptaan Tuhan untuk urusan keyakinan, kalau kita sendiri tidak mau dihakimi nantinya di akherat. Jangan memaksakan orang lain masuk ke kayakinannya dan jangan melarang orang pindah keyakinan, karena itu sudah panggilan bathinnya dan dia memandang akan mendapat kedamaian di keyakinan yang diyakininya. Masalah dosa setiap kitab suci sudah mengajarkannya hukumannya nanti dihari penghakiman, jangan protes kalau nanti kalau yang kelihatannya banyak dosa malah masuk sorga sementara yang kelihatannya orang yang paling baik di dunia malah masuk neraka itu hak Pencipta Yang Maha Mengetahui. Setuju baca semua kitab suci sebagaimana orang menimba ilmu membaca semua tex book yang benyaknya seperpustakaan, kenapa cuma baca 5 s/d 7 kitab suci dari berbagai agama sebagai ilmu pengetahuan sepertinya dilarang-larang, apa yang ditakuti. Setiap manusia percaya bathinnya, rohnya, jiwanya dilindungi Tuhan Yang Maha Kuasa, tidak akan tersesat yakini itu dengan Iman.

  98. Agustus 29, 2010 pukul 5:37 AM

    Subhanallah..
    Alhamdulillah saya bertemu dengan blog ini. Ada banyak pelajaran yang bisa saya ambil sebagai bahan diskusi saya dengan keluarga besar di Bali.
    Jazakallah khair..

  99. Monika
    September 11, 2010 pukul 1:33 PM

    Saya harap dengan tulisan ini jangan sampai membuat publik salah kaprah..
    Artinya setelah membaca tulisan diatas, jangan sampai banyak orang malah bertanya, berarti yg mana duluan??
    Islam yang mengikuti Hindu atau Hindu yang mengikuti Islam..
    Intinya dari tulisan ini adalah banyak hal2 yg ada di Kitab Hindu jg ada di Kitab Islam..
    Begitu kan??

  100. Monika
    September 11, 2010 pukul 1:42 PM

    Sekilas saya membaca pesan2 yg singkat dr teman2 diatas, saya tertarik dengan kata2 “Menyekutukan Allah dengan Dewa2”..Itu maksudnya apa ya??

    Sekedar pengetahuan saja. Dalam kitab umat Hindu disebutkan bahwa “Tuhan hanya satu, tetapi orang bijaksana menyebutnya dengan banyak nama” artinya..Tuhan dalam agama Hindu hanya satu..Dewa itu adalah sebutan Tuhan dalam bentuk lain, misalnya saat Tuhan menciptakan alam semesta Beliau disebut Dewa Brahma, saat Tuhan memelihara alam semesta Beliau disebut Dewa Wisnu..

    Jadi, maksudnya disini, umat Hindu tetap memiliki satu Tuhan yang kami sebut dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (ISHWW). Dewa hanyalah sebutan Tuhan pada saat Beliau melakukan tugasnya dan Dewa2 merupakan pancaran sinar suci dari Tuhan.

  101. go_blog
    September 24, 2010 pukul 9:19 AM

    Pada awalnya, semua agama yang diturunkan oleh Tuhan ke dunia ini mempunyai satu inti, TAUHID!
    Untuk selanjutnya, inti agama itu mulai rusak karena manusia mulai menuhankan sesuatu yang ada di dunia ini.

  102. September 25, 2010 pukul 5:14 PM

    saya sebagai agama hindu,mengucapkan bnyak terima kasih!
    karna dengan BLOG ini orang-orang jadi mengenal agama HINDU lebih dekat!!!

  103. Oktober 3, 2010 pukul 12:30 AM

    Thanx ya.. saya menghargai bangat karya ini.. Jika tidak keberatan, di manakah saya bisa memperoleh tulisan karya beliau? Tetapi saya ini orang malaysia..

  104. Andrew
    November 14, 2010 pukul 9:47 AM

    Terima kasih sudah share mas RKH, saya sendiri sedari kecil sering dipusingkan dengan banyaknya agama yg mempengaruhi kehidupan saya. Tapi dari situlah timbul rasa penasaran untuk memahami masing masing agama, dan mencoba menarik kesimpulan dari nalar dan akal yg di berikan oleh Tuhan. Hakekatnya semua adalah mengajar kebaikan. Mungkin karena sikap ego dari manusia itu sendiri yang kemuadian penjabarannya menjadi lain lain. Pemahaman kurang matang justru merusak agama itu sendiri. Sekali lagi terima kasih, saya jadi bertambah wawasannya. Salam

  105. belajar bercinta
    November 19, 2010 pukul 4:43 PM

    saudara-saudara yg terkasih, mari kita sama2 memahami agama kita masing2 secara mendalam; mengkaji, mentafsiri, menghayati bersamaan dg laku hidup, sehingga meraih buah manis yakni merasakan substansi ajaran agama, “bersatu dg Tuhan”.

    setiap agama yg diturunkan Tuhan pasti memuat herarki ajaran, dari paling dasar hingga tertinggi dg pengalaman spritual, yaitu dekat dengan Tuhan pencipta segenap semesta.

    Nama Tuhan dari mulai Nabi Adam hingga sekarang jumlahlah sangat banyak, setiap agama punya nama tersendiri. ini berkaitan dg sejarah peradaban manusia.
    setiap agama punya ajaran tersendiri, tapi bagaimanapun secara substansial mengarahkan manusia supaya menyerap nilai antara dunia & akhiran, antara lahir & batin, antara nilai horisontal & vertikal. hal ini semua berkaitan dengan segenap potensi manusia yg telah dianugerahkan Tuhan supaya menusia memahami akan dirinya, kehidupan ini, & Tuhannya.

    sampai kapanpun, melalui perdebatan yg berabad-abad dengan segenap referensi buku2, kitab2 sedunia diskusi ini tak akan berujung kalau kita tidak benar2 mendalami agama kita sendiri. prihal pemahaman, ini tidak sekedar baca buku, diskusi atau sekedar memahami & menjalankan ajaran agama hanya sekedar kulitnya saja. karena sejarah memaparkan bahwa seorang penganut sebuah agama yg menyelami ajaran agamanya sangat langka menguasai seluruhnya meski bersusah payah lahir batin. Dari sisi kajian ajaran sampai matipun terus berlanjut, apalagi sisi spiritual. initinya bagaimana kita berproses hingga sampai benar2 dekat dg Tuhan; inilah fokus tujuan terahir dari setiap agama.

    konsep sederhanya; pada garis horisontal agama2 sulit untuk dipertemukan, pada garis vertikal agama2 menuju satu arah, yakni Tuhan Yang Maha Esa.

    garis horisontal sulit untuk disatukan, disamping ritual keagamaan yg beda2 juga disebabkan kapasitas penganut agama dalam memahami/menafsirkan ajarannya, tingkah polah penganut yg berkaitan dg ruang lingkup(sosial,ekonomi,politik, budaya, dll). Hal semacam ini perlu dimaklumi, yg penting bagaimana kita bersikap baik kepada diri sendiri, alam & Tuhan.

    Berkat pemahaman yg mendalam terhadap sebuah ajaran agama & mengamalkan dg sungguh2 semoga kita lekas tercerahkan, tersingkap ribuan tabir, terbukalah yg hakiki, wusul kepada Tuhan. sehingga mampu menyelami kesejatian agama sendiri & agama lain.

    amin

  106. Noorsyaiful
    Desember 12, 2010 pukul 4:02 AM

    Sesungguhnya agama dan syariat telah diberikan kepada setiap umat dalam satu generasi secara sempurna (tidak bertahap). Tauhid adalah kebutuhan yang sangat Fitrah untuk semua mahluk yang diciptakan sekalipun dia kafir (disebut kafir karena adanya pengingkaran kemurnian Tauhid dalam nuraninya). Agama adalah amanah yg pernah ditawarkan kepada seluruh mahluk dan hanya manusialah yang berani menerima untuk memikul amanah tsb. Salah satu terjadinya distorsi kemurnian agama, keyakinan ataupun syariat dikarenakan sifat manusia yang lalai (dorongan hawa nafsu yg dibantu Iblis la’natullah untuk memplesetkan ajaran Ilahi).
    Dengan turunnya Nabi Muhammad SAW adalah sebgai penjelas kembali dari apa yang pernah Allah berikan sebelumnya. Di dalam Alquran, Allah telah berfirman; semua Agama akan kembali Kepada Nya.
    Oleh karena itu setiap umat akan diminta pertanggunga-jawabannya atas amanh yang pernah diberikan.
    Turunnya Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi penutup adalah merupakan jalan singkat yang tidak berliku untuk kembali kepada Sang Khalik (jadi tidak perlu membuang energy untuk melalui jalan berliku yang telah mengalami distorsi seiring dengan telah lama berlalunya waktu, sebagaimana telah disindir melalui Surah Wal Asri).

    Wawlahualam bissawab.
    Wassalam.

  107. surapto toerseno
    Desember 17, 2010 pukul 8:32 PM

    menarik sekali baca blok ini banyak pandangan2 yg lain jadi saya menambah ilmu tentang persamaan agama, semua agama mengajarkan kebaikan kepada pemeluk nya, itu yg jadi persamaan dan perbedaanya juga banyak yaitu tentang TUHAN itu sendiri. jadi kita mau nya apa? kalau kita mencari kesamaan dari agama apasaja ya sama, tapi kalau kita cari perbedaan nya ya banyak jadi mau kemana sih kita ini ,? kan mencari kedamaian , kebahagiaan dunia akirat, ya seharus nya kita mencari persamaan nya saja dan perbedaan itu tidak di msalah kan dan semoga kita bisa hidup bersamaan amin3x

  108. ian
    Januari 28, 2011 pukul 5:34 PM

    Salut saya atas penulis ini, bagi saya sebenarnya semua agama SAMAWI pada dasarnya mengajarkan Kebaikan, cinta kasih, tolong-menolong dalam kebaikan, danmenyatakan Tuhan itu hanya SATU. Sesama umat berAgama haruslah saling bertoleransi dan tidak saling mengganggu serta saling menghormati.

    • rkh
      Januari 29, 2011 pukul 10:51 AM

      Betul mas ian,

      Thx yach.. 🙂

  109. Uyut Aga
    Maret 10, 2011 pukul 3:23 PM

    Yang penting jangan mencari agama mana atau agama apa yang paling hebat, kalau mau diskusi, yah diskusikan saja Apa fungsi dari Agama itu sendiri, sebabnyah di Jaman sekarang inih, banyak Manusia beragama namun berkelakuan Binatang.

    • rkh
      Maret 18, 2011 pukul 10:57 AM

      Betul mas Uyut Aga,

      Tidak ada gunanya mencari agama yg paling hebat.. yg benar dan berguna adalah mencari kebenaran dalam agama.. 🙂

      Itu bisa dimulai dari agama sendiri.. dan ajaran agama yg benar pasti jg mengajarkan agar manusia berkelakukan baik. Kalau manusianya tidak baik, itu bukan salah agamanya, itu berarti manusianya yg tidak dapat melaksanakan agamanya dg baik.

      Terima kasih 🙂

  110. panji
    Maret 28, 2011 pukul 3:45 PM

    semoga Alloh memberikan hidayah kepada seluruh umat hindu di dunia…

    • rkh
      Maret 29, 2011 pukul 10:59 PM

      Amin..

      Thx mas panji.. 🙂

  111. bilal hasan
    Maret 29, 2011 pukul 12:28 PM

    yang di tampil olek penulis ini setelah mendengarkan diskusi Dokter Naik dan Pendeta Hindu adalah kemiripan bukan ke persamaan, seperti Tuhan itu Satu, amaliah dengan sesama manusia dan cara berinteraksi dengan sesama manusia itu ada kemiripan, bukan berarti “sama”, dan penjelasan itu juga bukan berarti umat Hindu harus menjadi muslim, tapi mari kita mengkaji kitab kita masing kita cari kemiripannya, sehingga kita bisa hidup berdampingan dengan baik berdasarkan kemiripan itu bukan saling mencurigai satu sama lain dan berkata kotor atau menjelkkan agam lain.

    • rkh
      Maret 30, 2011 pukul 11:17 AM

      Halo mas bilal hasan..

      Pemikiran anda sangat baik.

      Terima kasih 🙂

  112. NagaSena
    April 15, 2011 pukul 11:30 AM

    Wah nih Blog bagus sekali…
    sy pengikut ajaran Buddha. pendapat sy tentang Dr. Zakir, Maksud dan tujunan apa dia malakukan perbandingan tiap agama khususnya disini Hindu&Islam??mnurut sy Sah2 saja hal itu dilakukan jika hanya sebatas untuk pengetahuan dan wawasan keilmuan saja. Tapi sangat disayangkan jika diBalik itu semua ada maksud untuk Menarik umat Hindu kepada islam apa lagi Jika sampai menganggap rendah ajaran lain.

    persamaan dan perbedaan pasti ada dalam setiap agama apapun sy kira, tapi yang paling penting adalah bagaimana orang tersebut menyikapi hal tersebut.

    khusus dalam hal KeTuhaan sperti apa yg diBahas oleh Dr. Zakir ini,dalam Agama Buddha dikatakan bahwa Tuhan itu [b]”Atthi Ajatam Abhutam Akatam Asamkhatam”[/b] yang artinya “Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak”.

    sy rasa seorang Hindu tidak perlu risau tentang hal seperti ini, malah justru sebaliknya tidak perlu pindah keYakinan karna malah Al-Quran justru mengakui ajaran Weda itu sendiri bahwa Hindu itu menyembh Tuhan yang Satu 🙂

    buat sy agama itu seperti “Suatu Garis Yang Menuju Ke Satu Titik, sedang Garis itu Tidak di Tempat Yang Sama”

    sy kira Mas. RKH buat tulisan ini bukan untuk BerDebat tapi untuk BerDiskusi kan.. 🙂 🙂

    Salam Damai…

    • rkh
      April 18, 2011 pukul 11:27 AM

      Betul mas NagaSena..

      Bagi saya.. mencari kebenaran adalah sesuatu yg sangat baik. Diskusi adalah diskusi. Konversi agama adalah hak setiap orang secara pribadi. Tidak boleh ada paksaan dalam agama. Islam mengajarkan seperti itu.

      Betul sekali, niat saya adalah berdiskusi. Dalam suatu diskusi tentu bisa ada sedikit perdebatan, dan itu wajar. Kalau ada perdebatan, lakukan dg cara yg paling baik, itu adalah perintah Tuhan dalam Al-Qur’an yg harus saya lakukan.

      Terima kasih & salam damai.. 🙂

      • NagaSena
        Juni 3, 2011 pukul 3:05 PM

        Boleh Tanya.. Apa Anda Sudah Menemukan Kebenaran Sejati Itu??
        atau Masih Mencari???

      • rkh
        Juni 3, 2011 pukul 4:14 PM

        mas NagaSena,

        Saya tidak berhak mengklaim sudah menemukan itu. Karena kebenaran sejati tentunya hanya Tuhan yg tahu. Kita hanya bisa untuk terus berusaha mendekatinya.

        Tapi setidaknya alhamdulillah saat ini saya sudah tahu lebih banyak dari beberapa tahun yg lalu. Dan semakin meningkat kemampuan berpikir saya, serta semakin banyak ilmu yg saya dapatkan, semakin saya yakin bahwa Islam adalah agama yg benar.

        Terima kasih 🙂

  113. NagaSena
    Juni 21, 2011 pukul 11:28 AM

    rkh :mas NagaSena,
    Saya tidak berhak mengklaim sudah menemukan itu. Karena kebenaran sejati tentunya hanya Tuhan yg tahu. Kita hanya bisa untuk terus berusaha mendekatinya.
    Tapi setidaknya alhamdulillah saat ini saya sudah tahu lebih banyak dari beberapa tahun yg lalu. Dan semakin meningkat kemampuan berpikir saya, serta semakin banyak ilmu yg saya dapatkan, semakin saya yakin bahwa Islam adalah agama yg benar.
    Terima kasih

    Apakah Islam juga menerima atau mengakaui Kebenaran yang ada diLuar islam atau sama sekali tidak ?
    Sy suka melihat orang Islam melafalkan nama Allahhu Akbar atau SubhanuAllah dengan lama sekali mengunakan tasbeh. Pada saat tersebut kemana Pemusatan Pikiran meraka, apa objek yang dipakai atau hanya cukup melafalKan saja?

    thks.

    • rkh
      Juni 25, 2011 pukul 11:13 AM

      mas NagaSena,

      Kalau anda melihat kolom sebelah kanan atas dari blog ini, saya cantumkan terjemahan ayat dari QS. Al-Ankabut 46 :
      …”Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu, Tuhan kami dan Tuhan kamu satu, dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.”

      Ya, Islam tidak menolak sama sekali kebenaran di luar Islam. Islam mengakui kalau Tuhan semua agama (kalau agama itu memang benar dari Tuhan) adalah Tuhan yg sama, Tuhan yg satu. Demikian juga dg ajaran (kitab2x) yg diturunkan selain Al-qur’an, Islam juga mengakuinya (dalam bentuk aslinya). Karena sebenarnya agama yg diturunkan Tuhan kepada manusia itu hanya satu, tapi kemudian manusia banyak menyimpangkan ajarannya dan memberi bermacam2x nama, sehingga kemudian jadi terlihat berbeda.

      Di Islam kami percaya bahwa semua agama itu adalah Islam, karena Islam sudah dibawa oleh nabi/manusia pertama yaitu nabi Adam. Agama itu diturunkan Tuhan secara berangsur2x sesuai dg tingkat kemampuan manusia saat itu dan disesuaikan dg kondisi dan kebutuhan saat itu dan di lokasi itu. Dan itu terus disempurnakan dari zaman ke zaman. Dan agama itu disempurnakan dg diturunkannya Islam yg dibawa oleh nabi Muhammad.

      Maka kalau anda mengetahuinya, Islam adalah nama yg diberikan Tuhan pada agama yg dibawa oleh nabi Muhammad setelah agama itu disempurnakan oleh Tuhan, dan ini tercantum dalam kitab suci kami, Al-Qur’an. Sedangkan di agama lain tidak. Nama agama Hindu diambil dari komunitas sekitar tempat berkembangnya ajaran itu, yaitu Hindi (India), nama agama Budha diambil dari gelar pembawa ajarannya yg sebenarnya beragama Hindu, nama agama Yahudi diambil dari komunitas bangsa penerima ajaran tersebut dari nabi Musa, nama agama Kristen diberikan oleh musuh2x agama itu sendiri dari gelar Yesus yaitu Kristus (Christ), bukan oleh Yesus yg diakui sbg pembawa ajaran itu, dan bukan oleh Tuhan yg disembah oleh Yesus.

      Dr. Zakir Naik dalam video ceramahnya yg jadi referensi untuk tulisan ini juga saat ditanya apakah umat Hindu perlu berpindah ke Islam, beliau menjawab, asalkan ajaran2x asli di Hindu yg sama dg ajaran Islam dapat dijalankan dg baik oleh orang Hindu, maka mereka tidak perlu pindah ke agama Islam. Itu yg dikatakan beliau di ceramahnya. Dan itu sangat wajar, karena bila ajarannya sama, maka tidak ada masalah, itu hanya masalah nama saja.

      Tapi satu pertanyaan penting di sini adalah, bisakah terjadi? Sedangkan kebanyakan umat Hindu sudah mempercayai hal yg berbeda? Dan kalau mempercayai ajaran aslinya dan mempercayai nabi Muhammad sbg nabi, dimanakah dapat ditemui ajaran nabi Muhammad dg baik? Dimanakan orang dapat menjalankan ajaran nabi Muhammad dg baik saat ini? Ya, di Islam. Tapi itu hanya logika berpikirnya saja, sedangkan untuk masalah konversi agama adalah urusan masing2x individu, tidak boleh ada paksaan dalam agama, itu adalah perintah Tuhan dalam Islam.

      Tentang pertanyaan anda saat umat Islam melafalkan Allahuakbar dan Subhanallah menggunakan tasbih (sering disebut wiridan), kemana pemusatan pikiran mereka? Islam tidak mengenal penggunaan figur berbentuk apapun untuk konsentrasi saat wiridan itu seperti di agama2x lain, karena memang jelas diajarkan bahwa tidak ada bentuk apapun yg serupa dg Tuhan. Dan itu akan menghasilkan pemusatan pikiran yg lebih baik untuk puncak konsentrasi. Agak sulit untuk menjelaskan pada anda secara kata2x tulisan di sini. Tapi paling tidak bisa saya sampaikan bahwa di Islam diajarkan bahwa saat sholat, yg bisa juga diterapkan saat wiridan, untuk melakukannya “seakan2x engkau sedang melihat Allah, tetapi kalau engkau tidak dapat melakukannya, maka lakukanlah seakan2x Allah sedang melihatmu”. Sangat indah dan juga sangat mudah sebenarnya.

      Demikian sedikit penjelasan saya, semoga bisa memberikan pencerahan.

      Terima kasih. 🙂

    • NagaSena
      Agustus 4, 2011 pukul 4:36 PM

      Saya lihat apa yang ada dipikiran Anda bahkan si Dr. Naik adalah bahwasannya agama Hindu itu Telah salah karna telah menyimpang dari yang asli dengan rujukan Kitab Weda tentang KeTuhanan. Bahwa Tuhan diartikan sebagai Trimurti yaitu Brahma, Siwa dan Wisnu. Sedangkan Sejatinya Bahwa Tuhan itu tidak dapat disamaKan dengan apapun juga.

      Anda mengatakan bahwa kebenaran sejati hanya Tuhan yang tahu. dari sini saya kira tidak patutLah kita mengatakan bahwa ajaran mereka salah dan yang Benar ajaran yang kami anut.

      Menurut saya dari sekian banyak agama yang ada ataupun itu suatu keprcayaan yang diYakini seseorang. Pada Hakikatnya hanya Tuhan yang tahu KeBenaran Sejati itu.

      dalam pemikiran Anda, apakah ingin mengatakan bahwasanya jika suatu agama ataupun suatu kepercayaan baru dianggap benar jika mengajarkan Tuhan yang satu??
      apakah itu yang menjadi Patokan anda untuk dijadikan standard Benar atau Salah???
      terlepas dari tata cara ibadah mereka berbeda dengan yang anda anut…

      Jika memang Islam menerima Juga Kebenaran yang ada diLuar islam, maka jangan Anda berfikir bahwa agama lain Salah. terkadang kita hanya melihat dari sudut pandang kita sendiri tanpa mempertimbangan hal-hal lainnya.

      thanks…
      🙂

  114. muslim
    Juli 25, 2011 pukul 8:42 PM

    Pak Rkh…. bapak belajar semua ini (perbandingan agama) dengan guru atau otodidak?

    • rkh
      Juli 30, 2011 pukul 9:03 AM

      Halo mas muslim..

      Saya belajar perbandingan agama secara otodidak, dan tidak ada guru khusus. Guru saya adalah buku2x, video, Internet, hasil diskusi, dan pemikiran pribadi (di atas semua itu tentu saja bimbingan dari Allah SWT). Ini membuat guru saya ada banyak sekali, sebab saya juga tidak percaya pada satu guru tertentu saja, karena itu bisa membatasi wawasan dan kebebasan berpikir saya. Jadi anda juga bisa belajar seperti saya.

      Terima kasih. 🙂

  115. Agustus 4, 2011 pukul 4:41 PM

    Luar biasa…… salud untuk mas RKH… mohon bimbingannya….

  116. Agustus 5, 2011 pukul 4:01 PM

    mas, kalo ada pemeluk hindu yang bilang:

    konsep Ketuhanan Hindu dan Islam/Kristen/Yahudi berbeda, Hindu memiliki 3 Konsep Ketuhan , yaitu Tuhan yang satu, Tuhan dalam banyak wujud, dan tuhan yang satu digabung dengan Tuhan yg banyak wujud, yg mengatakan sama hanyalah kita untuk Toleransi, pertanyaannya apakah mereka pernah mengakui Tuhannya Hindu ? dan pada konsep tersebut mereka tidak mengajarkan itu ! Makanya Hindu adalah agama yg lebih toleran dari mereka. mengenai awatara, bukanlah persepsi tapi memang itulah yg tersurat dalam weda terutama di bagawad gita. Sri Kresna jelas bersabda Beliau adalah Tuhan yg turun kedunia sebagai awatara (bukan Reinkarnasi ), dan Tuhan tidak pernah ber reinkarnasi, yg reinkarnasi itu hanya mahluk hidup.

    bagaimana menurut mas?

    • Januari 12, 2012 pukul 3:08 PM

      wah… seru sekali saya baca… 😀
      Sedikit untuk membenarkan saja mas (dan ini masih dalam koridor pemahaman saya)
      Konsep keTUHANnan dalam hindu itu adalah esa… namun TUHAN itu adalah acintya (tidak terpikirkan).
      Jadi, agar bisa diresapi, dikenalkanlah konsep fungsi (dewa, awatara, dll) sehingga semua berada dalam pemahaman manusia…
      bila anda memang ingin mengerti, bukan hanya jadi bahan debat atau untuk mempengaruhi orang lain, maka anda akan memahami konsep2 yg ada dalam hindu.

      Jujur saja, dari yg saya ikuti dari atas, semua seperti debat untuk menunjukkan mana yg benar atau salah…
      Religion… is not about right or wrong, it’s about understanding…
      but yet… it still an option… 😀

  117. September 9, 2011 pukul 5:12 PM

    hem kaian berdebat apa sie,, lakukan swadhrama sajalah ,, cara membandingkan ajaran dari Tuhan adalah Proses Penciptaan Semesta……….. Tuhan pasti tahu bagimana Yang diciptakan Beliau saya baca banyak pada aneh di aajaran abrahamik ada yang menyebut bumi datar,, ada yang memnyebut bumi lempeng dipisahkan bumi da langit… saya tak mengerti saya seorang hindu dan pacar saya seorang muslim … ayahnya seorang ustad .. Saya tanyaktentang penciptaan bumi itu jauh saya nalar belum saya bandingkan dengan Weda yang sangat luar biasa barudengan kjenyataan tak masuk akal,, Penciptaan manusia juga seperti cerita dongeng atau budaya Yunani kuno saja aneh ,,,,,,,,,,,

  118. September 26, 2011 pukul 12:12 AM

    Semoga semua mat muslim di dunia mendapat hidayah agar kembali ke ajaran sejati Tuhan Yang Maha Esa, yaitu : Sanatana Dharma

  119. arya kepakisan
    Oktober 10, 2011 pukul 7:04 AM

    kayaknya anda harus belajar tentang hindu lebih banyak lagi…nanti akan anda dapatkan lebih banyak perbedaan disana..kurang bijaksana apabila anda mengambil sebagian2 seperti itu kemudian disama2kan…thx

  120. arya kepakisan
    Oktober 10, 2011 pukul 7:06 AM

    bagaimana pendapat saudara mengenai ini?
    http://www.wahyuislam.wordpress.com/

  121. laras utami
    November 24, 2011 pukul 12:25 AM

    lalu bagaimana dengan pernikahan antara lelaki hindu dan wanita islam?? mohon dijawab ya

  122. regemayem
    Desember 27, 2011 pukul 7:04 PM

    Artikel tahun 2007? Wow …
    Hindu dan Islam Ternyata Sama ?
    Perhatikan saja tulisan “Om” dalam huruf India dan “Allah” dalam huruf Arab.
    juga lihat tulisan ini :
    Sebuah Ijtihad : Islam, Kristen, dan Yahudi meyakini reinkarnasi?
    http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2236932-sebuah-ijtihad-islam-kristen-dan/

  123. punx unterse
    Desember 30, 2011 pukul 3:02 PM

    Ehm… Saya tak melihat adanya pernyataan mas RKH tentang benar/salah suatu agama, tapi lebih kepada “Bahwasannya agama Islam-Kristen-Hindu-Yahudi berdasar pada satu hal yang sama”. Tapi kenapa bahasannya semakin kebawah jadi semakin berdebat tentang benar/salah suatu agama siy…????

    Santai aja lah… Agama juga tak perlu dilihat mana yang lebih tua dan mana yang lebih muda. Tapi lihat sebagai sebuah ajaran yang berniat untuk memberikan panduan bagi umat manusia agar menjadi lebih baik.

    Ajaran sejati ke-empat agama yang disebutkan di atas juga sama sejatinya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa, Maha Satu, Maha Besar, Maha Segalanya. Kenapa harus dipertentangkan antara agama satu dengan yang lain???

    Kembali lagi, saya lebih melihat artikel ini sebagai gambaran bahwa agama itu sama pada dasarnya. So ga perlu berdebat soal perbedaan. Apalagi cuma perbedaan persepsi tentang makna suatu kalimat, ayat, atau sokla dalam suatu kitab.

    Andai semua melihatnya seperti ini, sebagai suatu kesamaan, insya 4JJI ga akan ada permusuhan. Yang ada justru saling menghargai keragaman dan menjadikannya sebagai suatu tolok ukur kerukunan.

    So… Ayolah… Santai aja… Di dada BURUNG GARUDA kita ada 5 simbol ke-sila-an dan kelima-limanya memberikan dukungan yang sama dan ikatan pada berbagai keragaman kita (lihat pita di kaki BURUNG GARUDA).

    DAMAI, ADIL, SEJAHTERA DAN BERSATU…

  124. Februari 18, 2012 pukul 4:29 AM

    maaf ikut komen yaa,salam kenal semuanya…..salam damai sejahtera smuanya

    sekali lagi mohon maaf,sudah biasa dari jaman dahulu sampai skrg,dari perbedaan bahasa dan budaya,kadang dalam penafsiran alquran dan hadist pun jadi berbeda dengan maksud aslinya,,,..namun kadang para ustd2 pun terlalu memaksakan,dimirip-mirip agar mendekati….makanya menurut saya memang harus mengetahui sampai kepada yg aslinya,minimal lebih mendekati yg asli,karena saya yakin semua alkitab..kenyataannya dituliskan setelah sang rosul/nabi nya wafat,itupun kebanyakan kitab ditulis antara 200 s/d 500 tahun setelah nabi nya wafat….jadi menurut saya kembali kepada diri kita dalam menyingkapi dan menyelaminya,memang harus dengan secara, wening galih,makanya jika kita terlalu jauh keluar dari diri dalam mencari kebenaran,malah akan semakin menjauh,jadi sebaiknya dalam segala sesuatu seperti makan,dengan dikunyah dahulu,dirasakan baru ditelan,hingga yakin dgn apa yg kita rasakan dan kita telan,lalu diolah didalam tubuh kita hingga menyatu hingga menjadi energi,lalu ampasnya dikeluarkan lagi…

    dan satu lagi,maaf saya titip link ,silahkan juga kunjungi situs Budaya :http://www.dijatisunda.suryajaticonsult.co.cc/

  125. Februari 18, 2012 pukul 4:37 AM

    punx unterse :
    Ehm… Saya tak melihat adanya pernyataan mas RKH tentang benar/salah suatu agama, tapi lebih kepada “Bahwasannya agama Islam-Kristen-Hindu-Yahudi berdasar pada satu hal yang sama”. Tapi kenapa bahasannya semakin kebawah jadi semakin berdebat tentang benar/salah suatu agama siy…????
    Santai aja lah… Agama juga tak perlu dilihat mana yang lebih tua dan mana yang lebih muda. Tapi lihat sebagai sebuah ajaran yang berniat untuk memberikan panduan bagi umat manusia agar menjadi lebih baik.
    Ajaran sejati ke-empat agama yang disebutkan di atas juga sama sejatinya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa, Maha Satu, Maha Besar, Maha Segalanya. Kenapa harus dipertentangkan antara agama satu dengan yang lain???
    Kembali lagi, saya lebih melihat artikel ini sebagai gambaran bahwa agama itu sama pada dasarnya. So ga perlu berdebat soal perbedaan. Apalagi cuma perbedaan persepsi tentang makna suatu kalimat, ayat, atau sokla dalam suatu kitab.
    Andai semua melihatnya seperti ini, sebagai suatu kesamaan, insya 4JJI ga akan ada permusuhan. Yang ada justru saling menghargai keragaman dan menjadikannya sebagai suatu tolok ukur kerukunan.
    So… Ayolah… Santai aja… Di dada BURUNG GARUDA kita ada 5 simbol ke-sila-an dan kelima-limanya memberikan dukungan yang sama dan ikatan pada berbagai keragaman kita (lihat pita di kaki BURUNG GARUDA).
    DAMAI, ADIL, SEJAHTERA DAN BERSATU…

    —-
    waduh,,bacanya lumayan lama juga…..hehee ,kayaknya harus bertahap…dari atas sampai bawah atu per atu…

  126. Nepal
    Desember 13, 2012 pukul 2:06 PM

    Untuk Mas RKH. Sebaiknya Lihat Video ini :

  127. Nepal
    Desember 13, 2012 pukul 2:13 PM

    Untuk Mas Rkh dan teman2 dari Agama Samawi. LihatLah ini :

    semoga mendapat pencerahan atau seTidaknya sedikit menambah pengetahuan…
    terlepas dari Benar dan Salah…. !!!!

    cheer…

  1. Februari 19, 2009 pukul 1:39 PM
  2. Januari 17, 2010 pukul 5:24 AM
  3. Februari 28, 2010 pukul 3:57 AM
  4. Juli 28, 2010 pukul 12:13 AM
  5. Agustus 24, 2010 pukul 10:19 AM
  6. Oktober 14, 2010 pukul 2:53 AM
  7. Oktober 14, 2010 pukul 3:54 AM
  8. Mei 30, 2011 pukul 12:00 PM
  9. Juni 6, 2011 pukul 9:40 PM
  10. Desember 12, 2011 pukul 9:17 AM
  11. Desember 12, 2011 pukul 9:21 AM

Tinggalkan Balasan ke firdaus Batalkan balasan